Two

15 2 0
                                    

Jika di memang bukan untuk ku, kenapa Tuhan mempertemukan kita?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika di memang bukan untuk ku, kenapa Tuhan mempertemukan kita?

***

Elyn berjalan dengan langkah kecilnya menuju kelasnya, banyak murid yang menyapa nya entah untuk basa-basi atau memang fans Elyn. Elyn dikenal dengan sifat nya yang humble dan humoris lebih tepatnya tidak mencerminkan bahwa dirinya artis saking asiknya orangnya.

"Lucy!" Seseorang berlari kearah Elyn dengan mengendong tas hitam di belakangnya. Elyn yang terpanggil menoleh ke belakang, walau ia tahu hanya satu orang yang memanggilnya dengan nama Lucy, wajah cowok yang memangilnya mulai merekah seakan ia menemukan sebongkah berlian saat Elyn menoleh ke belakang.

"Jangan lari lari, Cio. Nanti Lo jatuh," teriak Elyn memperingatkan agar cowok yang ia panggil Cio itu berjalan dengan hati-hati.

Cio sudah berada di dekat Elyn, "alah sok beradab Lo, kalo gue jatuh bukan nolongin mungkin Lo yang tertawa paling keras kan?" Ucapnya dengan menyisir rambut dengan tangan.

Elyn tersenyum jahat, "tau aje lu,"

Mereka berjalan berdampingan, "lu ngga ada jadwal syuting?" Elyn menggelengkan kepalanya, "ngga ada mungkin nanti sorean,"

"Eh btw, Lo dapat hidayah dari Mane kok mau ikut konten brotherhood searching ghost?" Tanya Cio, masalahnya Cio itu udah kenal sama Elyn dari kecil, ibarat ia udah tau seluk beluk Elyn dari yang terbaik sampai yang terburuk walau hanya terburuk yang masih membekas di ingatan Cio.

"Udah di post ya sama kru? Ciooooo ... " Teriak Elyn, dengan dramatisnya ia mengacak rambutnya yang sudah ia catok selama sejam lamanya. Ia mengabaikan nya atau malah ia lupa akan lamanya perjuangan yang ia butuhkan untuk mencatok rambut nya.

"Kenapa? Ada apa?"

"Gue mau pura-pura sakit bisa ngga ya? Masalahnya yang bilang om Rudi, gue ngga berani nolak karena gue juga ada projek sama beliau mulai bulan depan,"

"Kenapa Lo ngga bilang lo ngga bisa karena bisa dibilang Lo phobia setan? Tidur aja kalo ngga lampu nyala ngga mau. Apalagi ini di adakan di gedung yang udah kosong beberapa tahun,"

"Gue ngga enak," suara Elyn seakan pasrah. Cio menghela nafas panjang, "gue temenin mau?"

"Maksud Lo?"

"Gue ikut kesana,"

"Beneran? Lo mau ngelindungi gue kan, Cio?" Mata Elyn berbinar seakan merasakan senang.

Cio menahan tawa nya lalu ia mendekat kearah telinga Elyn, "bukan, gue ikut mau lihat Lo takut apalagi sampai pingsan," bisik Cio lalu dengan kurang ajarnya ia berlari meninggalkan Elyn mematung sebentar untuk mencerna ucapannya.

Elyn yang sudah sadar lalu berlari mengejar Cio, "CIOOOOOOO ... " teriakan Elyn mampu membuat kaget murid murid yang berada di koridor.

Elyn meniup tangannya saat berada dekat dengan Cio, "Bismillah, headshot," Suara tangan yang menyentuh kulit terdengar menyakitkan, masalahnya Elyn memukul kepala Cio lalu berlari meninggalkan nya dengan sumpah serapah yang keluar dari mulut Cio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TROUVAILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang