22 | Tas hilang

65 10 0
                                    

Catatan;

Jangan lupa vote sama komen ya? :(




***




"Jadi, kenapa lo tiba-tiba mau temenan sama kita berdua?" tanya gue ke Berlyn setelah makanan kita habis, jam istirahat juga masih ada.

"Gak ada apa-apa sih, cuman mau aja temenan sama kalian, salah gitu?"

"Gak, tapi... gak bener juga menurut gue. Kita gak saling 'kenal' buat jadi teman,"

"Tak kenal, maka tak sayang. Kalau soal saling kenal sih, ya itu mah gampang, waktu masih banyak, jadi pergunain tuh waktu buat kita saling kenal satu sama lain."

Gue mendengus denger kalimat dia. "Lo mending cari yang lain aja deh buat dijadiin teman, gue sama Alexa jangan,"

"Loh kenapa?"

"Gue sama Alexa ogah temenan sama lo,"

"Dih, alasan macam apa itu?"

"Bukan alasan macam apa, yang jelas kita gak mau temenan sama lo dan gue sama sekali gak mau lagi berhubungan sama orang kayak lo,"

"Seriously? Kenapa—Oh apa karena—ekhm! I'm not a virgin? Or gue punya skandal yang bisa bikin sekolah ini gonjang-ganjing?"

"Gak ke duanya, mau lo perawan atau gak, mau lo bisa bikin nih sekolah hancur dengan skandal lo itu... gue gak peduli karena itu urusan pribadi lo sendiri yang sama sekali gak merugikan, gue punya alasan tersendiri untuk gak terlibat jauh sama lo,"

"Ya kalau bukan ke duanya apa? Terus maksud dari alasan lo yang gak mau terlibat jauh sama gue itu, apa?"

"Cuman gak mau aja temenan sama lo,"

"Kenapa gue tanya?"

Wah, kayaknya kalau gue tetap diam aja dan gak mau kasih tau Berlyn alasan gue gak mau terima dia jadi teman gue... nih pembicaraan pasti gak bakal selesai-selesai.

Berlyn keras, gue juga sama kerasnya, cuman kalau saling keras gini pasti gak bakalan selesai. Sialan! Kenapa juga sih dia mau temenan sama gue?

"Gue gak mau temenan sama lo karena kriteria muka lo gak pantes buat jadi teman gue," ucap gue pada akhirnya sambil natap Berlyn tepat di matanya.

"Kenapa? Emang kenapa sama muka gue?"

Ngehembusin nafas lagi, gue kembali berucap;

"Karena lo good looking, jadi gak pantes banget lo jadi temen gue bareng Alexa,"

"Gue gak tau harus seneng apa sedih?" Berlyn masang muka bete dia yang terkesan masam.

"Gak ke duanya, jadi lebih baik lo pergi dari sini sekarang dan jangan pernah temuin gue lagi,"

Ya gak apa-apa, gue sadar alasan gue gak nerima Berlyn sebagai teman itu pasti terlalu drama, tapi jujur aja emang begitu alasan gue yang sebenarnya buat gue nolak permintaan pertemanan dia. Berlyn bisa dikategorikan sebagai orang yang good looking, dia cantik, nah kalau dia jadi temen gue sama Alexa rasanya kurang pas deh, dia terlalu 'bagus' kalau bersanding dengan gue dan Alexa yang punya muka super pas-pasan.

"Lo gak jelas Bri," ucap Berlyn.

"Emang, sekarang lo udah tau'kan kalau gue gak jelas, jadi lo masih mau temenan sama orang yang gak jelas ini?"

"Masih,"

Sialan! "Mau lo apa sih sebenarnya, hah?"

"Cuman mau temenan kok sama kalian, emang salah ya?"

BestariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang