BŁÅČĶ ŠØÜÅĎ

Siebzehn [END]

" Kita bisa nyelamatin nyawa teman kita yang lain. Semangat. "

" Gue masih belum bisa ngelupain semuanya, ck. "

" Dia... Kenapa harus ngincer kita sih? Nggak ada apa sosok manusia yang lain selain kita? "

" Kayaknya, dia baik. Lihat, dia nolongin kita tadi pagi. "

" Gue nggak jahat, serius deh. "

" Wajah lu bau - bau dalang Re. "

" IYA GUE DALANGNYA, KENAPA EMANG? "

" Gue masih nggak nyangka sama lu. Akting lu bagus juga. "

" Ada dalang lagi diatas dalang, kita harus cari secepatnya. "

Ruangan tempat Ren dan Zean ditangani, kini berantakan sudah. Ada saksi kata mengatakan bahwa ruangan mereka di masuki oleh seorang pemuda, masuk kedalamnya dengan cara mengendap - endap.

" Tapi mereka gapapa kan dok? " tanya Hyunjin khawatir

" Gapapa kok. " jawab dokter Namjoon

Yoshi menghela nafasnya pelan, lalu mengusap wajahnya kasar. " Kondisinya masih belum membaik dok? "

" Kita doakan saja yang terbaik untuk mereka. "

Dokter Namjoon berjalan keluar ruangan Ren dan Zean. Hyunjin memijit pelipisnya, sungguh ia sangat pusing.

Prang!

Suara jatuhnya gelas, membuat Hyunjin dan Yoshi bertatap pandang, lalu mengecek siapa yang ada disana.

Terlihat Asahi yang tengah mencabut paksa infusan Zean dan Ren secara bergantian. Asahi menyadari jika ada Hyunjin dan Yoshi yang melihatnya tepat didepan ranjang Zean.

" Ck, ngapain? " tanya Asahi santai

" Lu yang ngapain sat? " tanya Hyunjin balik

" Gue? Gue mau cabut infusan mereka, supaya mereka nggak selamat. Haha. "

Dengan cepat Yoshi membaca doa pengusiran setan. Asahi berdecak kesal, lalu tubuhnya melayang di udara.

" Sialan, gue bakal balik lagi kesini. Ingat, dendam gue baru 20% berhasil, tersisa 80% lagi. Jadi, tunggu dendam gue selanjutnya. Teman. Haha. "

Asahi menghilang dari pandangan Hyunjin dan Yoshi, keduanya terdiam. Masih mencerna kata - kata Asahi.

" Dia pergi? "

" Pergi tapi bakal balik lagi. Ck. "

" Shit. "

-end-

Yeah, endingnya sangat membosankan. Tunggu book kedua ya, see you.