chapter 3

318 11 0
                                    

Bel... sekolah telah berbunyi semua anak 2 ipa berhamburan keluar seperti anak ayam yang kelaparan...

Ali pun langsung keluar kelas tapi langkahnya terhenti oleh shinta, "hay li, elo mau antar gue pulang gag?
"Sory cantik, gue lagi banyak urusan"

"Duh, mana sih angkot?
"Mana panas lagi?
Prilly sedang menunggu angkot didepan sekolah nya
Tiba-tiba ada suara yang baru saja dikenalny
"Hey non, lagi nungguin angkot ya?
Ia, neh angkotnya lama
"Sampai lo jamuran angkot kagak bakalan lewat sini"
Masak sih? Berarti gue harus jalan donk
"Yups kamu pintar sekali"

Aduh... masak aku harus jalan kedepan sana, panas terik begini, ada aku pingsan"ucap prilly dalam hati.
"Hay kok diam?
Ah...eh...uh... ia kenapa ya?
"Aduh loe ni kayak kucing kehilangan ikan"
"Ya udah ikut gue aja, gue antar sampai depan sana.

Prilly pun langsung naik keatas motor ali,
Ia pun memegang baju ali.
"Loe gag pernah naik motor ya?
"Pegangan kok di baju"
"Pegangan itu nih dipinggang"
Ali pun menarik tangan prilly kearah pinggangnya"

Kejadian siang itu sontak menjadi buah bibir diantara siswa n siswi sma taruna.
Tidak luput dari pantauan shinta, dengan wajah kesalnya seperti mau nerkam orang.
"Gila... tuh murid baru bisa pulang bareng aly
Ia... gue aja iri
Ali mau-mau nya aja lagi ngantar die pulang?
Jangan-jangan die pake pelet lagi?
Ia tuh, dandanan nya aja gag banget"
Ia seperti orang dari tahun 90 an
Kayak nya ali nya matanya sedikit sakit, atau gegar otak.

Berbagai spekulasi memenuhi pertanyaan siswa dan siswi sma taruna.

Ok... kita, telah sampai, loe tunggu aja tu di halte ntar juga ada angkot yang lewat.
"Terimakasih loe li"
"Santai aja "
Prilly pun memberikan coklat kepada ali
"Nih untuk kamu"
Apa,.ini kan hari ini belum valentine, minggu depan baru valentine"
Memangnya kasi coklat harus saat valentine?
"Aku kasih ini supaya hidup kamu selalu manis, walau ada rasa pahit, kamu harus merasakan manis nya kehidupan"
"Ok thank's ya

Ali pun melajukan sepeda motornya,menuju kearah kelapa gading.

Prilly masih menunggu angkot, ia mengeluarkan buku bersampul pink muda
" hari ini umur ku 16 tahun 2bulan 12 hari aku masih hidup, tetapi hari ini aku bertemu seorang cowok, wajahnya tampan, dia populer, tetapi dari tatapan matanya, ia merasakan kesepian, tuhan... beri kan aku waktu yang panjang, aku ingin memberikan warna hidup untuknya.

Prilly pun menutup bukunya, angkot yang ditunggu telah datang, prilly pun menaiki angkot menuju rumah nya diperumahan seroja.

"Alhamdulilah, tuhan... akhirnya aku sampai
Prilly pun masuk kerumah, terdwngar pesan suara dari ayahnya
"Hay sayang bagaimana sekolah kamu hari ini
Sayang, ayah hari ini pulang telat, kamu makan duluan, itu di atas meja ada uang, kamu bisa pesan makana
Jangan masak, nanti buang-buang makana
Ayah sayang kamu, love bidadari kecil ayah.

"Love juga ayah,
Prilly pun naik ke lantai dua, ia merebahkan dirinya ditempat tidurnya
Menulis rencana nya selama hidup di jakarta
"Hampir lupa besok aku mau les violin"
"Ok, violin ku mana ya?
Prilly pun menuju ruang bawah mencari violin.

Prilly masih mencari violin nya, tiba-tiba matanya tertuju pada figura foto, ya itu fotonya, mama nya, dan ayah, itu diambil saat prilly umur 5 tahun, yups mama prilly telah tiada, ia terkena penyakit kanker, sama seperti prilly, tapi tak sekalipun prilly, marah, dibenaknya ia hanya ingin menjalani kehidupan itu dengan manis seperti coklat.

"Ah, ini violin nya"
Prilly pun menggesek violine nya
Dengan tangan mungilnya, ia memain kan lagu dari ketty parry soundtarct twilight, tangan mungilnya mahir dalam memainkan lagu itu, nuansa romantic, memenuhi ruang bawah tanah tersebut.

Lama, prilly bernostalgia, dengan violin keasayangan, yups 3 bulan yang lalu, ia menghabis kan waktu dirumah sakit, untuk kemo teraphi.

Ali... pun telah sampai dirumahnya, rumah dengan ornamen itally, berwarna kream, ali pun masuk kehalaman rumahnya, ia memencet pasword untuk akses rumahnya.
"Selamat datang diistana yang penuh dengan rasa sepi"
Ali mengambil remote control"
Ok saat nya memutar music.
Ali pun asik mendengar music.
Yups rumah ali, ini layaknya seperti istana, dengan remot control, ali bisa memerintahkan rumahnya, dengan suara.

Ali, naik ke lantai dua, matanya tertuju pada notea di kulkas,
Li, gue pergi lea dulu,
Makanan belum ada jadi loe masak, loe kan ahli masak hehe.
Shit, gue harus masak"
ok, no problemo.

Ali masuk ke dalam kamar, mengganti seragam sekolahnya, mengganti dengan baju santai.
Ia mulai melihatkan kebolehannya mengolah makanan, 15 menit kemudian makanan ia buat jadi.

"Ehm gue ini, pangeran atau cinderella men sih?
Masak sendiri, cuci baju sendiri, beres-beres rumah sendiri
Kalau ada yang lihat gue begini bisa hancur reputasi gue, pamor gue
Ali melanjutkan menyantap makanannya.


realita cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang