Perasaan Raya pun tak karuan, ia takut, takut terjadi sesuatu, takut pemuda ini menculiknya.
"Ya Allah semoga gue ga kenapa napa sama di cowo gaje" batin Raya.
Motor Semesta membelah keramaian jalan ibu kota. Dengan kecepatan normal Semesta mengendarai motornya hingga sampai di gang kecil rumah Raya.
"Stop, stop!"
"udah sampe?" Tanya Semesta sambil melepaskan helm full facenya.
"Udah," jawab Raya ketus lalu turun dari motor semesta, tanpa Raya sadari tali sepatunya tidak terikat dan membuatnya hampir terjatuh.
Dengan sigap Semesta menangkap tubuh mungil Raya. Sedetik kemudian pandangan mereka bertemu.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Dada Raya berdebar ketika menatap mata elang Semesta yang sejak tadi hanya terlihat di balik helmnya.
Tatapan Raya membuat sudut bibir Semesta terangkat menciptakan senyum tipis yang manis, bibirnya tergerak untuk meniup wajah Raya yang hanya berjarak sekitar 5 cm dari wajahnya. "Hey! Lo gapapa kan?" Tanya Semesta yang membuyarkan lamunan Raya.
"H-hah gapapa, gausah modus lo, gue tabokin juga nanti," ujar Raya karena gugup sembari melepaskan helmnya.
Semesta tersenyum geli lalu mengacak pelan rambut Raya. "Iya iya, lo inget kan nama gue?" Tanya Semesta memastikan.
"Hm," jawab Raya malas lalu menghempaskan dengan kasar tangan Semesta.
"Gue masih Heran, lo siapa dan kenapa lo maksa nganterin gue? Lo naksir sama gue? Tapi bahkan gue aja ga kenal lo" Cerocos Raya heran.
"Karena pengen, dan soal naksir kayanya belum sih, soon ya. Oh ya, nama lo??" Tanya Semesta
Berniat menunjukkan nama dadanya Raya kembali teringat betapa menyebalkannya Angkasa ketika melihat nama dadanya.
"Hey!" Seru Semesta membuyarkan lamunan Raya.
"Raya," jawabnya singkat.
Semesta tersenyum mendengar jawaban dari Raya. "Cantik kaya orangnya,"
Setelah mengatakan itu pun, Semesta kembali menancap gas dan membelah jalanan ibu kota dan Sementara Raya berlari masuk gang.
"Buset, jantung gue kenapa tadi?!" Tanya Raya pada dirinya sendiri sambil memegangi dadanya.
"Emang kenapa jantung kamu dek?" Tanya Gio dari balik pintu rumahnya.
Raya terkejut melihat abangnya sudah berdiri di depan pintu. "Eh, abang udah pulang?"
"Udah, maaf tadi abang gak jemput kamu, soalnya ada kecelakaan dikit," jelas Gio pada adiknya.
Raya menatap khawatir pada abangnya. "Tapi abang gapapa kan?"
"Gapapa kok, cuma lecet di kaki sedikit, ayo masuk, ganti baju trus makan, abang tunggu di meja makan,"
"Iya bang,"
Raya berjalan menuju kamar kecilnya, lalu mengunci pintu, kembali merasakan detak jantungnya. "Ini normal, tapi kenapa tadi dug dug dug gak jelas ya?"
***
Suara derum motor yang berhenti di depan rumah sederhana milik keluarga Pradipta menarik perhatian seluruh anggota keluarganya.
"Siapa tuh?" Tanya Gio pada Raya.
"Mana Raya tau," jawab Raya enteng, memang gadis ini jarang mempedulikan sekitar, ya lagi dan lagi, untuk Raya hidupnya hanya keluarga.
"Coba liat dek," perintah Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA [On Going]
Teen FictionSedikit imajinasi sederhana. *** Zaraya pradipta, gadis sederhana dengan senyum manis yang mampu menarik perhatian dua most wanted sekaligus. Ini Semesta Abimanyu, yang tampan dan bertalenta, yang bersikap dingin dan apa adanya, juga yang luluh deng...