***
Ini yang aku takutkan, bertemu mimpi buruk ku lagi, tapi... kenapa ini lebih menyakitkan dari sebelumnya?
~Rendi
***
"A-apa maksud lo," ucap Ressa dengan gugup.
Aku tersenyum tipis kepadanya, "Memangnya aku tidak tahu? Sejak kejadian sore tadi, dan saat ibu kamu memperkenalkan kamu dengan nama, Ressa, sudah membuatku penasaran tentangmu, apa benar kamu memiliki kepribadian ganda?" tanyaku.
Ressa terkejut akan ucapanku barusan, lalu ia menarik lenganku dan memutarkanya ke belakang punggungku, seolah Ressa ingin mematahkan tangan kananku, "Siapa Lo sebenernya?
"Aku? Aku Rendi."
"Bukan itu maksud gue, kok Lo bisa tahu?"
"Tahu apa? Oh jadi benar, kamu memiliki kepribadian ganda?
Ucapanku membuatnya menambah cengkraman ya.
"A-aw!!" Rintihku.
"Kau pikir hanya kau yang tahu rahasiaku? kata gadis itu. Setelah itu Ressa langsung melepaskan lenganku dari cengkeramannya.
Setelah lenganku terlepas, aku langsung berbalik dan menatap wajahnya, "Apa yang kau tahu tentangku?"
Ressa tersenyum miring ke arahku," Jawab jujur malam itu, Lo berusaha selamattin nyawa gue kan?"
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Tahulah, orang gue kok yang mancing dia ngikutin gue, biar gue bisa bunuh dia, tapi apa? Semuanya gagal, gara-gara lo."
"Kau pikir, kamu bisa membunuhnya?"
"Kenapa, Hem, gue nggak bisa, ngebunuhnya? Terus karena itu, Lo berusaha selamatin gue dari ambang kematian, Iya, wah, kehidupan memang penuh dengan kejutan ... kemampuan yang menarik."
Mendengar perkataannya sukses membuatku terkejut,"Haha omong kosong apa ini?"
Mendengar perkataanku bukannya mikir akan ucapaanku barusan, Ressa malah terkekeh, " Itu bukan omong kosong Ren, tapi itu nyata adanya. Salah satunya lo. Lo itu manusia yang bisa tau kapan dan bagaimana orang akan mati, Iya 'kan? "
"Lantas kau percaya, jika aku memiliki kemampuan itu?"
"Tentu saja aku percaya."
Perkataan yang keluar dari mulutnya membuatku terkejut, di sisi lain hatiku tersentuh ketika Ressa percaya, dengan kemampuan yang aku miliki, tetapi di sisi lain aku risih karena ia mengetahui rahasia terbesarku.
"Dari pada diem nggak jelas, bagaimana kalo kita membuat perjanjian? Kalo lo setuju, lo bisa hubungi gue," kata Ressa, tidak lama kemudian, kaki mungilnya menjauh dariku.
****
Pukul menunjukan jam 23.00 sesampai aku di rumah, ibuku yang sedari tadi menungguku pulang, keluar dari rumahnya, ketika ia membuka pintu rumahnya, ia melihat anaknya yang berdiri di depan gerbang dengan wajah lusuhnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Worst Nightmare [ ON GOING ]
Ficção AdolescenteKematian memang sudah menjadi takdir manusia sejak mereka mulai bernapas di bumi, tapi bagaimana jadinya jika ada sosok pria yang bisa melihat kematian seseorang di massa depan? [ MY WORST NIGHTMARE yang artinya MIMPI TERBURUKKU] Menceritakan kisah...