3. Alur

18 2 0
                                    

Jika kenyataannya saat ini kami tidak bersama itu tidak menutup kemungkinan bahwa aku masih mencintainya tanpa berharap apapun darinya.
Akupun tidak pernah menyuruhnya untuk terus bersamaku ataupun menjauh dariku.
Aku berjalan sesuai alur.
Yang kupercaya saat ini move on hanyalah perihal waktu.
Aku tak pernah memaksa diriku untuk segera menyudahi perasaan ini. Aku menikmati setiap prosesnya.
Tak apa jika sekarang harus seperti ini.
Mungkin awalnya berat tetapi lama-lama akan terbiasa.
Terpaksa kemudian terbiasa
Jika suatu saat ia kembali walau hanya sekedar menyapa, aku tak pernah keberatan.
Aku selalu menyambut dengan baik. Dari bulan November 2020 perasaan ini belum benar-benar usai walaupun hubungan kami telah usai.
Dalam diam aku masih mencintainya, tak kuasa rasanya menghapus namanya di sepertiga malamku.
Aku terus menampik beberapa pria yang mencoba ingin masuk mengisi ruang di hatiku.
Entah, rasanya saat ini aku hanya ingin melakukan hal-hal yang kusukai.
Tidak ingin menaruh harapan pada orang yang belum pasti.
Aku baru sadar, bahwa berharap pada manusia sama dengan menanamkan kekecewaan pada diriku sendiri.
Semakin laju saja perjalanan. hidupku, tidak terasa.
Ternyata hidup tetap berjalan walaupun tanpa dia.

Rumit.

Ketika dalam satu hari dihadapkan dengan permasalahan rumah,pekerjaan, percintaan, sircle.
Aku dipaksa untuk berfikir, aku dipaksa tenang.

Sampai akhirnya menemukan satu jalan, satu tempat dimana semua keluh kesahku didengar. Dimana disana hatiku didamaikan.
Hamparan sajadah, ia menjadi saksi bagaimana saat itu air mata terus menetes.
Perlahan aku mulai menata hidup lalu memperbaiki hubunganku dengan Sang pencipta.

Goresan PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang