23.

3.5K 372 45
                                    

Pagi itu, dua orang yang bergulat dengan selembar selimut yang menutupi tubuh polos mereka menggeliat tatkala sinar matahari menyinari wajah mereka sehingga mau tidak mau mereka bangun, duduk meregangkan otot-otot tubuhnya dengan cara merentangkan kedua tangannya di atas masing-masing kepala mereka.

"Engh ... Hoam ..." Dia menguap sebentar lalu menolehkan kepalanya ke arah pria yang telah duduk di sisi ranjang dengan posisi membelakanginya.

"GD?"

Dia menoleh, dengan canggung menggaruk kepalanya sembari diam-diam menarik selimut untuk menutupi asetnya yang terbuka.

"Apa kau ingin langsung pulang?"

"Ne. Emm ... Yejin, aku sekarang ada dimana?"

"Kau ada di apartemenku"

"Lalu ... Kenapa kita tidak memakai pakaian begini?"

Yejin tak berucap sama sekali, dia hanya menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya. Semalam Jiyong telah mengirimkan pesan padanya untuk menjemputnya di perusahaan oleh karena dia sudah pulang dari Hongkong dan ada pertemuan mendadak disana.

Namun saat di perjalanan pulang, Yejin sama sekali tidak tahu jika pria itu habis minum. Dia terpaksa membawanya ke apartemen nya dengan alasan itu sudah larut malam, tapi hal sepele itu malah berujung melakukan hubungan seks tanpa kesadaran.

"Yejin?"

Yejin mendongak, memperlihatkan matanya yang berkaca-kaca.

Jiyong merasa bingung dengan reaksinya namun saat melihat bercak tetesan darah yang mengering di sprei putih itu, dia langsung menyadari apa yang telah terjadi. "Yejin ... Apakah kita telah melakukan itu?"

Yejin mengangguk lemah. "Kau mabuk dan melakukannya dengan tidak sengaja, tapi tidak masalah jika kau tidak ingin bertanggungjawab"

Jiyong menghela nafas lalu menarik Yejin ke dalam pelukannya. Dia merasakan bahu wanita itu bergetar dan mengeluarkan suara isakan kecil yang tertahan membuatnya merasa bersalah telah merusak wanita itu.

Tangan Jiyong bergerak mengusap punggung polos Yejin dan tanpa sadar dia mengecup keningnya sekilas. "Aku akan bertanggungjawab. Kau jangan bersedih lagi ya?"

"Benarkah?"

"Tapi setidaknya kita harus memiliki suatu hubungan agar tidak canggung disaat kita berinteraksi nanti"

Jiyong meraih kedua telapak tangan Yejin lalu menatap matanya dalam-dalam. "Maukah kau menjadi kekasihku?"

Yejin tercengang dengan tawarannya secara tiba-tiba itu tapi dia tetap mengangguk tidak ingin kesempatan menjadi kekasih pria itu sirna begitu saja. "Ne. Tapi sekarang aku harus mandi dan kau juga harus pulang"

"Baiklah. Tunggu sebentar, aku ingin mengirim pesan pada istriku dulu" Jiyong mengambil ponselnya yang di atas nakas lalu mengirim pesan singkat pada Jennie bahwa dia sudah tiba di Korea dan sedang dalam perjalanan menuju villa.

Setelah itu dia berdiri di sisi ranjang, menyelipkan kedua tangannya di belakang lekukan paha dan punggung Yejin membawanya ke kamar mandi untuk mandi bersama.

____

Sesudah mencuci pakaian dan berganti pakaian menjadi gaun biasa untuk dirumah.

Ponselnya yang masih di charger berbunyi dan layar kuncinya menyala.

Jennie menghampiri ponselnya lalu membuka isi pesan dari pria itu. Saat itulah dia memutar bola matanya malas, kepulangan Jiyong hanya mengurangi waktunya dengan Lim saja.

Mommy Jen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang