"Tunggu sayang, gw bentarr lagi. Akkhh aakhh jennn"
Peluh membasahi kedua manusia yg sedang gencar menggapai nikmat masing-masing.
**** Brakk brakk brakk ..
"Sial, hampir aja gw klimaks. Siapa sih pagi-pagi ganggu orang tidur. Bodoamat ah!"
Gerutu lalisa karena mimpi indahnya terganggu teriakan seseorang diluar kamarnya. Dia tidak sadar jika sedari tadi gadisnyalah yg mengamuk di depan pintu.
"Lisaya, pali. Bangun bodoh, lu ga inget ini hari apa?"
Kesal jennie, setiap senin pagi dia harus marah-marah untuk membangunkan si manoban. Bahkan sudah lebih dari 30 menit dia menggedor pintu tapi si menyebalkan tak kunjung menjawab ocehannya.
"Gw berangkat sendiri aja lah, serah lu mo bangun ga. Gaada peluk cium buat 2 minggu. Byee"
Jennie berbalik hendak pergi dari depan kamar lisa sembari tersenyum mendengar suara langkah kaki setengah berlari dan suara teriakan lisa dari kamar.
"Otw jennie, gw udah bangun. Yok gw anterin ke pelaminan abis itu keliling dunia juga gw siap"
Begitu pintu terbuka terlihatlah tubuh jennie yg membelakangi lisa, langsung saja dia peluk sembari menghirup wangi dari ceruk leher jennie.
"Kenapa diem hmm?" Tanya lisa heran melihat tingkah jennie, 10 menit yg lalu bahkan masih terngiang di telinga lalisa bagaimana gadisnya ini marah-marah namun sekarang lihatlah.
"Gapapa, udah yuk tar telat lagi"
Tanpa menghiraukan tatapan aneh lisa, jennie lari ke arah basement tempat parkir mobil lisa sambil menutupi mukanya yg sudah memerah.
(Lisa sialan, apaan sih pake endus-endus leher dan perasaan apaan tadi - gw baru kali ini ngerasa jantung gw kek mo lompat)
Batin jennie mematung didepan mobil lisa sambil memegang dadanya yg terasa tak seperti biasanya.
****
Sesampainya di kampus.
Jennie melamun memikirkan saat lisa mencium lehernya tadi pagi.
"Nanti minta jemput jam berapa sayang?" "Sayang, hey?" "Nini?" "Yakk, JENNIE KIM!"
"Kamjagiyaa, gak perlu teriak lalisa. Lu mau puasa cium gw sebulan?"
"Heheh, gak loh sayang. Abisnya dari tadi ditanyain diem mulu.
"Nanti ga usah jemput gw, gw pulang sm si rose aja"
