Calum's POV
Gue terbangun dari tidur gue dan menyadari kalo langit diluar gelap. Gue memutuskan untuk keluar kamar terus makan. Tidur senyenyak tadi bikin perut gue perang minta makan.
Gue menuruni anak tangga dan mendapati rumah gue yang sepi. "Sore tuan muda Calum". Sapa Bi Lani dari arah dapur. "Sore, jangan panggil tuan muda ah. Kayak saya siapa aja". Jawab gue ramah kepada bi Lani. "Pada kemana bi?". Tanya gue kepada Bi Lani yang sekarang sedang menyusun meja makan. "Ibu masih ada urusan sama temanya katanya. Sedangkan bapak masih ada urusan kantor". Ucapnya. "Ohh iya lupa, basi ah. Alasan mereka sama mulu". Nyinyir gue. "Saya tinggal ke belakang dulu ya den". Kata Bi Lani. "Iya bi" sahut gue.
Setelah perut gue terisi, gue balik ke kamar gue dan menonton tv.
Entah kenapa tv yang gue tonton nggak begitu masuk ke otak gue. Justru yang dipikiran gue malah muncul sosok yang belum terlalu gue kenal.
Elleina
Ah kenapa dia sih?
Gue nggak boleh ada perasaan sama dia
Gue nggak mau
Sekeras apapun gue berusaha mengalihkan pikiran. Cewek itu tetap muncul. Memang sih seperti ada yang berbeda dengan dia, sama dengan apa yang dikatakan Luke.
Ahh!!!
Pokoknya gue nggak boleh suka
Apalagi kalo emang bener Luke suka sama dia
Lo harus tutup hati lo lebih rapat lagi Calum.
Harus.
.
Luke's POV
Gue sedari tadi asik video call dengan keluarga gue yang ada di Australia. Nggak terasa udah berjam-jam. Gue matiin laptop gue dan meraih ponsel gue.
To Elleina:
Besok gue jemput terus ke sekolah bareng yuk!To Luke:
You mean like, lo jemput gue dan anterin gue ke sekolah?To Elleina:
Yup! Gimana, mau nggak?To Luke:
Boleh sih...
Tapi lo nggak keberatan?To Elleina:
Kalo gue keberatan kenapa gue ngajak lo coba?To Luke:
Iya juga
Yaudah deh
Besok gue tungguTo Elleina:
Perfect!
See you tomorrow princess!.
Elleina's POV
Yes! Besok Luke katanya mau jemput gue. Gue kenapa senengnya kebangetan gini coba.
Gue berjalan menuju lemari pakaian gue. Saatnya nyiapin baju buat besok. Malu kan kalo besok telat siap siap. Jadi harus gue siapin semua sekarang. Biar besok bisa tinggal pake.Tok tok
"Iya masuk aja, nggak dikunci kok". Teriak gue nggak terlalu keras dari dalam. Pintu kamar gue terbuka dan sosok wanita cantik masuk. "Hai ma!". Sapa gue dan memeluknya. "Maaf ya mama baru pulang jam segini. Tadi juga nggak bisa jemput kamu jadinya. Kamu tadi pulang naik taksi?". Dengan senyum malu-malu, gue menggelengkan kepala. "Terus naik apa?". Tanya mama bingung. "Tadi El dianter sama temen El". Jawab gue setengah senyum. "Siapa namanya? Baik banget dia mau nganterin kamu gitu". Kata mama dengan senyumannya. "Namanya Luke. Dia asli dari Australia dan dia pindah kesini. Tapi kayaknya pindahnya udah lama gitu sih soalnya bahasa Indonesia juga udah bagus". Kata gue. "Cowok? Wah ada yang naksir kamu nih kayaknya". Sindir mama. "Ih mama apaan sih ma, aku itu sama dia baru juga kenal tadi pagi. Dia emang orangnya baik ma". Sahut gue lalu duduk di ujung kasur gue dan mama mengikuti. "Yakin? Yaudah deh kalo gitu juga gapapa, yang penting dia orangnya baik, mama nggak keberatan dia deket deket sama kamu". Gue cuma membalas dengan anggukan. "Udah malem nih, kamu udah makan malam?". Tanya mama. Gua menggelengkan kepala. "Yaudah siap siap, mumpung belum kemaleman kita makan diluar ya". Kata mama. "MAU". Gue menggangguk semangat dan langsung siap siap. Kalo buat makanan itu nggak boleh ditolak. Hehe.
YOU ARE READING
Who Would I Choose?
FanfictionLuke atau Calum? Elleina dijatuhkan pada posisi harus memilih salah satu diantara mereka berdua. Luke atau Calum? (WARNING: LONG CHAPTERS)