Setelah keduanya bermain kejar-kejaran, saling melempar lelucon, dan berganti baju. Akhirnya mereka makan di restoran ditempat mereka pertama kali sarapan bersama. Lucu, air terjun yang hanya beberapa meter dari sini seperti tidak di jamah orang, namun restoran ini memiliki pelanggan yang cukup banyak. Devina yang tengah memikirkan itu tak habis pikir, bagaimana mungkin orang-orang tidak mengetahuinya?
"so kak, how's your feeling?" kata Devina membuka percakapan sambil menunggu makanan mereka yang sudah mereka pesan.
"i'm totally happy for today, thanks to you Devina" jawab Angga, ia menarik lembut tangan Devina yang berada di atas meja, lalu mengelusnya secara perlahan dengan jari-jarinya. Angga benar-benar menyayangi gadis ini, ia takut melukainya lagi.
Devina tersenyum kecil, lalu menggenggam tangan Angga. "pekerjaan kakak gimana? bulan lalu kayaknya kakak sibuk banget" Angga hanya mengerling mendengar pertanyaan itu.
"kamu ceritanya interogasi kakak nih? mending kakak dulu deh yang nanya. Apa yang membuat kamu masuk ke mobil kakak, bahkan tanpa kakak suruh?" Angga menggunakan tatapan menyelidik yang membuat Devina menahan tawa, konyol banget . Pikir Devina.
"just, another confession from a guy. tapi yang tentunya aku tolak, karena aku gasuka. Tapi gatau kenapa tadi aku didatengin lagi, padahal aku udah tolak, jadi aku kabur." setelah berkata itu makanan mereka datang. Soto betawi untuk Devina, dan tongseng sapi untuk Angga, makanan yang pas untuk mereka yang baru saja selesai dingin-dingin karena bermain air.
"terimakasih" ucap mereka bersamaan.
Mata Angga tertuju pada Devina, entah kenapa Angga yang mendengar nya merasa bangga. Siapa yang tidak bangga kalau hanya dirinya yang di terima disisi Devina saat ini? bahkan bisa menciumnya, merengkuhnya, dan melakukan hal lain layaknya pacar untuknya? Dengan cueknya Devina mengatakan ia menolak lelaki yang padahal mungkin lebih baik dari dirinya.
Angga mencoba bertanya dengan nada menggoda untuk mengetahui kebenaran pikirannya saat ini. "emang yang kamu suka sekarang siapa dev?" Devina memerah mendengar itu.
"kakak kan?" tanya nya lagi sambil menendang kecil sendal Devina dengan sepatunya.
"geer banget siiiii" Ucap Devina pada akhirnya. "liat nanti aja, ntar ku kasih tau" ia menyeruput teh hangatnya untuk menghilangkan kegugupan yang pasti diketahui Angga.
Angga tertawa kecil, sudah lah ia tidak ingin terlalu jauh menggoda wanitanya saat ini. Ia harus ingat bahwa ia bukan anak ABG lagi dan harus memberikan kenyamanan untuk Devina saat ini. "kak Airin gimana kak?"
Angga meilirik Devina pelan, terlihat bahwa Devina baik-baik saja walaupun bertanya hal yang menurut Angga sensitif untuk mereka. Jujur Angga sama sekali lupa dengan fakta bahwa ia memiliki istri yang notabene kakak Devina sendiri. Astaga bersama Devina memang membuat ia seperti anak muda yang baru pertama kali jatuh cinta. Lupa diri dengan yang namanya kepahitan dunia, semua masalahnya hilang saat melihat senyun, gelak tawa, bahkan wajahnya yang tengah menatap Angga dengan lembut saat ini.
"dia ke bandung selama dua hari"
"oh ya?" Devina terperanjat mendengar itu, karena ia memang tidak mendapat pesan apapun dari kakaknya mengenai kepergian dia ke Bandung.
"udah gapapa, dia emang suka lupa ngabarin orang" Angga menyadari kecemasan Devina, lalu mengubah tempat duduknya disamping Devina dan merangkulnya. Angga harus membuat Devina bahagia, ia tidak akan berbicara tentang Airin saat ini. Katakan lah ia jahat, tapi segala sesuatu tentang Devina di hatinya saat ini tidak bisa diberhentikan.
"habis ini mau langsung pulang ga?" tanya Angga mengalihkan pembicaraan.
Devina mengangguk "ya, aku capek banget hari ini". Angga tersenyum ,lalu mencium dahi wanitanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love.
RomanceONLY 20++ Devina baru berumur 20 tahun ketika ia tinggal untuk pertama kali bersama kakaknya. Tapi ternyata ke pindahan Devina menghasilkan insiden kecil yang memberikan pengaruh besar antara Angga, suami kakaknya sendiri dan dirinya. Apa yang aka...