Calum's POV
As always gue berangkat ke sekolah dengan meninggalkan keadaan rumah yang lagi kacau. Atau selalu kacau lebih tepatnya. Gue mendercak kesal karena tontonan gue tiap hari nggak berubah. Gue merasa seneng kalo ada kesempatan keluar rumah. Rasanya lega aja, nggak harus mandangin sinetron yang sama tiap hari tiap saat.
Gue seperti biasa parkir di halaman depan sekolah. Ck. Si Luke mana sih. Biasanya juga telpon gue atau ngabarin kalo udah nyampe. Gue mutusin buat ke kelas duluan. Pas gue lagi otw ke lobi. Gue liat ada sosok cewek yang kayaknya gue belum pernah liat deh di sekolah ini. Anak baru kali?. Tapi dia cantik juga, pengen sih kenalan tapi takutnya dia ngerasa gue cringe gitu. Setelah melihat tuh cewek agak lama beberapa detik, tuh cewek mulai jalan deh dan dia tabrakan gitu sama cowok. Lah itu Luke. Gue perhatiin mereka selanjutnya berkomunikasi. Setelah beberapa detik gue akhirnya memutuskan untuk nyamperin mereka.
"Luke" Panggil gue. Gue berjalan medekat ke arah dia. Beneran cantik, lucu dan menarik. Dia... perfect. Eh apaan sih. Gue kan nggak kenal dia. Baru kenal sih. Gue nggak boleh tertarik sama dia.
"Bro" kata Luke saat dia ngelihat gue. "This is Calum". Luke ngenalin gue ke cewek lucu ini. Gue cuma tersenyum kecil. Gue bukan orang yang bagus kalo bersosialisasi apalagi sama orang baru. Gue bener-bener nggak ngomong apa-apa sampe kita dikelas pun. Hati kecil gue pengen bisa ngobrol mah tuh cewek. Tapi gue nggak mau salah ngomong. Kalo dia ngga suka ngomong sama gue dan nganggep gue bosenin gimana.
Dia sekelas sama gue. Gue heran Luke napa bisa nempel banget sama cewek ini. Baru tadi pagi kenalan udah kayak pdkt aja. Cemburu? Nggak gue nggak cemburu. Apaan sih.
"Luke, you seems into her bro". Gue bilang saat kita lagi beberes buku. "I don't know, I can feel she's different, I don't know what that is but it makes me want to come to her so often".Bener nih
Kayaknya si Luke suka
"You done?". Tanya Luke lalu kita jalan keluar kelas. "That's Elleina". Kata Luke lagi. "What do you wanna do bro?". Tanya gue iseng. "Don't know. Maybe offer her to go home with me". Dih pake senyum-senyum segala lu Luke. Gue dan Luke berjalan mendekati tuh cewek. Dan beneran aja, Luke ngajak dia pulang bareng. Yaudah deh gue ditinggal di koridor gitu aja.
Huhh. Gue mendesah setelah menancapkan sitbelt gue. Kemana ya enaknya. Gue males pulang. Biasanya gue bakal nongkrong dulu sama Luke atau kerumahnya dulu. Ck. Gue mendercak kesal karena nggak tau harus kemana. Kalo pulang... entar aja deh. Sekilas di otak gue muncul tempat dimana dulu gue pernah romantisan sama Giselle. Mantan gue. Iya mantan. Mantan yang gue kira adalah orang satu-satunya dan mencintai gue sepenuhnya ternyata cuma pura - pura. Alias gue di manipulasi. Jujur sampe sekarang gue masih sakit hati mengingat itu. Tapi gue nggak tau mau kemana lagi. So here we go.
Gue mendesah dan bersantai di dalam mobil sambil menikmati indahnya pemandangan pohon-pohon hijau bagai hutan lebat ini. Tempat ini bisa bikin gue tenang, senang dan juga sedih sekaligus. Apa lagi kalo bukan Giselle alasanya. Gue cinta banget sama dia, tapi ternyata semuanya palsu. Setidaknya udara segar dan pemandangan hijau rimbun ini membuat gue lebih tenang.
Drrrt drrt
"Halo?". Ngagetin aja sih. "Cal? Where are you?." Tanya Luke. "Umm... I'm in uh... the woods?". Gue nggak tau nama tempat ini apaan. Gue cuma inget arah jalan dan suasananya. "Is that a question or are you really there?". Tanya-nya lagi. "Yeah.. in the woods. Some kind of woods I think". Luke mendesah. "Cal what are you doing there?". Ck. Gue mendercak. "I do nothing just relaxing. Why are you calling me?". "I left you at school so just to make sure that you're okay". Gue tersenyum tipis. "I'm okay, Luke I gotta go. I've been sitting here for hours. Gotta go mate". Kata gue dan dengan langsung gue matiin call gue sama Luke. Sorry Luke gue nggak marah kok sama lo. Cuma lagi badmood aja sama keadaan.
Gue memarkirkan mobil di garasi luar rumah seperti biasa. Gue melangkahkan kaki masuk. Dan... seperti biasa, kalo nggak ribut ya sepi hampa kayak gini. Kosong seakan nggak ada siapa-siapa di rumah ini.
Gue menjatuhkan diri di atas kasur empuk gue. Gue nyalain laptop dan mulai menggedit lagu - lagu yang udah gue rekam. Setelah itu, gue lanjut merampas buku musik gue dari atas nakas dan menulis isi hati gue saat ini sebagai lirik. Cara ini salah satu cara gue untuk melepaskan pikiran. Entah apa aja yang gue pikirin.
Entah karena pikiran gue yang lagi rusuh ngga jelas atau apa. Gue bisa nyelesain 1 lagu dalam beberapa jam aja. Karena ada banyak yang bisa gue lontarin ke buku kecil milik gue ini. Keren juga gue.
Setelah beberapa jam menulis penggalan lirik-lirik yang akan menjadi lagu ini. Lama-lama gue ngantuk. Yaudah deh, gue istirahat aja. Berharap disaat gue bangun, gue berada di dalam rumah yang nyaman dan hangat.
Meskipun mustahil
.
________________________________
Semoga pada suka ya so far sama ceritanya. Btw kalian oke ngga kalo partnya panjang panjang?Part 2 soon!
YOU ARE READING
Who Would I Choose?
Fiksi PenggemarLuke atau Calum? Elleina dijatuhkan pada posisi harus memilih salah satu diantara mereka berdua. Luke atau Calum? (WARNING: LONG CHAPTERS)