Zwei

52 16 14
                                    

Renjun melangkahkan kakinya menuju toilet. Jarak dari rooftoop ke toilet lumayan jauh. Makanya Renjun berjalan dengan sedikit berlari karena bel masuk sebentar lagi akan terdengar.

" Sialan, tau gini gue nggak usah masuk toilet yang ini. " gumam Renjun begitu sampai dan membuka pintu toilet yang tidak mau terbuka

" HEI, ADA ORANG DIDALEM? " teriak Renjun sambil menggedor - gedor pintu toilet.

" WOY, JAWAB GUE. " teriaknya, lagi.

Helaan nafas kasar Renjun keluarkan, lalu mendekat kearah wastafel berada. Ia menyalakan keran air, begitu air keluar ia membasuh wajahnya sambil sesekali melihat dirinya di pantulan kaca.

Tepat ketika Renjun melihat dirinya di pantulan kaca yang ke tiga kalinya, Renjun tersentak kaget. Pasalnya ia melihat seseorang yang mengenakan baju serba putih dengan wajah yang sangat hitam dan hancur berada tepat di belakangnya.

" SIAPA LU? "

Tidak ada sahutan dari dalam toilet, hanya terdengar suara langkah kaki dan suara keran air yang menyala dan suara orang yang tengah tertawa.

" Hihihihi, aku dibelakangmu, liat deh kebelakang. Hihihihi. "

" NGGAK LUCU YA ANJIR. LU SIAPA? "

" Hihihihi. "

Renjun menarik dan menghembuskan nafasnya dengan terengah -engah. Lalu berjalan mundur kebelakang, begitu sampai di pintu keluar toilet, Renjun segera berlari keluar dari toilet itu menuju kelasnya berada.




" Hihihihihi, aku akan mengikuti mu kemana pun kamu pergi, hihihihi. "
















" Lu denger sesuatu nggak? " tanya Alliyah kepada Novi

Novi yang tengah fokus memainkan ponselnya, kini menoleh kearah Alliyah dengan alis kiri terangkat.

" Nggak tuh, lu denger? " tanya Novi balik

" Iya, gue denger. " jawab Alliyah

" Apa? Denger apa? Kasih tau gue. " ucap Novi sambil menaruh ponselnya dikantung seragamnya

Alliyah menghela nafas kasar. " Gue denger suara orang nangis, entah dimana asalnya. Tapi gue denger. "

" Vin? Tadi dia nangis kan? " tanya Novi

Alliyah terdiam, lalu mengangguk. Lalu tangan Novi menepuk - nepuk bahu Alliyah dengan pelan.

" Positive thinking, mungkin itu suara tangisan Vin. " ucap Novi

" Tapi kan kelas Vin di tengah, masa iya dia nangis sampe kedengaran kesini? "

Pertanyaan Alliyah membuat Novi terdiam, lalu matanya tak sengaja menangkap sosok putih yang sama persis seperti Renjun yang lihat tadi di toilet tengah mengintip di jendela kelas mereka.

Novi langsung menatap Alliyah yang berada disebelahnya, namun apa? Bukan Alliyah yang berada disebelahnya melainkan yang disebelahnya adalah sosok putih itu.

Sosok putih itu terkekeh geli sambil sesekali melirik Novi yang wajahnya sudah pucat dan ingin menangis.

" Hihihihihi, halo. Main yuk ke dunia ku? Hihihihihi, nanti aku kasih boneka lucu, mau? Hihihihihi. "

Mulai detik itu, Novi pingsan karena tidak kuasanya melihat sosok putih itu yang sangat menyeramkan. Sosok putih itu terkekeh lalu terbang mencari mangsa untuk dijadikan sebagai teman main di dunianya.
















" Kenapa hawanya disini nggak enak? Duhh, gue jadi takut buat masuk kedalem perpustakaan. " gumam Hyunsuk yang berlalu lalang didepan ruangan perpustakaan

Tepukan yang Hyunsuk dapatkan di bahunya membuat ia tersentak kaget, lalu menghela nafas pelan begitu tau pelakunya siapa.

" Ngapain lu? " tanya Hyunuk

" Lu ngapain disini mundar - mandir gitu? " tanya Jake

" Gue bimbang. "

Ucapan Hyunsuk membuat Jake menaikkan satu aslinya. " Bimbang kenapa? "

" Hawa disini nggak enak, lu rasain itu kan? " ucap Hyunsuk

Jake terdiam lalu mengangguk ragu. Membuat Hyunsuk kebingungan.

" Lu kenapa? Jake? Hei. " ucap Hyunsuk menggoyang - goyangkan tubuh Jake

" Ahh enggak apa apa, ayo ke kelas sebelum pak J-Hope datang. " ucap Jake sambil merangkul Hyunsuk
















" Aku akan selalu berada disamping kalian hihihihihi. Kalian harus mau main bersama ku hihihihihihihi. "








" Aku dibelakangmu, hihihihi. "

BŁÅČĶ ŠØÜÅĎTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang