Refleksi : Upacara

1.1K 190 14
                                    

Banyaknya sanak saudara dari keluarga besar Moon memenuhi ruang tersebut. Seorang pria yang sudah tampak tua berdiri di dekat pigora Kakek mertua Doyoung yang sudah meninggal.

" Pemakaman Ayahku Takara berlangsung dengan khidmat. " ujar pria tersebut pelan. " Ku rasa saat ini waktunya kita mulai. " sambungnya.

" Semuanya, ingatlah tentang Takara bersama-sama, " semua orang mulai mengatupkan tangan sembari memejamkan mata. Begitu pula dengan Doyoung, pria itu mengikuti apa yang orang - orang tengah lakukan.

" Kalu bayangian dia sekuat tenaga. "

" Beliau memang sudah dikremasi, tapi dengan kekuatan tekad keluarganya, Takara akan muncul di hadapan kita seolah beliau hidup! "

" Ayo semua berpikir! Pikirkan dengan kuat! "

Tiba - tiba muncul sebuah cahaya yang samar - samar keluar dari raga mereka seperti sebuah aura dengan warna putih berkumpul menjadi satu membentuk sebuah cahaya yang terang dan perlahan mulai berwujud.

Mereka berhasil.

Berhasil membuat wujud Takara yang sudah meninggal berdiri di hadapan mereka. Doyoung sangat tercengang, ia benar - benar pertama kali melihat hal seperti ini selama hidupnya.

•••

" Kakek tidak hidup lagi. Ataupun menjadi hantu. "

Sorenya setelah upacara pemakaman berlangsung, Taeil dan Doyoung tengah beristirahat di tepi kolam yang sama saat Doyoung berbincang dengan Papa. Mereka berdua duduk di atas batu besar dekat kolam tersebut.

Doyoung menatap intens sosok suaminya. Satu - satunya orang yang bisa ia ajak bicara di rumah ini.

Sorot mata Taeil nampak serius, menatap lurus ke depan. " Itu hanya bayangan yang terbentuk dari tekad keluarga kami. " jelas Taeil sedikit demi sedikit.

" Kami menyebut mereka bayangan. "

" Karena itu, mereka tidak punya wujud fisik yang sebenarnya, tapi mereka terasa nyata bagi kamu keluarganya, "

" Dan kami merasa benar - benar bicara dengan mereka. Tapi itu mungkin hanya sekedar ilusi. Dalam percakapan pun mereka takkan menjawab di luar perkiraan kita yang masih hidup. " Taeil masih terus berbicara. Ini mungkin alasan kenapa Kakek dan Nenek buyut tidak menyaut Doyoung saat melihat sosok hantu yang ternyata adalah Nenek canggah.

" Meskipun begitu kami tetap menciptakan bayangan keluarga kami. Mereka membantu mengisi hati yang kosong saat seseorang dalam keluarga meninggal. Mereka pun terus menjadi bagian dari keluarga. "

Taeil menghela nafas pelan, seolah ada sedikit rasa berat dihatinya saat berada di tengah cerita.

" Tapi, bayangan itu semakin memudar. "

" Seiring berjalannya waktu, mereka mulai melemah dan semakin transparan. Lalu, setelah sekitar 20 tahun mereka menghilang sepenuhnya. "

" Tapi 20 tahun itu membantu keluarga yang ditinggalkan untuk bisa ikhlas. Itu membuat mereka bisa mendapatkan perpisahan yang tenang. "

Doyoung menggigit pipi dalamnya pelan dan Taeil masih terus bercerita. Bagaimana pun Doyoung sudah menjadi bagian dari Moon, ia harus tahu jelas tentang masalah ini.

" Sekarang sudah hampir 20 tahun sejak nenek canggahku yang berusia 125 tahun menjadi bayanyan. Beliau mungkin akan segera menghilang. Tapi saat ini aku, Ayah, atau Nenek sudah bisa merelakannya. "

" Tapi itu karena kita punya waktu 22 tahun untuk sampai bisa ikhlas dan berpisah. " akhir dari cerita Taeil yang sangat panjang.

Doyoung sekarang mengerti. Dan selama ia bercerita, Doyoung memikirkan sesuatu. Jauh di dalam hatinya, ia sangat menginginkan hal tersebut bisa terwujud. Maka dari itu Doyoung mencoba mengatakan apa yang ia inginkan kepada Taeil.

" Hei, Taeil. Nanti, kalau Ayahku meninggal, apa kita bisa membuatkan bayangan dirinya? "

Seketika pria bermarga Moon itu menoleh, " Kupikir kau pasti akan menanyakan itu. Aku tahu kenapa kamu ingin bayangan keluargamu sendiri, "

•••

" Apa yang kau katakan, Taeil? "

" Tentu saja tidak boleh! " Ibu Taeil mulai menggertak. " Apa gunanya membuat bayangan Ayahnya Doyoung? "

" Itu mustahil. " timpal Ayah Taeil.

Benar, Taeil memang menanyakan atau mungkin lebih ke meminta keluarganya tentang pernyataan Doyoung tadi sore. Namun sepertinya hal itu mustahil akan terjadi, mengingat betapa tidak sukanya mereka dengan menantunya sendiri, Doyoung.

Winter di sana ikut menyasikan kejadian barusan. Gadis itu nampak langsung menundukan kepalanya, sorot mata sedih terlihat jelas pada matanya.

" Maaf! " Doyoung memunculkan diri dari balik pintu. Sedari tadi ia menguping pembicaraan serius suami dengan keluarganya. Pria manis itu sekarang tengah bersimpuh sembari menatap keluarga Taeil dengan penuh penyesalan.

" Saya salah sudah memintanya! " Doyoung mengakui kesalahannya secara terang - terangan, sudah sangat malu mendengar penolakan dari mertuanya.

Doyoung membungkuk, " Tolong maafkan permintaan saya yang egois! "

Dan lagi - lagi, keluarga Taeil tidak merespon apa yang Doyoung katakan.

Di dalam kamar yang gelap nan sunyi tanpa penerangan apapun. Doyoung menangis di sudut ruangan tersebut sendiri. Hal barusan sudah sangat melewati batas. Doyoung tahu ia memang salah, ia malu dengan dirinya sendiri.

Satu persatu bulir mata jatuh dengan bebas membasahi pipi putihnya yang menirus.

" Kakak, "

Mendengar suara yang tak asing di telinganya membuat Doyoung mendongak. Duduk lah Winter dengan rasa ibanya kepada sang Kakak ipar atas kejadian yang menimpanya malam ini.

" Ayah dan Ibu tidak bermaksud buruk. " ucap Winter mencoba menjelaskan kondisi. " Mereka berdua orang yang baik. "

Doyoung menatap kedua netra adik iparnya. Tak lama kemudian pria itu berpaling, " Iya. " Doyoung sudah lelah.

" Permintaanku memang terlalu egois. Kakak akan minta maaf lagi pada mereka besok. " Doyoung mengusap pipinya perlahan, menghapus jejak air mata yang masih tersisa.

Tak lama kemudian pria manis itu menyunggingkan senyum tulus kepada adik iparnya.

" Winter, terima kasih selalu mencemaskanku. "

Gadis itu tersenyum hingga bola matanya tidak terlihat. " Itu karena aku sayang Kakak! "

" Terima kasih, " Doyoung mengulurkan satu tangannya guna mengusap pelan pipi Winter. " Kakak juga sayang Winter. "

Ah, Doyoung jadi sadar sesuatu.

Tubuh Adik iparnya, Winter. Ternyata juga transparan.

•••

👀👀👀

refleksi ⚝ ilyoung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang