The Confession

984 105 27
                                    

“good morning Granger” sapa Anthony Goldstein saat melihat Hermione memasuki ruangan auror lebih pagi dari biasanya.

“Good morning Goldstein, apa Harry ada?” tanya Hermione to the point.

“Hermione? Kukira kau mengambil cuti satu minggu?” Suara Harry diikuti suara pintu yang menutup pelan membuat Hermione membalikkan badannya dan tersenyum sedih pada kepala Auror itu.

Harry memimpin Hermione masuk kedalam ruangannya.

“Are you okay?” Tanya pria itu ketika mereka sudah di ruangan Harry.

“fantastic” jawab Hermione singkat, kedua tangannya memegang erat Pumpkin Spice latte, dia menunduk, pandangannya terarah pada heels berwarna burgundy yang dia pakai hari ini

Sebenarnya Hermione masih memiliki 5 hari cuti, namun dia tidak memiliki tenaga untuk berada di flatnya dan melakukan apapun tanpa Draco Bloody Malfoy melintas di pikirannya.

Dan Hermione tau jika Draco masih memiliki satu hari libur lagi yang diberikan oleh Kingsley, lagipula Hermione tidak berharap untuk bertemu dengan pria itu dulu.

Mungkin tidak akan pernah lagi.

“jadi apa yag terjadi?” Hermione mengangkat kepalanya menatao Harry yang sudah duduk diseberangnya dengan tatapan khawatir.

“Entahlah Harry, aku tidak tau harus mulai darimana” ucapnya sambil mendesah pelan.

“Baiklah, bagaimana jika kau mulai kenapa kau mencariku sepagi ini karena kau akan bertingkah seperti ini saat kau mengalami panic attact ringan dan tidak sanggup sendirian saat ini saat kau seharusnya menghabiskan liburanmu di Burnsall, atau membaca Hogwarts: A History sambil membelai makhluk rakus yang selalu mencakar sepatuku disetiap kesempatan” Hermione tersenyum, setidaknya Harry masih bisa membuatnya tersenyum ringan walaupun dengan mengangkat fakta bahwa dia juga tidak menyukai Crookshanks.

“aku hanya merindukanmu Harry, itu saja” pria berkacamata itu menautkan alisnya.

“Hm, jangan sampai Ginny mendengarmu”

“oh come on, Ginny loves me” ucap Hermione sambil meraih tasnya.

“Aku akan ke ruanganku sekarang, terima kasih Harry” Hermione tidak memberi kesempatan untuk sahabatnya itu berbicara hingga dia berada didepan pintu dan tangannya sudah memegang handle pintu.

“Kau tau kau bisa bicara apa saja padaku kan, Hermione?” kepala gadis itu mengangguk tanpa membalikkan wajahnya sedikitpun pada Harry dan dia menghilang dari balik pintu.
Hermione tidak mengerti.

Dia sering mengalami kehilangan, dimulai sejak usia dini saat dia kehilangan boneka bebek favoritnya saat dia mendaki gunung dengan orangtuanya, kehilangan Ron karena dia lebih memilih meningkatkan karirnya dibanding menjadi penonton setianya saat pertandingan Quidditch.

For Merlin’s sake, Hermione bahkan tidak menyukai Quidditch dan itu mengalir didalam aliran darahnya.
Namun saat dia melewati meja kosong didepan ruangannya, dia merasa kekosongan luar biasa siap memakannya saat itu juga.

Tanpa Hermione sadari, dia sudah berdiri didepan meja kayu Cherry itu selama beberapa menit sebelum dia mengumpulkan kesadarannya dan memasuki ruangannya sendiri, menenggelamkan dirinya sendiri dalam pekerjaan.

---

Sinar matahari mengintip masuk melewati tirai tebal didalam flat Draco.

Botol-botol kaca yang sebelumnya berisikan Fire whiskey ada di atas meja ruang tamu, sedangkan Draco terbaring di sofa kulitnya, tangan kanannya menutup matanya.

What Happened in Burnsall?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang