𝟮| 𝗧𝗵𝗼𝘀𝗲 𝗟𝗶𝗽𝘀

1.8K 174 73
                                    

"Ah, j-jangan di san- Aahkk!"

Kelopak matanya menutup dengan erat, sedang alisnya bertaut tajam. Suara rintihan berusaha ia redam agar tak keluar dengan cara menggigit bagian bawah bibir. Peluh mengalir dari dahi. Seluruh reaksi tubuhnya merespon dari rasa sakit yang ia rasakan. Mereka bergetar kuat, dengan jemari-jemari tangan yang meremat kuat bantal sofa. Sedang jari-jari kakinya mengepal kuat menahan perih di daerah bawah tubuhnya.

"Tahan sedikit lagi."

Pria itu lagi-lagi menyentuhnya. Setiap gerakan yang pria itu lakukan menghasilkan sengatan rasa sakit pada sekujur tubuhnya. Kepulan uap panas keluar dari bibirnya dikala ia melenguh. Dadanya sesak dan berdegup kencang. Sedangkan wajahnya memerah padam menahan perih.

"K-Kumohon jangan lag- Uuh.."

Zeke hanya bisa menelan ludahnya kasar. Keadaan selangkangannya 'amat sangatlah' tidak baik. Mendengar seorang gadis menahan rintihan dengan ekspresi sensual seperti itu benar-benar membuatnya hampir hilang kendali. Ia mati-matian menahan akal sehatnya agar tidak menyerang gadis muda yang nampaknya memiliki hubungan khusus dengan sang adik. Tidak lucu bila terjadi skandal kotor antara dua kakak beradik yang memperebutkan seorang gadis. Apalagi gadis yang jauh di bawah usianya yang sudah matang. Zeke pun dengan hati khawatir sesekali curi-curi melihat ke arah pintu. Siapa tahu saja tiba-tiba rumahnya didobrak oleh FBI, dan ia ditangkap karena dituduh melakukan perbuatan pedofilia.

Ah, benar-benar ngeri. Ia tidak mampu membayangkannya sendiri.

Zeke pura-pura membersihkan kerongkongannya. "E-Ekhm, sebentar lagi selesai." Ujar pria itu sedikit canggung.

Telapak tangan lebar dengan jemari-jenari panjang dan kokoh itu meraba bagian kaki sang gadis di bawah. Memijatnya pelan, berusaha tidak memberi rasa sakit yang lebih. Namun segera, ia memposisikan diri pada ancang-ancang. Tiba-tiba saja, pria itu menggerakkan bagian tubuhnya secara tiba-tiba. Membuat gadis itu sontak saja langsung terkesiap. Matanya membelalak lebar dan bahunya tersentak kuat.

'KRAK'

"A-AAKHH!"

Air mata sontak keluar dari sudut mata (Name). Ia tak kuasa lagi menahan rasa sakit luar biasa pada area bagian bawah. Ia disentak dengan gerakan tiba-tiba yang amat menyakitkan untuknya. Isakan kecil ikut keluar dari bibirnya yang merah merekah. Bahkan bibirnya yang sedari tadi ia gigit itu menjadi terluka dan mengeluarkan darah akibat tergigit terlalu kuat.

"Sudah selesai. Bagaimana?" (Name) mendengar suara yang pria mengalun di telinganya.

(Name) meringis sambil mengusap air matanya sendiri. "I-Ini sakit sekali.."

Melihat sang gadis dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan, Zeke kembali memijat kaki sang gadis agar lebih rileks. Harusnya rasa sakitnya sudah lumayan banyak berkurang daripada tadi. Namun pria itu tahu bahwa gerakannya yang tiba-tiba tadi benar-benar membuat rasa sakitnya memuncak.

"Tenang saja, rasa sakitnya akan segera hilang." Ujar Zeke menenangkan (Name). "Coba kau gerakkan kakimu."

(Name) sebenarnya agak takut-takut. Namun melihat tatapan Zeke yang sepertinya amat meyakinkan, ia pun akhirnya mengikuti instruksi pria itu yang menyuruhnya untuk mencoba menggerakkan kaki. Dan voila, rasa sakitnya tidak terasa separah tadi. Bahkan ia sudah bisa menggerakkan pergelangan kakinya dengan gerakan memutar. Yah, walaupun masih ada beberapa titik yang dirasanya masih cukup sakit.

Mata gadis itu sontak berbinar menatap pergelangan kaki kanan yang sudah lumayan bebas bergerak. "Wow, sakitnya benar-benar berkurang." Arah pandangannya kini beralih kepada si surai blonde. "Tak diragukan lagi, kau memang dokter yang hebat!"

𝐌𝐀𝐑𝐑𝐘 𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 | 𝘇𝗲𝗸𝗲 𝗷.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang