Darrel melihat sheva yang sedang Asyik bertelepon ria dengan seseorang yang ia dengar bernama David, entah kenapa ada rasa sakit saat melihat sheva nya tertawa karena pria lain.
Ia segera ke closet room untuk memakai pakaiannya,, semakin lama ia melihat Sheve nya bertelepon semakin membuat moodnya buruk.
Darrel keluar dari ruang ganti dan melihat shevanya yang duduk menyandarkan dirinya di kepala kasur, sepertinya dia sudah mengakhiri acara telepon ria nya.
"Bersihkan badanmu, aku tunggu di bawah, kita akan segera makan malam, jangan membuat orang lain menunggu".
Titah Darrel dan segera keluar dari kamarnya.Key makin tidak paham dengan bossnya itu, sebentar baik sebentar dingin. Aaahhh sudahlah itu tidak penting untuk key. Key bangkit dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Key tidak butuh waktu lama untuk membersihkan diri, ia keluar dengan handuk yang melilit tubuhnya, ia lupa dia tidak ada baju ganti, key tidak terbiasa memakai baju yang sebelumnya sudah ia pakai. Ia berjalan ke closet room berharap ada baju yang bisa ia pakai. Ia ragu, apa ini sopan memasukin closet room seorang pria,di tambah pula ini ruangan pribadi bossnya. tapi, apa boleh buat ia butuh baju untuk bisa turun makan malam.
Dengan ragu key memasuki closet room milik bossnya itu, sekali lagi key terpana, ia baru pertama kali melihat closet room seorang pria, banyak sekali jas yang tergantung.
"Ini masuk pemborosan gak si? Bentuk nya aja sama, tapi di koleksi semua, dasar orang kaya, padahal meskipun ia ganti 10 kali, kelihatannyan akan tetep sama". Key bermonolog sendiri, tanpa ia sadar ada pria di belakangnya yang tidak suka barangnya di sentuh tanpa izin.
Darrel berjalan pelan menghampiri key yang membelakanginya dengan handuk yang melilit di tubuhunya, tidak di pungkiri itu cukup mengundang nafsu seorang Darrel Alexander Smith.
Darrel memeluk key dari belakang, key tersentak kaget dan berusaha melepaskannya.
"Sir. What are you doing?"
Tanya key sedikit gugup, sambil berusaha melepas pelukan bossnya itu. Bukannya lepas malah pelukan itu makin erat dan bossnya mencium tengkuk leher key.
"ergh"
Lenguh key saat bossnya itu menggigit kecil lehernya.
"Siapa yang mengijinkanmu menyentuh barang-barangku? Hm?"
Pertanyaan itu membuat key menelan ludahnya sendiri. Ia tahu ini salah, harusnya dia tidak memasuki clloset room bossnya tanpa izin.
Darrel membalikkan badan key, mengelus dengan jarinya setiap inchi wajah key, mendekatkan wajahnya ,dan mengangkat dagu key dengan sekali hentakan.
"Auhh"
Key tetap diam, ia tidak tahu harus menjawab apa, situasi ini benar-benar menekannya.
Key hanya mampu menelan ludahnya sendiri dan menutup matanya, ia takut bossnya akan marah seperti yang pernah bossnya lakukan sebelumnya."Kau tahu? Tidak ada yang boleh menyentuh barangku siapapun itu, dan kau? Kau siapa sampai berani memasuk tempat pakaianku ini?".
Darrel berbicara dengan suara rendahnya dengan mendekatkan wajahnya ke wajah key.
Key tampak bergetar."M.m. maafkan aku sir"
"Kau panggil aku apa? Heh? Apa kau memang tidak tau tempat? Jangan pernah memanggilku sir, Mr. Or apapun yang bersifat formal kecuali dalam pekerjaan!."
Titah Darrel tak terbantahkan.
"T.t tapi sir?, Argh... Yes sir. Argh.. iam sorry Darrel"
Darrel mencengkram dengan keras dagu key, saat key memanggilnya sir.
"GOOD GIRL"
" So? Apa tujuanmu kesini?, Hm?"Darrel melepaskan cengkraman tangannya.
"A. Aku, maksudku bajuku, emm aku tida memiliki baju ganti"
Key masih gugup karena rasa takutnya.
Darrel mengerti maksud key. Dia mengehela nafasnya panjang. Jujur. Dia sangat bernafsu melihat key dengan tubuh yang hanya di balut handuk seperti ini. Ini tidak baik, dia tidak boleh berlama-lama melihatnya.
"Ambillah kausku sesukamu, kau bisa memakainya, sebaiknya kau lebih cepat, aku tidak suka menunggu saat makan malam."
Setelah mengatakannya Darrel meninggalkan key yang masih gugup ketakutan itu.
--
"Darrel? Apa benar itu hanya skretarismu?"
Anne menanyakan langsung pada Darrel. Karena, walau bagaimanapun ia harus memastikannya.
"Kenapa mom? Apa mom melihat aku ad hubungan dengan skretaris itu?
Jawab Darrel yang masih fokus ke laptopnya.
Mereka sedang duduk di ruang keluarga sambil menunggu makan malam."Bukan begitu, mom hanya takut kau memiliki kekasih, sedangkan kau akan bertunangan dengan caroline."
"Mom. Please stop. Aku tidak suka dengan pertunangan itu, jadi tidak ada yang akan bertunangan. Ok"
Bantah Darrel. Darrel tidak suka pertunangan itu, tapi mommy dan Daddy nya yang memaksakannya.
"Darrel, please! ini sudah sering kita bicarakan, apa mommy pernah meminta suatu hal khusus sama kamu? Apa kamu tidak bisa menuruti satu saja permintaan mom and dad?"
Darrel tidak suka pembahasan ini, situasi ini buat Darrel tidak tahu harus menjawab apa. Memang mom and dad nya selama ini tidak pernah meminta hal khusus pada Darrel, tapi apa harus ini permintaan mereka.
"Mom. Ok, Darrel tahu ini keinginan terbesar mom, but who is carry? Why do you really want me to be engaged to her?"
Tanya Darrel."Apa maksudmu dengan bertanya siapa Carry? Kau sudah kenal lama dengan Carry, bahkan mom and Dad sangat tahu siapa Carry, dia wanita dari keturunan yang setara dengan kita, dia anak yang cantik, dan mom lihat diapun anak yang baik".
Darrel mengusap tangannya ke wajahnya, mom dan Dad nya tak sepenuhnya tahu tentang Carry.
"Selamat malam mrs. Smith''
Suara seorang Gadis menghentikan pembicaraan. Darrel menoleh dan melihat Carry berdiri disana.
"Hehh.. Gadis itu"
ucap Darrel pelan dengan senyum tidak sukanya.
"Wah, Carry. Baru saja kami membicarakan mu, kau datang tepat waktu, bagaimana kalau kita makan malam dulu, baru setelah itu kita saling bicara? Hm?"
Sambut Anne Antusias. Ya, Anne mengundang Carry untuk makan malam, hitung-hitung biar Darrel lebih mengenal Carry.
KAMU SEDANG MEMBACA
thunderclap
RandomDo you hear the thunderclap? Yes, he was angry at me, he rebuked me with lightning, he yelled at me with a roar. ~keysheva ravelyn~ Tenanglah. Mulai saat ini aku berjanji, akan selalu berada di sampingmu,, dan menjadikanmu prioritas utama dalam hidu...