Kehidupan itu adalah sebuah alur hidup selama kita masih ada di bumi. Tapi kadang, takdir tak bisa berkerja sama dengan kehidupan seseorang, hingga dia tak sanggup menampung terpaan luka yang di berikan takdir kepada kehidupannya. Andaikan saja takdir bisa di ubah , maka akan dia ubah secepatnya.
Dia Alife clarista, yang menjalani hidup tanpa keadilan dari takdir, dia hidup tanpa seorang mama,dia di hina oleh teman teman nya sebagai anak pungut yang di ambil dari panti asuhan karna dia tak pernah tau siapa mamanya ,dia hanya memiliki papa dan ibu tiri serta adik kandung dari mama tirinya. Papa yang juga tak ingin memberi tahukan siapa mamanya.
Oleh karena itu dia selalu di rendahkan di sekolah meskipun dia termasuk murid teladan dan selalu membanggakan sekolah nya. Dalam artian mereka sering menyebut Alife sebagai murid sok pintar. Hatinya sakit, karna setiap dia bertanya pada papa nya,papanya tak pernah ingin mengatakan nya entah karna alasan apa. Andai papa nya memberitahu, mungkin hinaan itu tak akan terucap dari mulut teman temannya.
"Alife..... Bangun sayang. " Kata Kakelina lidya dengan lembut sambil menggoyang goyangkan pundak Alife.
Kakelina Lidya atau sering disapa Lidya itu adalah ibu tiri Alife. Lidya sudah menyayangi Alife sama seperti adik Alife. Mereka satu Papa ya! Lidya tak pernah membedakan Alife dan adiknya, hatinya sudah tersentuh sejak Alife berumur tiga tahun, saat dia sudah mengurus Alife . Lidya juga tak tau masa lalu suaminya, makanya dia juga tak bisa menjawab pertanyaan Alife ketika Alife bertanya siapa mamanya. Bukan karna tak ingin memberi tahu, tapi papa Alife terlalu sulit untuk mengungkapkan masa lalunya. Dan Lidya juga susah jenuh mempertanyakan itu.
"Eemmm.... Iya mi. " Jawab Alife yang masih menutup matanya. Alife adalah tipikal cewek mandiri, suka kesunyian, dan juga dia hobby menangis. Tapi dia cukup dewasa. Alife bukan lah tipikal cewek dingin atau bar bar, tapi dia adalah tipikal cewek lembut dan rendah hati. Dia menerima takdirnya dengan lapang dada meskipun resikonya adalah pojokan kamar dan air mata yang mengalir deras.
"Sayang, mami tunggu di bawah ya. Cepetan siap siapnya. Ntar telat loh. " Ujar Lidya lagi dan pergi meninggalkan Alife.
Alife yang bersusah payah berpisah dengan ranjang, selimut, dan guling nya akhirnya mulai pergi mengambil baju nya dan lanjut ke kamar mandi.
🌵🌵
Alife yang sudah selesai berpakaian turun ke bawah. Di bawah sudah ada mami, papanya Neon vosanto, dan adiknya Gresy monanda.
"Eh, kamu udah siap sayang. Mari sarapan dulu. " Panggil Lidya yang duduk di samping Gresy yang tengah asik memakan roti dengan nutella .
Alife menarik kursi tepat di samping papa nya. Neon melihat Alife yang tengah asik mengambil roti dan selai kacang favorit nya. Dari dulu sampai sekarang, favorite Alife tak perah berubah ubah. Dia sangat terobsesi dengan selai kacang. Jika itu tak ada di menu sarapan nya dia akan merengek sampai papa nya membeli nya ke toko. Makanya, ketika stok selai kacang mulai habis, otomatis dia akan membeli stok lagi.
"Ntar jerawatan loh life, makan kacang mulu. " Ejek Neon saat Alife ingin memasukkan roti itu ke mulutnya.
"Ihh papa apaan sih, Alife kan rajin cuci muka. " Sebal Alife, kulitnya mulus bening gitu di bilang bakalan jerawatan kalau makan kacang. Ya enggak lah. Lagian dia juga sering makan selai kacang gak ada efek apa apa kok.
Neon tertawa gemas sambil mengelus elus rambut Alife yang tergerai dengan sayang. Neon benar benar sayang sekali pada Alife, apa pun yang Alife minta pasti di beri. Apapun pertanyaan Alife pasti di jawab, tapi tidak dengan pertanyaan "who is my mom? ". Gresy, adik Alife yang melihat itu sudah menahan emosi , dia tak suka melihat papa Neonnya menyayangi Alife. Dia seharusnya yang jadi perdana, bukan Alife .
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIFE
Teen FictionPertemuanku dengan siswa baru di sekolahku membuat rasa penasaran yang selalu bergejolak dalam hati, kini sudah mulai terkupas sedikit demi sedikit. "Gue tau dimana keberadaan Mama lo," ujar seseorang yang suaranya berasal dari belakangku.