Refleksi : Kebenaran

1.6K 190 23
                                    

10 tahun lalu...

Tepat sebelum Taeil dan Doyoung menjadi sepasang suami istri secara sah. Di haru sebelum pertunangan terjadi. Doyoung mengalami kecelakaan, dan tragisnya Doyoung tewas di tempat seketika.

Kecelakaan yang mengerikan itu membuat Taeil sangat sedih dan hancur. Dengan demikian ia memohon kepada Ayahnya untuk membuatkan bayangan Doyoung.

Syukur, Ayahnya menuruti kemauan Taeil dan upacara pemanggilan bayangan Doyoung pun di mulai. Semua sanak saudara Moon berkumpul di tempat biasanya.

Itu berhasil, bayangan Doyoung berhasil diwujudkan.

Cerita itu membuat Doyoung melotot tak percaya. Bulir keringat mulai keluar dari keningnya. Ia menatap Taeil dengan pandangan sulit dijelaskan. " Bohong, " respon Doyoung.

" Itu bohong.. "

Taeil sudah tahu hal ini akan terjadi, pria itu menunduk lalu memejamkan mata. " Kalau menurutmu aku bohong, coba saja pergi ke rumah keluargamu. "

" Pasti ada penanda untukmu di belakang nisan keluarga. " satu fakta dari Taeil yang baru Doyoung ketahui.

Lantas pria manis itu mengangkat kedua tangannya. Ia menatap dirinya sendiri untuk beberapa saat, " Lalu.. "

" Aku.. "

•••

Doyoung's pov

Aku adalah bayangan.

10 tahun lagi aku akan menghilang. Anehnya, hal itu malah membuat bebanku terangkat. Jelas, aku hanya bayangan yang sementara. Urusanku di dunia akan selesai, lagi pula kehadiranku juga tidak terlalu berguna.

Keesokan harinya, aku memutuskan untuk keluar dari rumah secara diam - diam. Namun baru beberapa langkah kakiku menapak, suara lirih dari jendela atas rumah mengalihkan atensiku.

" Kakak, "

Ku lihat Winter di atas sana dengan keadaan kabur tengah menatapku. " Mau ke mana? " tanya si gadis.

Setelah itu aku meminta maaf sedalam - dalamnya, aku mengucapkan selamat tinggal pada adik iparku sebelum benar - benar pergi dari sana.

Sedari dulu, Winter lah yang paling hangat dari seluruh anggota keluarga Moon.

Di perjalanan. Kalau dipikir - pikir, entah apa yabg dipikirkannya melihat istri yang sering menangis karena memimpikan kematian Ayahnya. Apa pernah sekali pun aku menangis karena memimpikan kematian suamiku?

Aku juga berhutang minta maaf kepadanya. 10 tahun sebelum aku menghilang. Aku atau Ayahku, entah siapa yang akan pergi duluan.

Akhirnya aku tiba di rumah Papa. Langsung ku buka pintu yang tertutup dan menemukan Papa tengah akan mengangkat tumpukan koran bekas terkejut melihat kehadiranku di depan pintu.

" Doyoung! " sapanya dengan nada gembira. " Kenapa? " tentu Ayah bertanya, bagaimana pun ia tahu bahwa aku masih terikat sebagai menantu keluarga Moon.

Dari pada menjawan pertanyaan Ayah, aku memilih untuk mengulas senyum.

" Papa.. " panggilku pelan. " Aku pulang. " ucapku dengan tubuh yang mulai transparan.

•••

this story remake from junji ito collection eps 6. arigamsamida udah baca 🙋‍♀💗⭐

 arigamsamida udah baca 🙋‍♀💗⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
refleksi ⚝ ilyoung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang