Lost

4 1 0
                                    

"Saat kehilangan sudah menjadi pilihan dari pilihan lain. Kau harus tau, bahwa cinta tak bisa hilang bahkan jika direnggut maut sekalipun"

"Sini aja. Nggak usah masuk!"

Aga mengacungkan jempol dan tersenyum manis.

"Maa, nih Nara bawa kue cokelat kesukaan mama," gadis itu menunjukkan senyum yang sudah biasa ia tunjukkan.

"Maaa," panggilnya dengan suara halus. Namun mama nya masih tak menjawab. Nara menepuk lengan mama nya, tapi masih tak berubah.

"Maa, mama. Mamaaaa. Dokterr dokterr... Agaaa...." teriaknya sambil menepuk-nepuk pipi mama nya.

Suara Nara terdengar oleh Aga. Ia segera memanggilkan dokter. Tak lama, dokter segera menanganinya. Nara sudah di luar ruangan dengan air mata mengalir deras.

"Lo kenapa nggak masuk sih waktu gue panggil!?" bentaknya dengan suara menahan tangis.

"Hm? Lho tadi kan lo bilang gue nggak usah masuk."

Nara membuang pandangannya yang tadi mengarah ke Aga.

Dia bener juga, tapi kan ga gitu maksud gue.

"Nara," panggil dokter Rizky yang keluar dari kamar mama Nara.

Dengan segap Nara langsung mengarah ke dokter Rizky.

"Gimana mama?"

"Mama kamu.... sudah meninggal. Saya udah coba semampu saya, tapi mama kamu---"

"Nggak...... Nggak mungkin. Mama nggak boleh ninggalin Nara, Maa..." teriakkan itu sangat kencang. Aga yang berada disamping Nara berusaha untuk menenangkannya.

-----

1 hari setelah pemakaman mamanya, Nara selalu ditemani Aga kemanapun ia pergi. Nara masih tak selera makan. Matanya sembab hingga terlihat hitam.

"Nar, bokap lo kemarin bilang ke gue, dia minta maaf sama lo soalnya nggak bisa nemenin waktu pemakaman."

Nara diam sekitar 30 detik. Lalu mengatakan, "Dia bisa-bisanya minta maaf. Istrinya meninggal pun dia nggak mau dateng. Seharusnya dia bukan minta maaf, tapi nyusul mama aja sana. Minta maaf aja disana."

"Nar, minta maaf di sana udah nggak dihargain lagi sama Tuhan. Jadi bener bokap lo, dia minta maaf disini," jawab Aga.

Aga memang polos, tapi lagi-lagi yang ia katakan memang benar.

"Nar, foto yuk!"

Cekrekk

Nara hanya terlihat kaget dan terdiam. Bisa-bisanya Aga meminta berfoto di saat seperti ini.

"Eh, ada cowok lo nih di foto kita. Tapi sama cewek. Udahan?" ucap Aga dengan melihat hasil fotonya.

"Lo nggak usah ngaco deh. Lo mana tau wajah cowok gue," balas Nara dengan suara yang masih lemas.

"Lo lupa siapa gue!?"

Nara segera melihat foto itu dan benar saja. Itu Arga. Nara langsung menghampiri tempat itu, disusul dengan Aga dibelakangnya.

"Ga!"

"Nara"

Nara melihat Arga sedang memeluk seorang cewek berambut panjang.

"Kita putus!"

Be Continue

----

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black Hope From : A Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang