PROLOGUE

5.1K 60 1
                                    

Percayalah menjadi seorang perempuan tidak pernah mudah, terutama kehidupan seorang perempuan dibudaya Timur. Perempuan harus pandai merawat diri, tidak boleh murahan, harus jaga keperawanan sampai tiba waktunya menikah, harus bisa kasih keturunan, harus bisa urus suami juga anak, harus pintar atur uang, harus patuh, harus setia dan lain-lain. Masih banyak yang berfikiran seperti itu meskipun tidak semuanya.

Hal-hal semacam itu jugalah yang harus ditanggung oleh Anna. Dia berusaha keras untuk mengikuti aturan-aturan tersebut. Padahal dulu sekali, semasa kecil sampai remaja dia merupakan anak yang ceria, ada jiwa pemberontak di dalam dirinya, senang berpetualang dan bahagia. Gadis kecil yang tidak mau diam dan selalu ingin tahu akan banyak hal.

Tapi sekarang, kehidupan telah membawanya menjadi pribadi yang berbeda. Anna terlihat lebih berhati-hati di dalam mengekspresikan dirinya. Situasi dan kondisi memaksanya untuk menghempaskan beberapa karakter asli untuk menjadi "sesuatu" yang sesuai dengan keinginan orang lain. Ironis...

"Ok then, you always disobey me." Seketika pria itu meraih tangan Anna dengan kasar, menyeretnya menuju kamar.

"Don't do this to me Leon." Suara Anna terdengar lirih, badannya sudah terhempas di kasur springbed ukuran King size.

"You deserve a punishment!." Leon, pria bertinggi badan 180 cm itu berdiri tepat di depan ranjang. Pria blasteran Jepang-Italy yang sungguh sangat tampan, berkulit mulus  perpaduan Asia Timur dan Eropa, dari luar dia terlihat seperti sosok yang lembut dan tenang, tetapi sebenarnya dia adalah seorang dominant. Sosok Pria Alpha yang selalu menang di setiap medan pertarungan melawan pria-pria lainnya, tidak pernah mau kalah.

"Punishment untuk apa?! Yang aku lakukan hanya pulang sedikit terlambat!. Are you insane!." Nada suara Anna meninggi, dia ketakutan sebenarnya. Pasti Leon akan melakukan sesuatu yang menyakitkan lagi hanya karena sebuah kesalahan kecil.

"JANGAN PERNAH BERANI BERBICARA DENGAN NADA TINGGI SEPERTI ITU!!!." Teriak Leon menggelegar, dengan cepat dia menarik kaki Anna menyeretnya dengan kasar. Wanita mungil itu berusaha melakukan perlawanan, dia menggenggam seprai kuat-kuat namun energi Leon terlalu besar dan menyebabkan dia terjatuh dari atas kasur.

Leon menggenggam rahang Anna dengan tangan kanannya yang kokoh, dia mendekatkan wajahnya.

"Look at me and LISTEN TO ME!!! Berulang kali saya katakan bahwa saya tidak suka kalau kamu pulang telat apapun alasannya. Are you stupid BITCH?! Pilihanmu hanya dua, pulang tepat waktu atau keluar kerja. Jika melanggar, aku akan memberimu hukuman."

"You hurt me Leon." Air mata Anna mulai mengalir, suaranya sudah lebih halus sekarang. Percuma melawan Leon dia tidak akan sanggup.

Dengan cepat pria itu mengambil tali laso, dia melemparkan tali itu didekat tubuh Anna. Dengan beringas dia merobek dress putih Anna, membuka bra dan merobek celana dalamnya dengan sangat kasar. Dia seperti kesetanan dan berubah menjadi seperti seekor binatang liar yang birahi bercampur dengan kemarahan. Untuk sesaat dia terdiam melihat tubuh telanjang Anna. Hasratnya mulai meninggi melihat perempuan itu telah tanpa busana dan menangis dihadapannya.

"Kesini kau jalang!." Dia menarik tangan Anna, perempuan itu meronta.

"Don't do this Leooon." Tidak ada satupun rintihan Anna yang bisa membuat pria itu iba. Dia malahan semakin terangsang.

"Shut Up!! Shut Up!!." Ucap Leon. Anna terus meronta dan tali laso itu berkali-kali tergelincir dari tangannya. Sampai akhirnya dengan penuh kekesalan Anna meludahi wajah Leon. Dan...

"PLAAAK..." Leon menampar Anna.

"I will make double for your punishment!! BITCH!! MY BITCH!!." Dengan sekuat tenaga Leon mengikat Anna dari mulai tangan dan kaki disatukan. Dia membakar sebuah lilin lalu lelehan-lelehan lilin tersebut dituang ke atas tubuh Anna. Gadis itu meronta tapi percuma, sampai akhirnya dia kehabisan tenaga dan pasrah.

Leon duduk dan melihatnya, dia merasa telah membuat sebuah "mahakarya." Di hadapannya ada seorang perempuan telanjang, terikat tidak berdaya dengan berurai air mata. Dia merasa berkuasa atas tubuh, jiwa dan pikiran perempuan tersebut.

Lalu, Leon mulai melucuti pakaiannya sendiri hingga tak ada satu benangpun yang tersisa untuk menutupi dirinya. Dia berjalan kearah gadis kecilnya dengan bahasa tubuh yang sangat jantan. Sebuah ikat pinggang digenggamnya dan mulai mencambuk bokong Anna dengan keras.

"ONE..." Dia mulai berhitung, suara beratnya terdengar.

"TWO.." Nafas Leon kian memburu, Anna melenguh menahan sakit dan air matanya terus berjatuhan.

"Tahan! Inilah yang terjadi jika kamu tidak patuh ANNA!."

"CETAARRR..." Suara sabetan gesper terdengar lebih kencang.

"THREE..." Ucap pria itu lagi, nafas nya kian berat menahan hasrat.

Terlihat bokong Anna memerah, dia merasakan perih yang amat sangat, Leon menyudahi cambukannya di hitungan kelima.

Setelah itu dia mengelus tubuh dan bokong tersebut, menciumi tubuh Anna dari mulai leher, punggung hingga kebawah. Gadis itu masih terisak, Leon mengecup bibir Anna sambil berkata "Pssst, diam sayang. Setelah ini kamu akan menuruti semua perkataanku kan." Anna dalam posisi Doggy style, dia sudah tidak berdaya.

Jari-jari Leon mulai menjalar menggerayangi tubuh Anna, hingga meremas pay*dara lalu turun kebawah membuka labia dan menekan-nekan klit*ris milik Anna, setelah itu dia menjilatinya. Perempuan itu sedikit menggelinjang, sekarang vagina nya sudah terasa basah hingga memudahkan pria itu untuk memasukan jari-jarinya kedalam. 

"Aaaah..." Anna mulai mendesah, Leon semakin cepat memaju mundurkan jarinya. Mereka dapat saling mendengar nafas yang kian memburu.

"Do you like it huh?." Ucap Leon gemas, lalu dia mengigit bokong Anna sambil jarinya terus bermain di dalam vagina yang telah benar-benar basah.

"I know you like it bitch. You really like it, Let me fuck you now."

Leon melakukannya dari belakang, penuh hasrat dan kasar. Ada rasa sakit bercampur nikmat yang Anna rasakan.

Pada akhirnya mereka berdua sama-sama puas dan jatuh lemas.

"Good girl." Ucap Leon sambil mengecup bibir Anna diakhir sesi bercintanya, lalu dia memeluk wanita itu, melepaskan ikatan dan menggendongnya keatas kasur.

"You know i love you right?." Tanya Leon kepada Anna.

Wanita itu tidak menjawab, Lantas dia membalikan badan membelakangi Leon.


DEAR ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang