Einer

82 19 12
                                    

" Kenapa to? " tanya Hyunjin begitu telah sampai di rooftoop bersama dengan teman - temannya yang lain.

Haruto membuang nafasnya kasar, lalu menyodorkan layar ponsel Vin kepada teman- temannya.

" Liat, dia ngirim pesan ini ke saudara kembar gue. Dan lu pada tau? Dia nangis, sampai sekarang nangisnya belum reda. Bahkan gue sama Jaehyuk udah nenangin dia. Tapi apa? Malah kejer nangisnya. " ucap Haruto sambil menyibakkan rambutnya kebelakang

Yang lain terdiam, tak tahu harus berbuat apa. Pasalnya baru pertama kali mereka menemukan pesan yang masuk kedalam salah satu sahabatnya ini dengan pesan yang sangat aneh.

" Gue minta tolong ke kalian, jangan dulu cabut sehabis bel pulang sekolah bunyi. Gue minta kalian pantau tuh si pengiriman pesan, siapa tau ada manusia aneh yang masuk kedalam sekolah. Gue nggak mau sampai kembaran gue kenapa - kenapa. Please ya bantu gue. " ucap Haruto

Junkyu yang berada disebelah Haruto menepuk - nepuk pelan bahu Haruto. " Yo! Kita bantu sebisa kita. Bay the way Vin kemana? Jaehyuk juga kemana? "

" Vin dikelas. Jaehyuk juga di kelas, dia lagi tenangin Vin supaya nggak nangis lagi. " jawab Haruto

" Gue ke kelas duluan ya, mau liat keadaan Vin. " ucap Zean lalu berjalan pergi meninggalkan rooftoop

" Zean tungguin gue. " ucap Nadd yang mengekori Zean dari belakang





" Udah jangan nangis lagi. Nanti mataharinya gelap loh. " ucap Jaehyuk yang menghapus jejak air mata Vin

Kalau boleh jujur, Jaehyuk tuh kesel banget sama si pengirim pesan itu. Bahkan dia nggak henti - hentinya bersumpah serapah ke si pengirim pesan itu.

Kalau Jaehyuk tahu pelakunya siapa dia bakal melawan. Mau nyawa dia melayang atau enggak, yang penting gadis kesayangannya nggak kenapa - kenapa.

" Gue nggak peduli sama diri gue sendiri. Gue lebih peduli sama orang - orang kesayangan gue. Ya kalau misalkan itu tentang nyawa, yaudah nggak apa - apa. Asalkan orang - orang kesayangan gue nggak kenapa - kenapa. "

" Sayang, dengerin aku oke? Kamu nggak usah nangis dan nggak usah takut. Ada aku, ada Haruto, ada Zean, ada yang lain juga yang selalu jaga kamu. Jadi, udahan ya nangisnya? " ucap Jaehyuk lembut

Vin terdiam, air matanya masih saja mengalir. Membuat Jaehyuk sakit dibuatnya. Dengan tangan yang terulur untuk menghapus jejak air mata Vin, Jaehyuk tersenyum tipis.

" Udah ya? my Vin nggak boleh nangis. Ayo senyum, senyum manisnya mana? "

Mendengar ucapan seperti itu, Vin langsung tersenyum, membuat Jaehyuk ikut tersenyum juga. Bersamaan dengan itu, Zean dan Nadd langsung ikut tersenyum dan berjalan mendekati meja Vin berada.

" Nah kan kalau begini ceritanya jadi enak. Muka lu seger jadinya. Kayak ada manis - manisnya gitu. " ucap Zean menghibur

" Anjir, dikira ChenLe MineRale apa? " gumam Nadd

Zean menyikut - nyikut lengan Nadd, membuat Nadd menatap Zean dengan bingungnya.

" Apaansih? " tanya Nadd berbisik

" Le kele ngemeng dejege set. Enteng eje tede seere le kecel. " ucap Zean yang berbicara sambil tersenyum memperlihatkan gigi - giginya seperti senyum pepsodent.

Nadd terdiam, lalu tersenyum canggung. " Ya maaf sat, gue lupa. "







BŁÅČĶ ŠØÜÅĎTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang