"Nih," ketus Raya sambil mengulurkan helmnya kepada Semesta.
"Terimakasih, Semesta Abimanyu yang ganteng," ledek Semesta pada Raya yang menekuk wajahnya.
"Makasih,"
"Sama - sama, ayo,"
"Hah ayo kemana?" Tanya Raya bingung.
"Makan,"
"Gue udah makan,"
"So?"
"Ya gue kenyang bego,"
"Ya lo temenin gue,"
"Ogah," ucap gadis itu lalu berniat meninggalkan Semesta.
"Ayolah temenin doang, gak nguras tenaga kan?"
"Lagian lo badan segede gaban makan masih minta ditemenin!"
Semesta mulai memasang wajah melasnya dan sial pemuda tampan ini sangat menggemaskan. "Minta ditemenin doang ih, lo jahat banget tau gak sama gue,"
Raya menatap gemas pada Semesta, pemuda tampan yang terlihat dingin ini ternyata sangat manja, apa dia gila?
"Yaudah ayo!"
"Ah beneran? Aduh cantikku baik banget," ucap Semesta dengan antusias lalu reflek mencium pipi Raya, dan membuat sang empunya mematung.
"Eh maaf, reflek,"
Raya membulatkan matanya dan tak tahu harus berbuat apa, harusnya ia marah dan menampar Semesta dengan sepatunya, tapi mengapa gadis ini terdiam tak bisa berkata - kata?
"Ra-" panggil Semesta kepada Raya yang masih mematung.
"Eh- apa" Raya terlihat kikuk dan berusaha membenarkan dasinya yang jelas jelas sudah rapi. Disini nampak jelas jika tujuan Raya adalah menghindari tatapan dari Semesta.
"Ra ayo dong, ngelamun mulu" sambil menarik tangan Raya, Semesta berceloteh sambil berjalan, Sementara Raya hanya mendengarnya, tak ada niatan untuk menjawabnya sama sekali.
"lo kok diem aja?"
"Ya trus gue harus salto?" Tanya Raya heran.
"Ya gak juga sih, jadi lo mau makan apa?"
"Lo budek? Tuli? Atau kuping lo sariawan? Gue udah bilang gue udah makan Estaaaaaaaaaaaaaaaa!"
"Lo harus makan, duduk!" Perintah Semesta lalu mendudukan Raya di atas kursi kantin dan pergi memesan makanan.
"Dasar sinting," gerutu Raya.
Sementara di sisi lain segerombol genk badboy pentolan SMA Bagaskara sedang makan santai di pojokan kantin.
salah satu mata pemuda tampan itu menangkap sosok Raya yang duduk sendirian di kursi kantin.
"Sa, gebetan," ujar salah satu teman Angkasa.
Angkasa hanya mengendikkan bahunya lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Raya.
"Oi gapuk, ngapain disini?" Tanyanya.
"Nyalon," jawab Raya asal.
Angkasa mengerutkan dahinya, lalu menempelkan punggung tangannya pada dahi gadis ini.
"Lo sakit ya?"
"Ih apaansi gajelas lo!" Kesal Raya lalu menyingkirkan tangan Angkasa dari dahinya.
"Lo disini sendirian?" Tanyanya lagi, sambil mendudukan pantatnya di kursi disamping Raya.
"Mata lo buta?"
"Gila ni cewek mulutnya,"
"Ehem," deheman seseorang mengalihkan perhatian dua sejoli yang sedang berdebat ringan itu
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA [On Going]
Teen FictionSedikit imajinasi sederhana. *** Zaraya pradipta, gadis sederhana dengan senyum manis yang mampu menarik perhatian dua most wanted sekaligus. Ini Semesta Abimanyu, yang tampan dan bertalenta, yang bersikap dingin dan apa adanya, juga yang luluh deng...