Akhir

435 55 12
                                    

Happy reading
.
.
.

Sudah tiga bulan semenjak aku kembali dari rumah nenek saat sejak itu pula aku merindukan kai yang menggemaskan itu, bagaimana kabar bocah itu apakah ia sudah tidak cadel lagi saat berbicara, ah mengingatnya saja sudah membuatku tertawa geli.

Tunggu hyung kai sebentar lagi kita akan bertemu dan bermain lagi.

Saat aku pulang dari sekolah aku melihat eommaku yang menangis ada apa kenapa tanyaku.

"Yeonjun kau sudah selesai ujian kan?" Tanya eomma padaku.

"Iya eomma dan sekarang kegiatan di sekolah hanya classmeet, ada apa eomma kenapa menangis?" Aku pun ikut khawatir jadinya.

"Bagus sekarang pergilah siapkan brang-barangmu dan kita akan pulang ke korea sekarang juga, biarkan appamu yang menerima nilai sekolahmu nantinya" aku menyerngit kenapa, kenapa harus segera pulang ke korea apa nenek sakit lagi.

"Tapi kenapa eomma?"

"Nanti akan eomma ceritakan sebaiknya kau segera mengemaskan bajumu yeonjun" aku pun hanya mengangguk dan segera mengemaskan barang-barangku.

Setelah sampainya aku dan eomma di korea, eomma segera mengajakku ke suatu tempat aku tidak tahu kami akan kemana yang jelas aku hanya mengikuti saja, akupun ikut penasaran kemana eomma akan membawaku.

Aku turun dari taksi yang aku naiki bersama eomma tadi dan disinilah aku sekarang, Jangryesik-jang yaitu rumah duka khusus untuk menyemayamkan jenazah. Kenapa kesini, aku pun sedikit gusar kenapa eomma membawaku kesini. Siapa yang meninggal apa jangan jangan nenek, mengingat waktu itu nenek yang sakit sampai-sampai kami kembali ke korea.

Aku mengikuti eomma yang berjalan memasuki jangryesik-jang dan melihat nenek dan bibi yang menangis dengan sedu, tunggu itu nenek bukannya...

"Eomma" panggilku mulai takut.

"Ayo yeonjun" eomma menarik tanganku dan mendekat ke nenek dan bibi.

"Eonni" bibiku menangis dan memeluk eomma dengan erat, aku masih bingung siapa yang meninggal dan hatiku gusar saat ini.

"Yeonjun-ah kemari nak" nenek mengajakku memasuki ruang duka.

Mataku mulai menelisik ke arah foto Yang terdapat di ruang duka, seketika aku mematung dan tak dapat berbicara apapun, lutut ku terasa lemah dan aku terjatuh.

"Dua hari yang lalu hueningie menjadi korban tabrak lari yeonjun-ah, kami sempat melarikannya kerumah sakit tapi dokter bilang ia sudah tak bisa di selamatkan" jelas nenek padaku.

"Semenjak kau pergi hari itu dirinya selalu menanyakan mu, kapan kau akan pulang dan akan bermain dengannya lagi, kau tahu dirinya bahkan menabung dia bilang jika uang nya sudah terkumpul dia ingin pergi ke Amerika dan menemuimu"

Aku tidak tahan lagi air mataku keluar begitu saja dan dadaku sungguh sesak saat ini.

Kenapa kai kenapa kau pergi meninggalkan hyung, hyung sudah janji kan akan pulang kesini lagi dan bermain lagi denganmu tapi kenapa malah kau yang pergi tanpa dapat hyung jangkau.

Eomma memelukku dan menenangkan ku rasanya aku ingin berteriak saat ini.

"Eomma" Eomma ikut menangis sambil memelukku.

"Iya sayang menangislah tak apa"

"Kai.. eomma aku sudah tidak bisa bertemu dengannya lagi" tangisku pecah dan tak dapat ku bendung lagi.

"Adikku.. kai kenapa meninggalkan hyung, kau bilang ingin bermain lagi kan dengan hyung tapi kenapa dirimu yang meninggalkan hyung, kau nakal sekali kai-ya" Aku hanya bisa meracau dan menangis di pelukan eomma.

Aku kembali mengingat dimana saat aku dan dia bersama dia dengan tingkah jahilnya dia yang manja padaku apalagi saat dia berbicara dengan cadel, sungguh hatiku hancur mengingatnya sakit sekali rasanya saat kau ditinggal dengan orang yang kau sayang. Padahal aku sudah menganggap dia seperti adikku sendiri, sejak bertemu dengan nya aku merasa aku mempunyai saudara dan aku merasa aku harus menjaganya dengan baik dan menjadi hyung yang bisa menjadi panutannya.

Kai semoga kau berbahagia disana aku selalu berdoa yang terbaik untuk mu.

Hyung berterima kasih padamu karena telah pernah mengisi hari-hari hyung yang biasa ini, hyung sangat bersyukur dan bahagia bisa mengenalmu, hyung akan selalu mengingatmu.

End.



Setiap pertemuan pasti akan memiliki momen perpisahan. Oleh sebab itu, perpisahan mengajarkan kita untuk menghargai pertemuan. Banyak orang mengatakan, adanya perpisahan mendatangan akan ada pertemuan baru. Namun, kesedihan dalam perpisahan itu pasti akan tetap ada.

Finally guyss terima kasih buat kalian yang udah mau baca cerita abal-abal ku.

Tapi sebenarnya ini di angkat dari kisah nyata:(

Iya dan seseorang yang mengalami cerita ini adalah diriku sendiri..






Moment of Alwayness..

SEKEJAP [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang