CHAPTER 6 (STRANGE FEELING)

1.6K 28 0
                                    

Minggu pagi...

Coffee shop belum terlalu ramai di pagi hari, beberapa orang tampak menikmati kopi beserta croissant. Dio menunggu Anna sembari mendengarkan musik lewat earphone, lagu shape of you dari Ed Sheeran. 

"I'm in love with the shape of you
We push and pull like a magnet do
Although my heart is falling too
I'm in love with your body
And last night you were in my room
And now my bedsheets smell like you
Every day discovering something brand new
I'm in love with your body."

Bukan tanpa sebab dia mendengarkan lagu itu. Dirinya tengah tergila-gila dengan seorang pria dan tidak bisa berhenti merindukan "tubuhnya."

Segelas caramel macchiato menemani, Dio menunggu kedatangan Anna yang seringkali tidak tepat waktu. Yang paling menggelikan adalah, Setiap Dio duduk sendiri pasti ada saja perempuan-perempuan muda yang curi-curi pandang kearahnya. Dio memiliki penampilan yang membuatnya terlihat menonjol meskipun berada di kerumunan, tubuh atletis, kulit sawo matang dan wajah jantannya mudah menjadi pusat perhatian. Aura lelaki sejati pada Dio mengecoh kaum wanita, mereka tidak pernah menyangka kalau ternyata pria ini adalah seorang Gay yang lebih memilih pria tampan untuk dijadikan pasangannya dibandingkan wanita cantik. 

Dari kejauhan Anna melambaikan tangan, pagi ini dia mengenakan jeans, t-shirt putih dan sepatu sneakers, rambut panjangnya diikat ala ponytail.

"Anna, i miss you darling."

"Me too..."

Setelah cipika-cipiki Anna memesan minuman, mereka duduk dan mulai bercerita...

"Gw punya pacar sekarang Na." Dio membuka kata, wajahnya sumringah bercahaya. Pria ini tidak pernah bisa menyembunyikan perasaannya, senang, sedih, kecewa, jatuh cinta pasti diluapkan dan diceritakan semua kepada sahabatnya.

"Great, siapa?." Anna penasaran karena sudah hampir 3 bulan pria ini melajang.

"Axel, Cowok yang ketemu di kapal pesiar waktu itu... Bener-bener nggak nyangka ternyata si Leon punya temen gay juga hahahha..." Dio menyeruput caramel macchiatonya.

"Duh, sumpah gw terus-terusan "turn on" sama dia Na... Very HOT guy, The Real Stallion hahahaha..." Dio menunjukkan kedua jempolnya, suaranya agak nyaring, mungkin semua orang di Coffee shop dapat mendengar tapi dia tidak perduli. 

Untuk beberapa saat Dio bergumul dengan gadgetnya, membalas beberapa pesan singkat dari kekasihnya, Axel. Mengenai Axel, dia sebenarnya bukan sahabat dekat Leon, lingkaran bisnis yang membuat mereka saling mengenal dan mengundang satu sama lain disaat mengadakan acara. Pria ini berasal dari keluarga broken home, ayahnya seorang pejabat dan ibunya merupakan sosialita terkenal yang seringkali muncul di tv, mereka telah bercerai. Axel merupakan anak satu-satunya dan semenjak remaja sudah dilempar ke Amerika untuk belajar disana. Petualangan cinta sejenisnya sudah terjadi dari semenjak SMA, pada saat itu dia menyadari jika dia lebih tertarik dengan pria. 

Dio menaruh handphone nya diatas meja. 

"Nomong-ngomong gw denger dari Mba Dena kalau loe diundang nyanyi sama si anoying Leon? Betulkah?."

Anna yang sedang meminum Coklat panas jadi tersedak mendengar pertanyaan Dio. Dia tidak menyangka Dio bisa mendapatkan informasi secepat itu, baru juga kemarin.

"Uhhuukk... iya." Jawabnya singkat.

"Jangan bilang kalau dia bersikap kurang ajar. Sumpah kali ini bakalan gw hajar kalau dia memperlakukan loe dengan tidak sopan." Wajah Dio menjadi sangat serius, sepertinya dia masih dendam dengan perlakuan Leon kepadanya.

"Don't worry dia memperlakukan gw dengan sangat manis dan please loe nggak akan sanggup menghajarnya, dia seorang Master Aikido yang bisa melumpuhkan lawan dalam hitungan detik. Dia terlihat... sangat... kuat..." Jawab Anna sambil tersenyum, matanya berbinar-binar seperti sedang membayangkan sesuatu.

"Sangat kuat? Apakah dia seorang Iron Man hahahah?." Canda Dio. "Oh, wait tunggu dulu, kenapa loe terlihat bahagia?." Dio mengernyitkan dahi tanda heran, dia dapat dengan cepat membaca raut wajah Anna. 

"What? No!." Teriak Anna membela diri, berusaha menghentikan kecurigaan sahabatnya. Namun teriakan Anna malahan membuat Dio semakin curiga. 

"Oh My God Anna, loe suka dia ya? Don't tell me if you like that jerk!." Pria berbadan seperti HULK ini menutup mulutnya dengan kedua tangan, dia ternganga.

Anna menjadi gelagapan "I like Him? No Way... Of course No!." Ucapnya lagi, tapi Dio tetap tidak percaya. Seringkali disaat Anna mengatakan "NO" ada kemungkinan itu adalah "YES" yang terselubungi oleh "perasaan malu." Ya, Wanita ini memang agak pemalu.

"Well, gw nggak masalah kalau loe suka sama dia Na, suweeer. Just take care darling." Dio agak khawatir jika nantinya pria itu hanya akan menyakiti sahabatnya.

Anna menarik nafas "Don't worry, dia nggak bakalan tertarik sama gw Dio, gw bukan level nya." 

"Well who knows." Ucap Dio sambil menaik turunkan pundaknya. Anna menjadi merasa "aneh" dengan perasaan yang sedang menari-nari dihatinya, dia berusaha untuk mengacuhkan perasaan itu.

Hari terlewati dengan candaan dan obrolan pahit serta manis, mereka bertutur sambil melawan siang yang datang. Waktu tergerus hingga sinar matahari melewati jendela kaca lalu menyentuh kulit mereka. Dipenghujung pertemuan mereka mengucapkan selamat tinggal lalu menutupnya dengan pelukan.

Diperjalanan pulang, Anna memikirkan Leon. Entah perasaan apa ini, tetapi mengingat pria itu membuat jantungnya berdesir. Ada sesuatu di dalam diri Leon yang sulit untuk di deskripsikan oleh kata-kata, pria itu dapat membuat Anna merasa takut dan bahagia pada saat yang bersamaan. 


DEAR ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang