0.3

8 2 0
                                    

Tidak pernah kurasakan
Hidup sesakit ini
Berjuang melawan segalanya
Jika hari itu aku tidak nakal
Tidak akan jadi seperti ini
Maafkan aku tuhan,ini hukuman yang pantas bagi ku

•••••••••••••

"Mah...liat deh itu ada lobot"anak kecil itu menarik lengan ibunya

Ibunya tersenyum,dan menggendong anaknya

"Aska mau yg itu,yang walna tuning"Askara kecil menunjuk robot yang berdiri tegak besar di hadapannya,itu bukan mainan,itu ada patung berbentuk robot

"Itu gk bisa diambil sayang,gede banget mamah sama papah gk kuat ambilnya,beli robot yang lain aja yuk"Mamah Wendy menoleh ke arah chadra, sambil memasang wajah bingung merajuk anaknya yang sedari tadi merengek minta robot

"Kalo gitu Aska gk mau ke lumah sakit lagi"Askara memanyunkan mulutnya di sela sela tangisannya

"Klo gk kerumah sakit nanti Asma nya Aska makin parah,Aska mau dadanya sakit lagi?"gantian sekarang Chandra yang berbicara sembari bergantian menggendong Aska

"Bialin,biar mamah beliin Aska banyak lobot"Askara mempoutkan bibirnya lagi

Wendy memeras bahu Chandra sangat kencang

"C-chan dada aku sesek"

Chandra yg sangat panik bingung bagaimana,ia ingin menggendong Wendy tapi ia juga sedang menggendong askara,akhirnya ia meminta tolong pada orang untuk membantunya membopong Wendy ke mobil

"Sayang kamu tahan dlu ya,sebentar lagi kita sampe rumah sakit"Chandra lupa mengingatkan Wendy untuk membawa inhaler nya,Wendy pun lupa karna terlalu mengusurus Askara

"C-chan udah gk kuat sesek hhhh"

Sedangkan Askara sudah menangis melihat ibunya seperti itu,jujur saat itu ia sangat takut melihat keadaan ibunya ia sangat mengerti rasa sakit yang ibunya rasakan,karna ia juga merasakannya

"M-mah t-tahan duyu yah"Askara mengelus bahu ibunya perlahan dengan ingus yang setia belepotan Sampai pipinya

Mobil keluarga Askara sudah sampai rumah sakit,bergegas dibawa keruang ICU untuk ditangani oleh petugas medis.

Chandra menunggu diluar sembari menangis tidak tenang,tidak,bukan menangis kencang dia menangis dalam diam,karna anaknya juga menangis kencang

"Pah,mamah dak papa kan?"tanya Askara memastikan

"Iya kita berdoa aja semoga mamah gak papa ya,Aska jangan nangis nanti dadanya sesek lagi"Chandra memeluk anaknya erat,sambil mengelus dada anaknya,hingga akhirnya Askara berhenti menangis dan lebih memilih diam membisu

Yakk lama dokter keluar dari ruangan ICU dan menunjukan wajah yang tidak bisa di harapkan

"Dok gimana sama istri saya"??

"M-maaf pak kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelamat istri bapak, tapi Tuhan lebih sayang kepada istri bapak"Dokter itu menunduk dalam²

"Dokter Jan prank saya deh,saya tau kok istri saya kuat,gk mungkin dia ninggalin saya gitu aja"Chandra tersenyum paksa

"Saya tau pak,sangat berat tapi bapak harus meng-ikhlaskan istri bapak,beliau sudah di pangkuan tuhan sekarang,saya permisi"setelah berbicara seperti itu,dokter tadi pergi entah kemana

Chandra menggendong askara,ia masih belum mengerti apa²tentang kematian,atau pun kehidupan,yg ia tahu hanya ia dan ibunya memiliki penyakit yang sama

Asma Wendy sudah terlalu parah

Chandra memasuki ruangan dimana sang istri tebaring didalam sana,perlahan ia membuka kain putih yang menutupi wajah cantik istrinya

Wendy tersenyum,ia tersenyum di atas penderitaan suami dan anaknya yang masih polos dan tidak tahu apa²
Wajah pucatnya setia menemani tidur indahnya

"Pah mama kenapa?"Askara masih digendong oleh Chandra,ia penasaran apa yang terjadi oleh mamanya

"Liat dek,mamah tidurnya indah ya,mamah udah ketemu sama yang cipta in mamah,mamah tidur dlu,jangan di ganggu ya dek"Chandra berusaha untuk tegar di depan anaknya,ia menghapus air matanya,lalu mengecup kening istrinya untuk yang terakhir kalinya,begitupun Askara,ia mengecup kedua pipi mamahnya.

"Mah,cepet bangun ya,abis itu nanti kita beli lobot baleng lagi,kayak tadi"perkataan polos anak itu keluar begitu saja,membuat hati Chandra begitu ter-iris,sakit,itu lah yang ia rasakan,dadanya semakin sesak melihat pemandangan ini

Anaknya akan kurang kasih sayang ibunya,kini ia menggantikan posisi Wendy sebagai ibu,Chandra akan menjadi ayah sekaligus ibu bagi Askara

"Aska,besok kita jalan ya"ajak Chandra kepada Askara yang setia melihat cahaya bintang di langit

Pemakaman Wendy akan dilaksanakan besok hari,karna jika sekarang sudah larut malam

"Kemana pah"?tanya Askara dengan nada yang senang

"Tapi Aska harus janji,klo udah sampe tempat itu,Aska harus terbiasa gk ngeliat mamah"lagi² Chandra mulai menitipkan air matanya

"Loh?kenapa pah?kan mamah lagi di lumah sakit,kok gak boleh liat mamah"?perkataan itu membuat hati Chandra semakin sakit

"Sekarang Aska sama papah aja ya...mamah udah gak ada,mamah udah pergi ke tempat yang jauh,saking jauhnya mamah harus ninggalin kita"Chandra memaksakan untuk tersenyum,dan mengelus Surai hitam Askara

"Mamah udah gak sayang Aska?Aska nakal ya?Aska salah ya pah?mamah pergi kemana pah"suaranya seperti seorang yang menahan tangisnya,serak serak basah

"Mamah masih sayang kita kok,tapi mamah harus pergi dlu,ketemu sama yang cipta in mamah,Aska masih bisa jenguk mamah,tapi Aska cuma bisa liat tanah mamah doang"Chandra masih setia dengan tangannya yang memegang kepala anaknya

"Kok gitu pah?k-kok mamah pergi"?

"Udah takdirnya sayang"

Akhirnya tangisan itu pun keluar,Askara menangis sejadi jadinya hingga membuat Chandra berhenti di pinggir jalan dan memeluk erat anak semata wayangnya itu

"Cup cup jangan nangis masih ada papah disamping Aska,papah jadi mamah Aska juga ya"jujur saat Chandra mengatakan itu,ia sangat sesak,sakit sekali rasanya melihat anaknya akan kurang kasih sayang dari ibu

Aska sudah lelah menangis,ia tertidur di bangku belakang

"Wen,aku janji ,aku bakal jaga anak kita,sayang ke dia kayak sayangnya kamu ke dia,aku bakal kasih yang terbaik buat dia"hari itu,malam itu,detik itu,menit itu,Chandra telah berjanji malam menjadi saksi perjanjian antara Candra dan mendiang istri

Flashback off

"Hhhnghhh huh,p-pah s-sesek"Askara kambuh lagi

Chandra yang sedang tertidur segara bangun mendengar suara deru nafas Askara,kamar mereka bersebelahan dan ada pintu di dalam kamar mereka yang menyatukan dua kamar tersebut

"Sayang sebentar papah cari inhaler kamu dlu,tahan dlu ya nak"Chandra sudah panik, walaupun sudah biasa Askara kambuh di malam hari, tapi tetap saja sebagai ayah sekaligus ibu,dia sangat panik,takut kejadian yang lalu Ter ulang lagi


Ya guyss chapter ini tentang masa lalu Askara,maaf klo banyak typo, kesalahan kata,gk nyambung,dan kesalahan lain, manusia tidak luput dari kesalahan kan?🙂

Comment & vote
Tinggalkan jejak sebelum menghilang👁️👄👁️


𝐀𝐒𝐊𝐀𝐑𝐀|𝖧𝖱𝖩•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang