Yeah. Semua bot tampaknya berhasil dikacaukan. Picingan mata sintetis di langit-langit penjara nggak nyarat ini sudah hilang daya, bot-bot penjaga tidak lagi mondar-mandir depan pintu.
Semua bot? termasuk Kolb dong? Tanya hati kecil mungil kalian.
Tentu. Anda-anda sekalian benar sekali.
Ibarat manusia, Kolb tengah kejang-kejang dalam keadaan berdiri. Karena pusat chaos-nya robot bodoh itu. Tak perlu susah mengira, efek paling kuat terlihat di dirinya. Jadilah pemandangan bot kesurupan terpampang secara live di ruangan ini.
Hah.
Kalian lanjut tanya pakai tatapan skeptis. Bagaimana caranya kau pergi?
Ahay, itu ... itulah masalahnya. Dasar bot bodoh, mungkin kalkulasinya somplak berat dalam artian program khawatir yang dibuat tinggi padanya telah bekerja secara optimal. Bot asist manusia lumpuh begitu, lho.
Saat dibuat dulu, memang sengaja demikian. Secara, anak kaya ini sayangnya tidak kaya fisik. Punya badan ibarat pajangan kolektor manusia yang nggak bisa gerak sendiri. Kalau perlu apa-apa harus dibantu. Bahkan sekecil ngupil. Sudah sejak lama harga diriku terkelupas.
Pernah coba program Hubot, human bot, biar tubuh bisa gerak dengan bantuan robot sebagai penggerak otot semisal kaki dan tangan. Tapi masa pakai yang terbatas membuat Hubot tidak efektif, disusul masa revolusi robot yang meluluhlantakkan kerja keras para ilmuwan.
Pupus sudah harapan jalan-jalan pakai kaki sendiri atau makan dengan jemari dan tangan sendiri.
Bot asist telah dibuat lebih awal, sembari Hubot dikembangkan, bot asist juga mendapat sedikit perhatian pengembangan. Sedikit saja. Makanya paling mutakhir 'hanya' program ingatan yang bisa dipelajari, pikiran dan reflek.
Heh, jangan percaya begitu saja perkataanku tadi. Kemajuan hebat terkait bot asist yang sempat kuagungkan bukanlah kemajuan terhebat. Bilang hebat, apalagi kalau bukan karena memang yang masih eksis keberadaannya tinggal bot asist itu di zaman kacau ini. Lupakan sejenak kalau robot-robot itulah penyebab seluruh ketidakberesan dunia terkini.
Bot asist itu menyesuaikan pemiliknya. Sesuai kebutuhan. Makanya jika pemilik adalah seorang tuna daksa, ia akan berprogram sesuai keadaan sang pemilik, bisa tahu kebutuhan apa saja yang diperlukan.
Program khawatir yang tinggi membuat Kolb hampir seperti sosok ibu sempurna. Perhatian dan pengertian. Kapan aku perlu makan, ia tahu. Kapan perlu minum, ia tahu. Kapan perlu garuk punggung, ia tahu. Kapan perlu ... perlu yang lain, ia tahu. Hebat sekali program khawatir ini.
Andai bukan sebuah program, sudah kuangkat bot itu jadi ibu bapak sambung. Bangun tempat tinggal nyaman di perdesaan, pelihara seikat besar ayam ras super, kebun berbagai tanaman tumbuh subur di halaman belakang, punya rumah pohon bersirkulasi udara tercanggih yang mengantar sepoi angin waktu sore hari, dan terakhir beberapa kerabat dari Kolb akan tinggal pada waktu tertentu semisal libur hari raya.
Indah banget.
Tapi kenyataan memang bukan seorang penjaja gorengan, bisa memberi pilihan ini atau itu. Kenyataan ibarat hakim penjatuh vonis hidup atau mati. Kalau bukan hakim, maka pastilah layaknya seorang kurir pembawa takdir tak tertawar.
Hah, tidak ada suara apa pun. Suasana lenggang ini seperti hembusan angin dingin, hidung jadi pedas. Aku sangat berharap bakal ada suatu keajaiban. Kolb tidak rusak dan kami bisa pergi atau Yuna datang ke sini atau Dom. Masalah jadi lebih bisa di logika jika itu terjadi.
Mau bagaimana lagi, selain bola mata, tidak ada anggota badan lain yang waras. Benar-benar sempurna lumpuh tak berdaya.
Uh, segala kebodohan ini sangat tidak tertolong. Biarlah, biar keajaiban datang. Seaneh dan se tidak masuk akal apa pun keajaiban itu. Harga diri yang tidak ada biarkan makin hilang entitasnya.
___
Halo, jumpa lagi di Someworld.
Di chapter awal sudut pandang cerita itu dari pengarang, tetiba selanjutnya jadi orang pertama. Mau diganti, terhalang 'yah, harus ubah lagi.'
Jadi, kalau ada yang masih juga nyasar ke sini dan baca, kutunggu komentarnya.Ingat, julid itu menyenangkan. Hehe.
Dah lah, jangan ambil busuknya kalau tahu itu busuk.
Bye

KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEWORLD
Science FictionYuna, Xixi, Dom, dan segelintir manusia harus bertahan dari keadaan dunia yang telah dikuasai oleh robot. Selain itu, mereka juga dihantui penyakit aneh peninggalan masa revolusi robot. Penurunan fungsi anggota tubuh, seperti perlahan lumpuh total...