2.

91 11 0
                                    

Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi, bel istirahat pun telah berbunyi, membuat para guru yang sedang mengajar tersadar bahwa sudah waktunya bagi anak-anak untuk beristirahat.

"Jadi, bagaimana pelajaran hari ini? Apakah ada pertanyaan?" Tanya guru sejarah yang sejak tadi berdiri menjelaskan pada murid sepuluh ips 2.

"Tidak bu," jawab tiga puluh dua murid dengan serentak, termasuk gadis cantik yaitu Zaraya Pradipta.

"Bagus, untuk besok kalian ada tugas kelompok, silahkan memilih kelompok masing - masing,"

Raya mengedarkan pandangannya, karena jarangnya interaksi dengan temannya ia menjadi asing dengan teman sekelasnya. Raya baru menyadari, jika dengan sikapnya yang malas berinteraksi malah menyulitkan saat belajar.

"Raya, sudah dapat kelompok nak?" Tanya bu Tati-guru sejarah yang melihat Raya masih celingak celinguk tidak jelas.

"Ehm, anu bu, belum," jawab Raya kikuk.

Bu Tati menggelengkan kepalanya heran, entah mengapa di kelas ini memang bisa dibilang tidak kompak dan solid sama sekali.

"Permisi," seorang gadis dengan kacamata besar dan rambut di kuncir kuda menepuk bahu Raya yang membuat si empunya menoleh.

Raya sedikit mengingat - ngingat, siapa nama gadis ini. "Eh iya kenapa?"

"Raya sudah dapat kelompok?" Tanya gadis itu lembut.

"Belum," jawab Raya apa adanya.

"Mau masuk kelompok Mira gak? Tapi cuma Mira, jadi kita berdua?" Tanya gadis bernama Mira itu ragu - ragu, ia takut jika Raya menolak ajakannya.

Raya tersenyum dan lega mendengar pertanyaan Mira, jujur Raya tidak pernah memperhatikan Mira dikelas. "Boleh dong, gue juga masih sendiri belum ada kelompok,"

"Ah? Raya beneran mau? Syukur deh, Mira takut kalo gak ada yang mau sekelompok sama Mira karena Mira cupu," Ujarnya antusias lalu sedikit sedih di akhir kalimatnya.

"Iyaa Mir, lo ga perlu khawatir, gue mau kok sekelompok sama lo," ucap Raya sambil menepuk pelan pundak Mira.

"Yasudah, karena kalian semua sepertinya sudah mendapatkan kelompok, ibu pamit, sampai bertemu minggu depan, selamat siang," pamit bu Tati pada seluruh kelas.

"SELAMAT SIANG BUU," jawab seluruh kelas secara bersamaan.

"Duduk sini mir," ucap Raya nempersilahkan Mira duduk disampingnya.

"Heh Raya, lo ngapain sekelompok sama si cupu, jelek, dan gak guna ini?" Sinis Syifa, teman sekelas Raya yang sering membully Mira dan orang yang tidak ia sukai, sifatnya hampir sebelas dua belas dengan Grace.

"Karena pengen," jawab Raya singkat, sementara Mira sudah menundukkan kepalanya takut. Ia takut dengan bentakan Syifa.

"Mending lo gabung sama gue dan genk gue deh, lebih berkelas dari pada sama di upik abu ini,"

"Gak dulu," tolak Raya dengan mentah - mentah.

"Songong banget lo, mau menyesuaikan kasta ya sampe sampe temenan sama Mira?" Ejek Syifa.

"Raya kalo mau pindah sama syifa gapapa kok, nanti Mira sendiri aja," cicit Mira.

"Bodolah Mir, tu bocah cuma kurang belaian aja, lo gak usah pikirin, mending kita makan ke kantin," ajak Raya.

Mereka pun memutuskan untuk pergi ke kantin, dan memesan makanan dan duduk di kursi kantin.

"Mir mau makan apa?" Tanya Raya.

"Mira mau bakso aja,"

"Siap cantik!"

Raya pergi memesan makanan dan sibuk memilih menu untuk dirinya sendiri.

SERAYA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang