#7 You had to be the one to let me down, to color me blue

2K 474 210
                                    

Sebenarnya, bisa saja Jisoo menunggu Jaehyun seharian di perpustakaan kampus mengingat ia enggak punya kegiatan lain setelahnya. Namun, Jisoo beriniasitif untuk pulang dengan Rose semata-mata untuk menghibur sahabatnya tersebut.

"Kok lo sendiri? Jaehyun sama Bangchan kemana?"

"Bangchan ada urusan, Jaehyun ke hati gue." Ujar Jisoo dengan wajah yang serius dengan jari telunjuk yang ia arahkan pada jantungnya. Rose melempar tisu basah di tangannya ke arah Jisoo, yang dilempar lalu terkekeh geli. Iya, gue tau kok gue alay. Tapi cantik kan? Batin Jisoo.

"Urusan apa?" Tanya perempuan jangkung itu lagi. Keduanya sudah berada di dalam busway, tinggal menunggu satu halte lagi untuk sampai ke komplek rumah mereka.

"Enggak tau tuh si Bangchan langsung buru-buru gitu. Curiga gue, sebenarnya dia kebelet pup- eh canda pup." Ujar Jisoo terkekeh sendiri, lalu ekspresinya kembali datar ketika mendapati tatapan membunuh oleh Rose.

"Lo belum ketemu juga sama Bangchan, ya?" Tanya Jisoo. Melihat ekspresi Rose, Jisoo tahu bahwa  kedua sahabatnya itu memang belum saling bertemu. Bahkan Rose enggak makan siang bersama dengan alasan mengerjakan tugas, padahal biasanya Rose enggak begitu.

"Cepet ketemu. Masalah itu bukan untuk dihindari, tapi dihadapi dan diselesaikan."

"Tumben?" Tanya Rose, takjub.

"Bener, salah. Salah, makin salah. Emang ya hukum cewek selalu benar enggak berlaku ke gue." Ujar Jisoo cemberut. Rose tertawa keras sambil memeluk sahabatnya dengan erat. Gemes banget sama Jisoo tuh!

Akhirnya Rose mengangguki nasihat Jisoo. Bukannya Rose enggak mau ketemu, tetapi perasaan marah dan merasa bersalah itu jelas ada. Dan Rose enggak mau nunjukin itu ke Bangchan, takut keadaan semakin pelik.

"Terus si Jaehyun kemana?" Tanya Rose mengalihkan pembicaraan.

"Ke perpustakaan. Udah deh jangan bahas dia dulu. Bete sama dia, dia pikir dia ganteng? Ya banget lah!" ujar Jisoo sambil mengacak rambutnya frustasi. Sebelum kuliah frustasi, sesudah kuliah semakin frustasi. Alasannya karena satu orang: Jaehyun.

"Katanya gantengan Rowoon?" Tanya Rose, masih mengingat ucapan Jisoo.

"Ya sama-sama ganteng, kalau cantik kan gue." Ujar Jisoo sambil mengibaskan rambutnya. Rose kembali tertawa, enggak protes karena yang diucapkan Jisoo memang benar.

"Susah ya cinta bertepuk sebelah tangan, kayaknya gue udah mulai tau deh ujungnya gimana." Ujar Jisoo lagi dengan wajahnya yang lesu. Rose mengelus-elus punggung Jisoo untuk menenangkan. Adanya cinta bertepuk sebelah tangan adalah alasan Rose enggak mau mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya kepada orang yang selama ini ia sukai. Dan Rose sadar bahwa ia memang terlalu pengecut.

Rose masih memegang prinsip puisi Syekh Jalaluddin Rumi yang berjudul Aku Mencintaimu Dalam Diam, yakni:

Aku memilih mencintaimu dalam diam, karena dalam diam tak akan ada penolakan.

"Jadi nih main ke rumah gue?" Tanya Rose setelah selesai dengan lamunannya. Belum sempat menjawab, Jisoo sudah disibukkan dengan ponselnya. Buru-buru Jisoo mengangkat panggilan telepon. Ekspresi Jisoo berubah cemberut, Rose tau persis apa yang sedang terjadi.

"Dimarahin ibu lo lagi?" Tanya Rose, Jisoo mengangguk sebagai jawaban.

Lima manusia pelik sudah bersahabat sejak kecil, alasannya sederhana saja, mereka di besarkan di wilayah yang sama. Suatu hari, mereka menjadi peserta lomba kelereng pada 17 agustus. Belum mencapai garis finish, kelimanya malah bertengkar karena Bangchan yang enggak sengaja menabrak Rose, Rose menabrak Jaehyun, Jaehyun menabrak Jisoo dan berakhir dengan Rowoon. Kelimanya bertengkar dengan disaksikan oleh seluruh masyarakat komplek termasuk ketua RT dan RW. Fotonya bahkan masih terpajang di kantor karang taruna. Lalu setelah kejadian itu, mereka malah berteman akrab hingga sekarang.

Peluk Pelik || Jisoo ft Idol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang