01 - Kantin

210 2 0
                                    

Happy Reading!!

Typo bertebaran dimana-mana!!

_____________________________

Teriakan-teriakan heboh para murid SMA Nirwana menggema di seluruh penjuru sekolah. Para murid khususnya kaum hawa tengah menikmati pertandingan basket yang sedang berlangsung. Apalagi ketika cowok benomor punggung 18 memasukkan bola ke dalam ring basket membuat SMA Nirwana mencetak poin di tiga detik terakhir.

Cowok bernomor punggung 18 itu lalu berlari keliling lapangan disusul teman timnya lain yang bersorak kegirangan.

"Nirwana"

"Nirwana"

"Nirwana"

Begitulah teriakan seluruh murid SMA Nirwana ketika sekolahnya menjadi pemenang. Lain halnya dengan 3 cewek yang kini sedang duduk manis menyaksikan pertandingan melalui layar televisi.

Para cewek itu juga senang bukan main melihat kemenangan sekolah mereka. Terkecuali cewek berambut panjang gelombang yang terlihat seperti acuh dengan pertandingan itu. Cewek itu duduk memanjangkan kakinya dengan kursi sebagai penahan agar kaki cewek itu tidak jatuh.

"Karna lo kalah taruhan, jadi sesuai perjanjian awal lo bakal ikutin mau kita" ujar Nana.

"Yapp betul sekalii, lo harus ikut SE-MU-A mau kita tanpa terkecuali" timpal Chaca.

Sebelum pertandingan tadi mereka sudah membuat taruhan siapa yang akan memenangkan pertandingan. Jangan tanya siapa yang mempunyai ide kekanakan seperti ini kalau bukan Dine sendiri. Cewek itu yang memancing bencana di kehidupannya sendiri.

Kenapa bencana? Ya nanti di jelasin, terusin aja bacanya dulu

"Ck! Gak semua ya! Satu aja, masing-masing satu. Awas kalau minta aneh-aneh, gak bakal gue kabulin" Dine memutar bola matanya malas. Sedangkan Nana dan Chaca sudah kegirangan memikirkan hal apa yang akan mereka minta pada cewek itu.

"Gue ajak yang minta"

Semua menoleh mendengar suara orang itu. Dine malah memalingkan mukanya malas menatap orang yang baru datang itu. Sedangkan Dera dan Chaca justru semangatnya bertambah. Mereka hobi sekali membuat Dine kesal. Orang itu masuk diikuti dua orang lainnya dibelakang punggungnya.
Mereka adalah Noah, Igun, dan Fikar. Yah mereka kesini usai pertandingan selesai.

"Biasain kalau masuk ke ruangan gue yang sopan!" Ketus Dine, cewek itu berdiri mengambil pengharum ruangan beraroma lavender yang terletak di meja sudut ruangan.

"Suka-suka guelah, ruangan ini punya gue juga" cowok itu lalu membuka baju basket yang masih melekat pada tubuhnya.

Dine mendelik tajam kearah ketiga cowok itu, lebih tepatnya Noah. Lalu ia melangkah mendekat kearah tiga cowok itu sambil memukul pengharum ruangan yang botolnya dari besi ke telapak tangannya. Kegiatan tiga cowok itu terhenti kala menyadari cewek yang sudah ada di depan mereka.

"Ngapain lo?" Noah menaikkan alisnya menatap Dine yang mendekat, cewek itu mengangkat tangannya yang memegang botol pengharum ruangan. Lalu

Ssssssttttttttt...sssstttttttttt...sssstttttt

Note : anggap aja ini suara pengharum yang disemprot!

"Berhenti Din!" Ujar Noah. Ketiga cowok itu menutup mukanya serentak menghindari semprotan pengharum ruangan. Sedangkan para cewek terkekeh melihat melihat mereka yang seperti ingin muntah mengingat mereka bertiga membenci bau lavender.

"Igun udah gak sanggup astoge" ujar Igun masih dengan mukanya yang tertutup.

"Din gue bilang berhenti! BERHENTI!" Teriakan Noah menyentak tangan Nadine. Sedangkan botol pengharum ruangan itu sudah terlempar entah dimana.

CanduWhere stories live. Discover now