Gadis itu melangkahkan kakinya keluar pintu rumah sakit. Setelah setengah hari menjaga mama nya, tubuhnya juga perlu berhenti sejenak.
Kakinya telah sampai di ujung lantai luar rumah sakit. Saat ia memajukan langkahnya sedikit, tiba-tiba awan berubah mendung, terdengar gemuruh dan angin yang lebat. Ia memundurkan kembali langkahnya. Tubuhnya gemetar, tangannya menjadi dingin.
Tenang Nara. Tenang.
Ia menutup matanya.
"Ya Tuhan, aku udah banyak kaget hari ini. Jangan bikin aku kaget lagi yaa, kasian jantungku"Tak lama setelah itu, sinar mentari perlahan mengenai tubuh gadis itu. Rupanya, doa Nara langsung dikabulkan oleh-Nya. Ia segera membuka mata dan tersenyum.
Tak mudah untuk orang yang memiliki phobia hujan seperti Nara. Ia sering mengalami hal ini tapi tidak juga segera terbiasa. Mendengar gemuruh dari langit sudah membuat tubuhnya bergetar dan kakinya lemas. Nara selalu memasang headset miliknya saat hujan tiba, namun sudah dua minggu ini barang itu rusak dan Nara belum sempat membeli.
----
Sesampainya di depan pagar rumah, Nara dihampiri tetangganya.
"Mbak Nara! Ini tadi ada titipan buat mbak," ucap Bu Asih, tetangganya.
"Headset? Dari siapa Bu?"
"Saya nggak tau mbak, kayaknya sih temennya mbak Nara. Yasudah saya pergi dulu ya."
"Eh iya Bu Asih, makasih yaa"
Bu Asih menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lalu pergi.
Nara langsung menuju kamarnya dan membanting tubuh ke ranjang. Lega rasanya sudah sampai rumah tanpa diganggu hujan. Ia memejamkan matanya sebentar, lalu membukanya kembali. Mengambil ponselnya dan menelfon Arga, pacar Nara.
Dua kali Nara mencoba menelpon tapi tak ada jawaban. Sampai ketiga kalinya, Arga mengangkat.
"Halo Ga"
"Halo Nar"
"Kamu sibuk ya? Lagi di kampus?"
"Eehhh nggak kok, aku nggak sibuk. Tapi bener, aku emang lagi di kampus."
"Ohhhh. Eh Ga, makasih ya headset nya hehe."
"Apa Nar? Headset? Perasaan aku nggak kasih kamu headset tuh?
"Bukan kamu? Lho terus?
"Eh Nar, nanti dulu ya. Ini lagi ada yang harus aku siapin."
Arga menutup telfon sepihak. Akhir-akhir ini, Nara merasa ada yang salah dengan Arga. Tapi dia kenal Arga sudah 2 tahun, pasti dia cuma lagi sibuk atau capek aja.
Duarrrr
Gemuruh kembali terdengar. Kali ini suaranya terdengar 2x lebih kencang."AAAAAA!!!" Nara teriak sekencang mungkin. Lampunya tiba-tiba mati. Tubuhnya tak terkontrol. Ia segera menyalakan senter melalui ponselnya.
Sudah listrik mati, hujannya kali ini sangat deras pula. Nara ketakutan. Ia teringat headset yang diberikan padanya oleh seseorang yang tidak tau siapa. Dia tidak peduli. Nara langsung memasang di telinganya. Meningkatkan volume sangat tinggi.
Bruakkk
Tubuhnya belum selesai bergetar karena hujan, sudah muncul suara dari luar kamarnya. Nara memberanikan diri untuk melihat situasi dengan headset yang masih terpasang di telinganya.Saat ia mengarahkan senter ponselnya ke arah jendela luar kamar. Ia melihat sesosok lelaki memakai hoodie hitam. Rambutnya basah hingga meneteskan air pada wajahnya.
"Heh! Siapa lo?"
Lelaki itu tersenyum. "Calon temen lo"
Nara mengecilkan volume musiknya.
"HAH!?"
Be Continue
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Hope From : A Good Girl
AventureHidup akan terus berjalan. Ada hal yang harus dihilangkan dan ada juga yang dihadirkan. Grace Elxynara telah membuktikan kebenaran pepatah itu. Ketika kau terlalu baik pada dunia, disitu kebaikanmu akan dipermainkan. Saat kesabaran yang tinggi tak l...