Yah, bunda sayang ayah

27 4 3
                                    

Setelah sampai di rumah, Ibu Sarah hanya bisa menangis melihat putri kecilnya Lia yang harus membutuhkan perhatian khusus. Ibu Sarah belum mengetahui penyakit yang diidap suaminya.
Pak Faisal ingin menenangkan istrinya tapi rasa sesak yang ia derita tiap hari tidak dapat ia kendalikan. Bahkan dadanya merasakan nyeri yang sangat tajam bagaikan jarum menusuk paru-parunya.

"Bunda tolong......." terdengar suara Pak Faisal yang dangkal memanggil istrinya.

Ibu Sarah yang sedang sibuk didapur tidak mendengar suara Pak Faisal sama sekali. Karena tidak ada respon dari Ibu Sarah, Pak Faisal pingsan.
Ibu Sarah bergegas ke kamar untuk memanggil suaminya makan malam. Tapi, yang ia lihat suaminya sedang terkapar kaku dilantai.

"Yah, bangun yah... sekarang ada apa lagi ini..." nada bicara Ibu Sarah meninggi

Tangis Ibu Sarah tiada henti mengantarkan suaminya ke rumah sakit. Napas Pak Faisal terdengar sangat cepat. Ibu Sarah semakin panik dan mempercepat laju mobilnya.
Setelah sampai di rumah sakit, Pak Faisal langsung dilarikan ke IGD untuk mendapatkan pertolongan.
Beberapa menit kemudian, dokter keluar dari IGD dan menghampiri Ibu Sarah.

"Dok, bagaimana dengan suami saya?" ujar Ibu Sarah
"Suami Ibu tidak apa-apa, mohon jangan terlalu mengerjakan pekerjaan berat. Suami ibu terkena pneumonia yang sudah akut, jadi mohon terus mengawasinya agar tidak mengerjakan pekerjaan berat dan emosi bapaknya harus tetap stabil". Ucap dokter tersebut

Setahun sudah Pak Faisal telah menyembunyikan penyakitnya kepada istrinya. Seperti bangkai yang disembunyikan, lama kelamaan pasti akan tercium juga.
Ibu Sarah masuk ke ruangan tempat Pak Faisal dirawat. (Setelah mendapatkan penanganan dari IGD, Pak Faisal dibawa ke ruang inap). Ibu Sarah menghampiri suaminya sambil menangis tersedu-sedu.

"Yah, kenapa ayah tidak memberi tahu bunda dari awal". Ucap Ibu Sarah
"Bunda maaf......" suara Pak Faisal mulai terdengar
"Seharusnya sebagai suami istri kita harus berbagi kisah suka dan duka kita yah.... Insya Allah kalau bunda bisa pasti bunda bantu. Bunda sayang ayah....." ucap Ibu Sarah menangis menjadi jadi.

***

Ibu Sarah sebelumnya memikirkan nasib Lia putrinya yang berkebutuhan khusus, pikirannya sekarang bercampur aduk setelah mengetahui penyakit suaminya.
Konsentrasi Ibu Sarah semakin hari semakin menurun. Ia sering melamun dan menangis sembunyi-sembunyi.

***

"Masalah yang muncul harus kita terima dengan lapang dada
Tapi, ada baiknya masalah yang menimpa kita bicarakan kepada orang terdekat agar terasa lebih ringan".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang