"Dev, jalan yuk. Udah lama lho kita ga main." Davina menoleh ke sumber suara di sampingnya. Cia, salah satu teman satu jurusan nya, tengah memberikan wajah yang memelas dengan mulut yang dimaju-majukan. Berharap mereka bisa bermain kali ini.
"Ama pacar lo aja lah si Ganesha, gue lagi ada urusan nii.." mendengar itu Cia cemberut. "ugh pacar gue lagi sibuk nugas Dev.. gue bosen pengen shopping. Lu ada urusan apa si? gue gabisa ikut ya?"
"no, sorry banget Cia.. Jumat depan mau ga? Gue gaada acara ni?"
"owkehhh, gue juga kosong song song. Awas lu boong ya" Devina mengangguk dengan cepat sambil memberikan sign peace dengan serius. Cia memang tak suka dengan orang yang ingkar janji. Ia akan ngambek selama 2 hari jika ada orang yang tak menepati janji dengannya. Kecuali jika memang alasannya masuk akal, ia akan menoleransi sedikit.
"yaudah, kalo gitu gue ke parkiran ya? bye Devina sayangkuu" Setelah memberi pelukan singkat, Cia menjauhi Devina sambil melambaikan tangan berulang-ulang.
"haha, dasar" Devina menggelengkan kepalanya setelah Cia sudah menghilang dari pandangannya. Bisa dikatakan mereka berdua adalah teman dekat di kampus. Dulu ketika lelah mengerjakan tugas, mereka sering ke cafe atau tempat makan bersama untuk menghilangkan penat. Barulah semenjak pacaran dengan Ganesha, waktu Cia terbagi menjadi dua antara Devina dengan pacarnya.
Devina menghela nafas dengan pelan, setelah itu berjalan kembali menuju halte depan kampusnya, menunggu seseorang yang sudah berjanji dengan dirinya hari ini.
Tak disangka, ternyata yang ditunggu sudah menunggu diluar mobilnya dengan tangan yang melambai-lambai kearahnya disertai senyuman yang lebar. "Deviiinaaa"
Devina tertawa, astaga suaranya keras banget. "iya kaak bentarr" Devina berlari mendekati kak Angga dengan cepat, rasanya tak ingin ia menunggu terlalu lama. "kakak udah dari tadi?" tanya Devina ketika ia sudah dihadapan lelaki itu.
"engga baru aja kok" Angga menatap Devina dengan lembut, setelah itu tangannya bergerak ke kepala Devina untuk mengelusnya.
"kalo gitu kita masuk yuk?" Sebelum tangan itu sampai, Devina langsung mengelak lalu berjalan ke mobil.
"hmm iyaa" tangan Angga terkepal di udara, dengan canggung ia masukkan lagi ke sakunya. Astaga Angga, Tahan dirimu sebentar. Angga merutuki dirinya sendiri, setelah itu ia segera masuk kedalam mobil, menyalakan mobilnya, lalu menoleh ke arah Devina. "sorry, kakak sempet lupa kalo kita masih di sekitar kampus"
"asal jangan diulang lagi ya kak" Angga mengangguk, mengelus kepala Devina yang sebelumnya tidak sempat, lalu bertanya. "Kamu mau kemana ni?"
"Disekitar air terjun yang kita biasanya datengin gaada tempat lain yang seru kak?"
"ada" Angga tersenyum.
"apa?" Tanya Devina dengan semangat, menurutnya disana memanglah tempat terbaik untuk mereka berdua. Tidak ada yang tau mereka siapa, tidak ada yang peduli apa yang mereka lakukan.
"penginapan" Devina menoleh, terlihat senyuman nakal kak Angga yang memang nampak jelas di wajahnya.
"ih kak seriusss..." Devina sudah tak mampu lagi untuk tak memukul pelan lengan Kak Angga. Dasar, lelaki ini memang selalu bisa membuatnya merasa malu.
"hahaha.. terus kamu mau kemana?" Angga tergelak, wajah Devina yang memerah membuat Angga tidak menyesali perbuatannya. Rasanya ia ingin mengganggu Devina hingga wajahnya memerah seperti kepiting rebus.
"sebenernya aku mau ke dufan" Kata Devina. Ia sebenarnya tidak terlalu suka dengan rencana ini. Mengingat dufan yang terlalu dekat dan mungkin ada orang yang mereka kenal. Apalagi di hari jumat begini. Tapi Devina ingin sekali menaiki wahana bersama kak Angga, sehingga ia tak bisa memberhentikan mulutnya untuk mengusulkan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love.
RomanceONLY 20++ Devina baru berumur 20 tahun ketika ia tinggal untuk pertama kali bersama kakaknya. Tapi ternyata ke pindahan Devina menghasilkan insiden kecil yang memberikan pengaruh besar antara Angga, suami kakaknya sendiri dan dirinya. Apa yang aka...