ᶠᶦᵛᵉ: ᵗʰᵉ ᵖᵃˢᵗ

577 58 6
                                    

Menyembunyikan pistol dibalik jaket jumbo, Hyunsuk bersama Ben mengendap memastikan jalanan sudah benar-benar sepi. Mereka berjalan kerah utara lebih dulu, guna mengecek tempat cctv yang dipasang Jihoon dan Junkyu. Lantas setelah itu mereka akan kearah barat untuk mencari tambahan bukti dari pembunuhan berantai beberapa tahun lalu.

"Sial kenapa kameranya bisa di rusak sih hyung?" Ben menggerutu mendapati kamera cctv yang rusak mungkin karena hantaman batu.

"Aku juga penasaran, bagaimana bisa mereka tahu tempat sekecil ini? Maksudnya, tidak mungkin Anonim menggeledah tempat sekecil ini untuk penempatan kamera. Kalau di pusat kota aku yakin mudah bagi mereka menemukannya, tapi ini di bagian utara pusat kota. Kota kecil yang mana jarang di huni. Bagaimana bisa?"

"B-bagaimana kalau memang benar salah satu diantara kita-"

"Ben, ayo ketempat Mashiho dan Junkyu sekarang. Mereka sedang butuh bantuan." Menerima pesan masuk dari Jihoon, Hyunsuk menyela omongan Ben.

Bukan sekarang, ini bukan waktu yang tepat untuk membahas hal seperti itu.

Tanpa banyak kata, mengendarai mobil tua milik Ayah Hyunsuk, mereka menuju ke tempat Mashiho dan Junkyu yang mana ada di Barat Pusat kota. Mashiho dan Junkyu akan mengambil dokumen lain dari salah satu korban pembunuhan berantai, tapi mungkin kepergok Anonim.

Dalam hati Hyunsuk mengumpat merutuki Anonim, kalau sampai dua saudaranya kenapa-kenapa kali ini dia tidak akan tinggal diam. Cukup Yoshi yang kemarin terkena tembakan di lengan.

Tidak benar, Hyunsuk membawa mobilnya ugal-ugalan. Keinginannya sampai disana menggebu-gebu apalagu keinginan membunuh anggota Anonim.

Sampai dimana Ben berteriak dan mengambil alih kemudi karena Hyunsuk hampir saja menabrak seorang perempuan yang akan menyebrang.

Tapi jam segini, siapa?

"Awas hyung!" Ben merebut kemudi membantung stir menabak tiang listrik. Untung tidak menimbulkan kecelakaan yang serius.

"Astaga kenapa kau ceroboh sekali hyung? Coba kalau menyetir jangan sambil melamun, aku tahu kau khawatir tapi tidak boleh seperti ini." Omel Ben dengan perasaan was-was. Hampir saja dia bertemu malaikat maut.

"Siapa perempuan itu, jam dua dini hari masih berada diluar?"

"Tengok saja di belakang mobil."

Hyunsuk mengamati siluet perempuan yang hampir saja ditabraknya tadi. Tunggu, tunggu, dia sepertinya kenal.

"Kau bawa mobilnya, aku yang akan membereskan masalah ini."

"Mau kau apakan perempuan itu hyung? Ingat kalau untuk sementara kita tidak berhubungan dengan perempuan manapun dan-"

"Ha Yoonbin tolong jangan ceramahi aku, aku tahu apa yang harus ku perbuat." Hyunsuk keluar dari mobil tuanya. Menutup pintu kencang hingga yang ada di dalam terjingkit kaget.

Ben mendengus kesal. Segala sumpah serapah diutarakan untuk yang tertua karena suka seenaknya. Tidak memperdulikan Hyunsuk lagi, Ben menjalankan mobil melesat menuju tempat Mashiho dan Junkyu.

-

Untung saja sore tadi kemampuan beladirinya diasah. Mashiho maupun Junkyu sedikit kewelahan tapi tetap bisa mengatasai serangan anggota Anonim.

"Mashi tetap waspada dibelakangmu masih ada tiga anggota anonim," bisik Junkyu memberi isyarat disela melawan Anonim.

"Kau juga tetap waspada di samping kirimu ada dua anggota anonim yang menggunakan belati."

Mashi melayangkan pukulan di wajah dan juga tendangan di perut anonim yang berusaha menyerangnya. Tapi nasib buruk menimpa Mashiho ketika pemuda itu lengah, pukulan di belakang kepala membuat pemuda itu sedikit sempoyongan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᵗʰᵉ ᵈᵉᵃᵈ ˢʰᵒᵗ [TREASURE + YGTB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang