Tres

59 14 6
                                    


Happy Reading!!!

Daniela yang sudah lelah melamun sambil memandangi langitpun memilih pulang. Menurutnya ini memang sudah waktunya dia harus pulang dan daripada dia berlama-lama disana dan tak mendapatkan hasil, lebih baik ia bercerita pada orangtuanya saja.

Daniela sampai dirumah dalam keadaan kurang baik, dirumah ia segera memeluk ayahnya yang ada disana lalu menceritakan semua yang dialaminya sampai membuatnya merasa sedih seperti sekarang.

Didalam pelukan ayahnya ia bercerita kalau ia merasa bersalah pada seseorang anak manusia karena dia telah membantunya tapi malah membuat anak itu semakin sengsara karena bantuannya tersebut.

Daniela merasa tak bisa memaafkan dirinya sendiri. Iapun menangis. Ayahnya segera menyeka air mata yang jatuh membasahi pipi Daniela itu dan mencoba menenangkannya. Apa yang dilakukan Daniela itu baik dan sama sekali tidak salah.

Tapi Daniela masih merasa bersalah dan bertingkah bodoh sekali saat membantu anak itu. ayahnya menenangkan Daniela lagi agar dia tidak sedih. semua yang dilakukan Daniela tidak salah. Hanya orang jahat itu yang terlalu jahat.

Daniela mulai berhenti menangis. Diapun bertanya apa yang harus dilakukannya untuk menebus kesalahannya itu. ayahnya hanya menunduk dengan sedikit kebingungan harus menjawab apa. Ia rasa Daniela tak bisa melakukan sesuatu untuk membantu Martin.

Melihat Daniela yang terus memperhatikannya sebagai keinginan mendapat jawaban itu ayahnyapun tersenyum dan mengusap punggung anaknya. Daniela agak kesal dengan tidak ada jawaban dari ayahnya itu. Dia tahu ayahnya tak mempunyai jawaban apapun.

Besoknya Daniela kembali pergi ke taman. Dia masih tak tahu apa yang akan ia lakukan pada Martin. Ketika diam disana sambil memikirkannya, Daniela terkaget dengan suara kursi yang membuat sedikit bergoncang. Ia melihat ke arah sampingnya, Martin.

Lagi-lagi ia melihat Martin sedih seperti ini. Kasihan Martin. Daniela memandangnya penuh iba. banyak sekali masalah yang hinggap padanya dan membuat wajah ganteng sedikit tertutupi dengan kesedihannya itu dan tak seorangpun mau menghibur anak manis ini.

Daniela tak pernah melihat seorangpun berusaha menghiburnya. Apakah tak ada seorangpun yang peduli padanya? ingin menanggung sedikit beban yang dialaminya? Berusaha mencari tahu keadaannya dan mau mendengarkan seluruh keluh kesahnya. Begitu banyak orang di dunia ini tapi tak seseorangpun ingin membantu dan mencari tahu. Daniela sedih. bagaimana kalau dia yang berada pada posisi Martin? Apakah ia bisa tegar menerima semuanya? Ataukah dia juga akan frustasi seperti Martin sekarang atau lebih parah dari apa yang Martin perbuat? Sungguh membayangkannya adalah hal yang sangat berat.

Teman-teman sekelasnya yang sedang bermain melihat Martin sendirian duduk di taman. Mereka tersenyum kecut dan berniat untuk mengganggunya. Merekapun menghampiri Martin.

“Ehm… menyenangkan sekali ya jika kehidupan keluarga kita utuh. Kapan ya aku dapat merasakan semua itu?” Tanya Rodolvo menyindir.

“Aku tak tahu Rodolvo. Aku merasa sekarang aku benar-benar hancur sedih memikirkan semuanya. Hiiiiii….” Kata temannya menjawab lalu ia menggosok-gosokan tangannya ke mata pura-pura menangis tanda mengejek. Daniela terlihat sangat kesal ia ingin sekali membalas mereka tapi ia melihat Martin dia hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan tangis yang ingin sekali diledakannya saat itu juga.

“Sudahlah teman-teman kita jangan mengganggunya lagi. Karena sebentar lagi dia akan menangis.” Kata Rodolvo tertawa diapun mengajak semua teman-temannya pergi. Hatinya sudah puas sekarang karena tadi sudah bisa membuat Martin sedih.

Martin hampir menjatuhkan airmatanya. Ia tak kuat kalau masalah keluarganya dibawa-bawa. Rasanya Daniela ingin menenangkan hati Martin sekarang. Melihat hal tadi, rasanya itu sangat menyakitkan.

Aguacil (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang