Hay guys.
Cerita kedua gw gxg, sorry banyak typonyaa.
Happy reading everyone.***
-Jennie Pov
Disinilah aku, dibangku depan kampus sendirian menunggu lalisa.
Yeah dia kakakku, umurnya hanya terpaut 1 tahun dariku maka dari itu aku tidak mau memanggilnya dg embel2 unnie atau sejenisnya karena menurutku aku dan Lisa seumuran tp karena otaknya yg encer jd dia sudah melampaui beberapa kelas dan sekrang sudah menjadi ceo di perusahaan appa."Lisa sialan, sudah 2 jam aku menunggu. Dimana dia?!" Gerutuku sambil terus menelfon nomor Lisa.
Tutt.. tutt Nomor yg anda tuju...
"Aaarrrggghhh, lebih baik aku naik taxi" ucapku frustasi.
Akhirnya aku pulang dg naik taxi ke apartmentku dan Lisa.-Lalisa Pov
"Hhooaaammm, jam berapa ini?" Monolog ku, aku tertidur entah sudah berapa lama. Yg pasti leherku terasa pegal karena aku tertidur dg posisi tertelungkup di meja kerjaku.
Aku melirik jam tangan rolex ku.
"Astagaa, aku lupa jika harus menjemput jennie di kampusnya"Kulihat banyak sekali missed call dr jennie, segera kuambil kunci mobil dan bergegas menuju parkiran.
"Sial sial, setelah ini pasti telingaku akan panas mendengar pidato si kucing betina jika sudah marah"
-Author Pov
Sepanjang perjalanan lisa terus mencoba menghubungi jennie, tapi tak ada satupun panggilan telfonnya yg diangkat.Sesampainya di kampus Lisa melihat sekeliling tp tak ada seorangpun, bahkan gerbangnya sudah ditutup.
Akhirnya Lisa memutuskan untuk pulang ke apartment nya.
***
Klik..
Bunyi pintu apartment yg terbuka.
Lalisa celingukan, sebab apartment nya masih gelap.
"Jenn?"
"Apa km sudah pulang?"
"Jennie??"
"Km dimana?"Lalisa terus berjalan dan menyalakan lampu apartment nya.
Dia masih mencari jennie tp teriakanya tidak ada yg menjawab.-Lisa Pov
Aku sangat lelah, dan kebiasaanku jika sedang lelah adalah memeluk tubuh kecil jennie. Entah sejak kapan tapi itu sudah menjadi semacam obat untukku. Aku dan jennie jauh dari orang tua, aku memutuskan tinggal di apartment agar lebih dekat dengan kampus jennie. Dan sampai sekarang aku tak tahu kenapa aku dan jennie sama-sama tak punya pacar.Saat aku membuka pintu kamar terdengar suara gemericik air dari kamar mandi, mungkin jennie sedang mandi pikirku.
Lebih baik aku ikut mandi, aku sudah kelelahan jika harus menunggu jennie sampai selesai.
Jadi kutanggalkan bajuku menyisakan celana dalam dan sport bra ku, aku masuk ke kamar mandi tanpa menimbulkan suara agar jennie tidak terganggu dengan ritual mandinya yg super lama itu.-Jennie Pov
Badanku terasa lengket jadi sepulang dr kampus aku langsung mandi.
Berlama-lama di bawah shower menikmati guyuran air sedikit membuatku rilex.
Jangan lupa aku masih kesal karena Lisa yg tidak ada kabar. Entahlah padahal banyak yg ingin mengantarku pulang tp kutolak.Aku memejamkan mata menikmati guyuran air hangat ini, tiba-aku merasakan ada tangan yg meraih pinggangku dan memelukku.
"Yaaaak, kamjagiyaaa!"
Aku berteriak dan menoleh kebelakang.
Terlihatlah lisa dengan senyum bodohnya.
Dia pasti sedang kelelahan dan mencariku untuk dipeluknya.
Tapi astaga aku masih telanjang, bukan melepaskan pelukannya tp justru lisa memutar badanku dan membuat posisiku berhadapan dengannya. Dia memelukku dg erat seolah tak ingin aku melepasnya dan apa ini, kenapa darahku berdesir.
Dia kakakmu jennie!-Author Pov
Mereka berpelukan di bawah guyuran air shower.
Tak seperti biasanya kali ini jantung lisa berdetak sangat kencang, dia tau dia menyayangi jennie lebih dr seorang adik tp dia takut jika jennie membencinya.