Alzard ─ 1

210 69 17
                                    


Malam Minggu adalah malam yang paling dinanti oleh semua orang, biasanya para remaja akan nongkrong di caffe bersama teman dan sahabat, atau warung kopi dan berjalan-jalan mengitari ibu kota bersama sang kekasih.

Tapi itu semua tidak berlaku untuk gadis pemalas yang berumur 17 tahun ini, menurutnya malam Minggu seharusnya dirumah saja dan menghabiskan cemilan dirumah, atau bisa sambil menonton drakor dan juga membaca wattpad. Adakah yang sama?.

Arana Oktavia, gadis yang kerap dipanggil Nana itu kini tengah bersantai didalam kamar dan menonton drakor sambil memakan cemilan. Matanya begitu fokus menatap layar laptop didepannya, sedangkan mulutnya tak henti-henti untuk mengunyah beberapa cemilan yang sudah ia persiapkan sebelumnya.

"Yahh abis" gerutu Nana. Ini adalah cemilan yang ke 4, dan itu sudah habis sekarang. Dengan langkah malas ia harus kembali ke dapur dan mengambil beberapa cemilan lagi.

"Lah, cemilan gue kok tinggal segini?" Nana menghitung kembali cemilannya yang berada dikulkas. Tadi seluruhnya ada 11 dan sudah ia makan 4 jadi sisa 7. Tunggu sebentar, ada yang aneh.

"Kok cemilan gue sisa 3? Perasaan tadi 7 deh"

"Cari apa na?" Suara bariton itu mengagetkan Nana, sontak gadis itu menoleh kebelakang dan mendapati Ayahnya tengah memandanginya dari atas sampai bawah.

"A-anu, cemilan Nana tinggal 3 harusnya ada 7 yah" Nana menunjukkan raut kecewa. Sedangkan Toni hanya menghela nafas pelan.

"Nanti kan bisa beli lagi, sekarang ganti bajunya, emang gapunya baju yang lebih bagus?" Toni mengalihkan pandangannya.

"Punya, tapi kan Nana cuma dirumah yah, jadi ya nggak apa-apa dong"

"Ganti baju atau Ayah bakar semua baju kamu" ancam Toni.

"Iyaiya abis ini Nana ganti" pasrah Nana.

"Goodgirl" Toni tersenyum simpul dan pergi meninggalkan Nana yang kembali mengotak atik isi kulkas.

"Astaghfirullah ganti bajunya Na!"

Nana berdecak kesal dan memutar bola matanya malas"Iya yah, ntar dulu kan Nana bilang" kesal Nana.

"Yah yah, emang gue bokap lo?"

Nana membulatkan matanya, ini bukan suara bariton Ayahnya, namun ini suara berat seorang pria.

Dengan perlahan, Nana memutar badannya kebelakang dan mendapati Alzard tengah memandangi dirinya dari atas sampai bawah, sama seperti Ayahnya tadi, namun kali ini berbeda, Alzard memandanginya sangat intens membuat Nana gelagapan sendiri jadinya.

"Ganti baju" tajam Alzard, ia tak kuat jika melihat Nana hanya menggunakan tank top hitam polos dan juga celana pendek sepaha. Bisa-bisa imannya goyah.

"Iyaiya ntar dulu, gue mau ngambil cemilan, oh iya cemilan gue kok tinggal 3? Harusnya ada 4, lo ya yang ngambil?" Curiga Nana.

"Iya, tadi temen gue dateng terus gue
kasih aja cemilan yang ada dikulkas" jawab Alzard dengan santai.

Nana mendelik kesal, "ganti cemilan gue!"

"Ogah"

"Muluttt tu ya enteng banget kalo ngomong, pokoknya ganti cemilan gue atau.." Nana sengaja menggantung kata-katanya, supaya Alzard penasaran, namun itu semua tidak sesuai dengan ekspektasi Nana, nyatanya Alzard malah bertingkah acuh dan meninggalkan dirinya.

Nana tersenyum miring, "atau gue sebarin foto aib lo waktu kecil, pas lo garuk pantat sambil melongo kek orang goblok" Nana menahan tawanya yang hampir meledak, foto itu ia dapatkan dari album kecil dilemari waktu Nana membersihkan kamar Ayahnya dan mendapatkan aib Alzard didalamnya.

alzardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang