🌵PART 2🌵

63 11 1
                                    

Fitro melihat mata lebam Alife saat di dalam mobil sport putih milik Fitro. Fitro tau inti dari yang terjadi hari ini. Namun dia ingin penjelasan atas yang terjadi hari ini bukan intinya kejadian.

"Lo kenapa? " Tanya Fitro kwatir.

"Enggak papa kok. " Sahut Alife dengan tersenyum tipis. Matanya yang sipit semakin memperlihatkan kantung matanya yang benar benar lebam.

"Udah gak usah bohong, gue tau lo nangis. " Mana mungkin Fitro tak tau jika Alife menangis. Matanya saja sudah mewakili.

Alife terdiam dan menundukkan kepala nya tak mau Fitro menatap nya sedalam itu. Tanpa ada respon dari Fitro, air mata Alife mengalir dengan sendirinya. Dia langsung mengusapnya dan menunduk. Pikiran nya kembali ke kejadian barusan dan berhasil membuat nya rapuh untuk sesekian kali nya.

Fitro juga tau masalah Alife, masalah yang sangat rumit. Menemukan mama Alife dan membuktikan jika Alife bukan anak pungut sekalipun Papa Alife mengatakan jika dia anak kandung nya.

Perlahan Fitro menarik bahu Alife dengan lembut dan menempatkan kepala Alife di bahunya.

"Gue tau lo kuat. " Ucap nya pelan, seperti bisikan namun lebih keras sedikit ."Gue tau beban lo berat, gue tau life gue tau." Dan Alife masih menangis di pelukan Fitro begitu pula dengan Fitro yang mulai meneteskan air mata nya.

"Lo jangan nangis. " Fitro mulai melepas pelukannya dan mengusap air mata Alife yang dengan lembut.

"Gue selalu ada buat lo, sekalipun gue punya beban, gue bakalan selalu menjadi yang di depan ngelawan yang ngehina lo." Ucap Fitro berkali kali meyakinkan.

"Gue gak kuat, gue gak kuat nanggung beban seberat ini Fit. Gue gak kuat. " Rintih nya sambil menggeleng gelengkan kepalanya." Takdir gak adil sama gue, kenapa gue di uji seberat ini hiks hiks hiks. "

Jujur, Fitro tak kuat melihat Alife seperti ini. Dia juga rapuh, dia merasakan yang Alife rasakan. Sejak kecil takdir memang tak adil kepada Alife. Sejak kecil hidup Alife tak pernah di buahi kebahagiaan. Hanya hinaan dan tindasan yang dia terima.

"Lo masih punya gue, lo bebas lampiasin luka lo sama gue. Gue gak pingin lo gini life. Gue gak mau lo nangis tiap hari. Lo kuat ya. Kita hadapi bareng bareng." Pinta Fitro memelas menatap Alife dengan sangat dalam.

" Lo ga di posisi gue,maka nya lo ga ngerasain yang gue rasain hiks hiks hiks." Tangis Alife semakin tak bisa di kontrol. Dia menangis sangat keras.

"Gue bakalan hanjar satu per satu. " Fitro ingin keluar dari mobil. Tujuannya adalah Gresy salah seorang yang menyudutkan Alife. Ketika pintu mobil itu sudah terbuka setengah Alife langsung menarik tangan Fitro dan memeluknya.

"Udah fit, udahh!! " Isaknya tak ingin memperpanjang masalah hari ini.

Fitro frustasi , dia menyugar rambut nya dengan kasar. "Gimana gue mau diam liat lo kayak gini life. Ahhhhhh. "Teriaknya memukul mukul klakson mobilnya.

" Hiks... Hikss... Hikss. Udah ya, lo tenangin diri lo. "Pinta Alife yang setia memeluk Fitro sambil menatap nya dengan sendu.

Rupanya papa Alife mengawasi Fitro dan Alife karna sedari tadi hatinya kwatir akan putrinya.

Hatinya menangis melihat putrinya seperti itu begitu pula matanya.

" Bodoh! "Hardiknya pada dirinya sendiri
.
" Ayah macam apa aku ini, rela melihat putriku menangis seperti itu. " Jujur, Neon menahan air matanya di kantung matanya . Sekali kedipan, air mata itu akan jatuh ke pipinya.

🌵🌵

SMA TUNAS KELAPA

Di koridor sekolah, terlihat gadis yang tengah berjalan cepat ke kelasnya . Dia mungkin sudah terlambat sampai di kelas. Tak ada lagi siswa yang berada di luar ruangan.

ALIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang