"permisi, ini pesanannya."
adegan panas yang seharusnya terjadi itu terhentikan karena aku menaruh pesanannya. sang wanita menggerutu, "tcih, mengganggu saja."
aku membungkukkan badanku meminta maaf dan segera pergi dari sana, karena cukup menyakitkan melihat pria yang aku cintai begitu dengan mudahnya bermesraan dengan wanita lain.
"kau [name] kan?"
gojou berhasil mengenaliku. tapi aku berusaha menolak hal tersebut.
"maaf mungkin salah orang, saya bukan [name]." basi sekali alasan seperti itu. tapi hanya kalimat itu yang terlintas di otakku.
"bohong. aku lupa meminta kontakmu, jadi tidak sempat mengabari dari kemarin."
aku terus melangkah menjauhi keduanya. persetan dengan sikap ku yang tidak sopan, aku benar benar dibuat marah olehnya. tidak memunyai kontakku? lalu dimana dia mendapatkan alamat apartemenku. kami sering bertemu dua bulan lalu. aku bahkan masih belum menghapus nomornya meski sudah mengganti handpone beberapa kali. kejam.
dan tidak disangka. dia mengikutiku sampai dapur belakang. "[name] berhenti sebentar. mengabaikan orang yang bicara padamu itu tidak sopan."
"ada apa, gojou-san?"
"kamu tidak memanggilku seperti itu, [name]."
aku hanya menunduk. tidak berani menatap mata biru lautnya. kalau aku menatapnya, aku akan lemah. aku berpikir, apa sebenarnya yang sedang aku lakukan. memergoki kekasih selingkuh? kami bahkan bukan sepasang manusia yang saling mencintai. meminta gojou untuk menjelaskan semuanya? tidak, aku tahu porsi dan batasan. aku tahu gojou mengajakku menikah bukan karena dia memiliki perasaan padaku. aku tahu betul.
"gojou-san. ini belum terlambat jika kamu ingin mengakirinya." ucapku
"apa maksudmu?"
aku berusaha melepas cincin yang aku kenakan. ku raih tangannya dan ku letakkan cincin itu di telapak tangan besarnya. "ini baru dua minggu. kamu bisa membatalkan rencana pernikahannya."
"apa?"
"tolong pergi gojou-san. jangan mengganggu aku berkerja."
"tapi kenapa?"
aku memejamkan mata. pria ini berubah total. ku kira hanya sikapnya, tetapi otakknya juga turut menciut bersamanya.
"tolong dengarkan ini gojou-san. aku bukan perempuan yang akan memintamu pergi tanpa penjelasan sedikitpun. aku hanya mengatakannya sekali, jadi tolong dengarkan baik-baik."
"aku pikir, kau melamarku hanya untuk guyonan. memberikan cincin permata kepada seorang gadis yang baru kamu temui. kemudian setelahnya bertindak seperti tidak ada yang terjadi, dan yang terparah kamu bermesraan dengan wanita lain di depan calon istrimu. gojou-san, itu sangat aneh untukku. bagaimana jika aku tidak disini, kemudian menikah denganmu tanpa mengetahui itu. jadi, gojou-san. jika memang tidak berniat menikah denganku, batalkan saja. aku harap gojou-san tidak memperlakukan wanita itu sama seperti ku. jadi sekarang, tolong pergi dari sini, gojou-san."
"kamu memintaku pergi bahkan sebelum aku menjelaskan apapun padamu, [name]?"
"apa yang perlu dijelaskan lagi? memangnya ada alasan terperinci mengapa kamu berciuman dengan wanita selain memiliki hubungan spesial?"
setelah argumen panjang itu, keheningan melanda kami. kami saling terdiam beberapa menit. namun dimenit selanjutnya gojou menciumku, dan aku menamparnya.
"jika berciuman adalah hal yang dapat melihat sepasang manusia memiliki hubungan spesial. aku akan menciummu setiap kita bertemu, [name]" ucapnya tanpa mempermasalahkan tamparan yang ia dapat.
"kita baru bertemu setelah sekian lama, gojou-san. itu membuatku terus berpikir hal apa yang membuatmu datang kepadaku dan mengajakku menikah. aku terus berpikir dan terus tidak mendapatkan jawabannya." ucapku lirih, namun ku pastikan gojou mendengarnya.
"aku mencintaimu. hanya itu jawabannya." ucapnya tanpa ragu sekalipun.
"kamu pikir, hanya kamu yang memendam rasa selama sma? hanya kamu yang bahkan tidak mengencani siapapun saat di perguruan tinggi? aku benar-benar bersyukur ketika kita kembali bertemu. karena pada dasarnya rasa ini benar-benar susah sekali hilangnya. dia bahkan tambah menggebu-gebu setelah aku berjumpa denganmu, [name]."
"terdengar menjijikkan, memang. tapi aku langsung melamarmu setelah beberapa bulan kita bertemu. karena aku tidak ingin lagi kehilangan kamu. kamu benar benar membuatku terkejut ketika kamu memintaku pergi."
penjelasannya cukup panjang. tapi aku mendengarkannya dengan seksama tidak ada nada keraguan dalam ucapannya. hanya saja aku belum menerima itu semua. "wanita itu?"
"itu ulah geto. dia kira aku masih belum menemukan pasangan makanya menyuruhku untuk kencan buta bersama wanita pilihannya. yah, [name] kamu tahu aku susah menolak terhadap itu kan? terlebih lagi, geto benar benar keras kepala. padahal sudah ku katakan jika aku akan menikahimu, dia malah bilang itu bohong dan mengejek kalau aku berhalu."
gojou satoru. pria yang masih belum bisa melepasakan sifat keramahtamahannya terhadap wanita cantik dengan badan indah. aku mengakui itu dan kesal kenapa aku memakluminya.
"tolong pergi, satoru. aku sedang bekerja." gojou sumringah mendengarnya kemudian mengecup pipiku.
"nanti malam aku akan mengunjungimu."
"untuk apa?"
"meminta nomormu."
"aku masih suka martabak telur dibanding martabak manis."
"siap! kalau begitu aku akan pulang dulu dan mengembalikan wanita geto."
aku tersenyum. sebelum benar benar pergi, gojou meminta berswafoto denganku. katanya untuk ditunjukan ke geto agar tidak terus-terusan mengiriminya wanita.
entah pilihan yang bagus atau tidak, aku memakai kembali cincin itu. gojou yang memasangkannya diam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
none, gojou satoru
Фанфикone things that make me going crazy, and it's gojou satoru