Hari Sabtu pagi, sebuah tirai berwarna gading terlihat telah disibakan. Diruang dapur modern itu terlihat gelas-gelas kristal memantulkan cahaya matahari. Seorang wanita paruh baya mengelap meja dapur yang sebenarnya masih sangat bersih.
Henrieta, asisten rumah tangga dirumah tersebut. Dia tidak tinggal disana, hanya datang 3 kali dalam satu minggu. Leon tetap menginginkan privacy, tidak boleh ada satupun orang kecuali dirinya dan Anna yang boleh menghuni rumah itu.
Leon juga tidak mengizinkan Henrieta untuk memasak, dia hanya memperbolehkan wanita itu untuk beres-beres rumah dan pekerjaan kasar lainnya.
Lalu siapa yang harus memasak? Tentu saja Anna.
"Selamat pagi Henrieta." Sapa Anna ramah, dengan suara pelannya. Dia terlihat letih akibat pertarungannya semalam dengan Leon.
"Pagi bu Anna."
Henrieta melihat luka lebam di tangan, paha dan kaki Anna. Wanita itu langsung melengos ketika Anna memergokinya.
Segelas air putih diteguk dan setelah itu Anna mulai menyiapkan sarapan. Dia memasak omlette telur, sosis goreng, roti bakar dan selai kacang kesukaannya, menu ini untuk dirinya. Sedangkan Leon dia hanya mau makan makanan sehat, Anna kembali menyiapkan Salad, buah-buahan dan telur rebus untuk menu sarapan suami dominantnya itu.
Leon memasuki dapur, dia mengenakan celana boxer dan t-shirt berwarna hitam.
Anna memasang muka cemberut, dia masih marah dengan apa yang dilakukan oleh suaminya semalam. Kemarahan yang gila bercampur dengan kenikmatan tentunya, hal inilah yang kadang membuat Anna bingung, dirinya takut tetapi menikmatinya.
Leon duduk dikursi Bar, dia melihat kearah Anna yang berbalik membelakanginya. Dengan tetap terus melihat kearah istrinya, dia berkata.
"Henrieta kamu boleh pulang sekarang." Ucapnya.
"Baik pak, tapi saya belum menyelesaikan seluruh pekerjaan."
"Tidak apa-apa, kamu bisa melanjutkan dihari berikutnya." Sekarang dia menoleh kearah Henrieta, hanya sebentar lalu dia kembali menatap Anna yang masih memunggungi nya.
"Terima Kasih pak Leon, saya pamit pulang kalau begitu. Ibu Anna, saya pulang dulu."
Anna menoleh "Ok, terima kasih sudah datang hari ini. Sampai ketemu lagi Henrieta, hati-hati dijalan."
"Sarapan sudah siap?." Tanya Leon mesra, suara beratnya terdengar.
Anna tidak menjawab, dia berbalik badan serta membawa dua buah piring yang berisi makanan mereka.
Mereka mulai makan dengan penuh keheningan.
"Anna aku merasa tidak nyaman dengan apa yang kamu makan. Kamu harus memasukan sedikit sayuran atau buah."
Keheningan seketika pecah.
"Leon, kamu terlalu perfectionist. Aku benci itu!. "
"Apakah kamu memakai celana dalam?. " Tiba-tiba topik pembicaraan dialihkan oleh pria super tampan tersebut.
Anna mengernyitkan dahi.
"Tentu saja." Jawabnya.
"Aku ingin kamu melepaskannya sekarang!." Suruh Leon, sambil dia memakan saladnya.
"What? Itu menjijikan, kita sedang makan."
Leon menarik nafas, terlihat tidak sabar, dia meletakan garpu yang ada ditangannya keatas meja."look, kita sudah melakukan byk hal yang lebih menjijikan, kamu lupa?. Lepaskan celana dalam mu sekarang Anna."
Kata-kata Leon membuat wajah Anna tersipu malu, dia mengingat kembali kegilaan-kegilaan yang pernah mereka lakukan pada saat melakukan "sex." Tidak biasa, sangat kinky.
Anna terlihat berfikir, dia masih tetap tidak mau menuruti permintaan suaminya.
"Jangan membuatku marah, Anna."
Dan wanita itu kembali mengingat kejadian semalam, oh dia tidak mau membuat pria itu marah lagi.
Dia menatap Leon, tatapannya terlihat agak takut lalu perlahan mulai menaikan sedikit demi sedikit tshirt over size yang ia kenakan. Menurunkan celana G-string nya dan sekarang celana itu sudah ada di genggamannya.
"Good girl, berikan padaku." Pinta Leon.
Anna lantas memberikan celana G-string berwarna putih itu kepada Leon.
Pria itu mendekatkan celana yang ada dikepalan tanganya kearah hidung. Dia menghirup bau harum kewanitaan milik Anna, membuatnya terangsang dan tegang.
"Ambilkan aku juice dari kulkas" Perintahnya lagi.
Dengan segera Anna membalik badannya berjalan beberapa langkah menuju kulkas. Letak juice ada di rak kulkas paling bawah, dia harus sedikit menungging untuk mengambilnya, dia sudah tidak mengenakan celana dalam lagi dan tshirt yg ia kenakan terlalu pendek. Dia mencoba meraih juice tersebut dan yesss terpampang bokong beserta bagian Miss V nya yang merekah.
Leon menikmati pemandangan tersebut, dia menelan ludah namun tetap bersikap tenang. Mr. P nya semakin tegang, dia semakin tidak tahan.
Dia berdiri dari duduknya dan berjalan menuju Anna.
Dari belakang, tiba-tiba Leon mengelus bokong Anna lalu berlanjut ke arah Miss V nya.
"Aaah... Leon. " Anna melenguh, sebenarnya wanita ini mudah sekali untuk turn on.
Mendengar itu Leon menambah kecepatan jari-jarinya mengelus keatas dan kebawah. Anna memegang pinggiran kulkas dan tetap dengan posisi menungging, Leon berlutut lalu mulai menjilati dengan rakusnya. Ini seperti menu penutup sarapan paginya.
"Oh, yesss Anna. It taste so good. You are mine."
Kedua tangannya meremas payudara Anna, lalu menjambak rambut perempuan itu.
"Aaah..." Lenguh Anna lagi, kepalanya agak sedikit mendongak sekarang karena rambutnya ditarik oleh Leon dari belakang.
"Do you like it? Say yesss if you like it." Ucap Leon, jari-jarinya sibuk mencubit, meremas, menampar bagian sensitif milik Anna.
"Ah yessss i like it. " Semakin basah dibawah sana.
Dengan segera Leon memasukan dua buah jarinya, setelah itu tiga.
Anna menggelinjang dan mulai meremas payudaranya sendiri.
"Hmmm, i really want you so much. You are Mine Anna only Mine."
Terlihat Mr. P Leon sudah sangat keras dan tegak berdiri. Dia memberikan arahan agar Anna membalik badannya, wanita itu mengerti apa yang suaminya kehendaki. Dia mulai meraba, menjilat dan menghisap milik suaminya yang besar itu.
"Aaah Good girl, you are my bitch." Lantas dia menjambak rambut Anna lagi dan memaju mundurkan pinggangnya.
"Oh yesss hummm, aaah. Yes there Anna, good. Faster darling, lick it, suck it." Dia menampar wajah Anna dengan pelan, lalu mengusapnya dengan lembut.
Wanita itu bertambah turn on, hisapannya semakin menjadi.
Leon hampir saja mau keluar namun menahannya.
Dia sekarang duduk di kursi bar dan Anna berada dipangkuannya. Face to face, Anna melingkarkan tangannya di pundak Leon lalu mulai bergerak maju mundur. Mereka mengerang. Tidak tahan lalu Leon berdiri dari duduknya, dia menghempaskan tubuh Anna ke tembok dan meneruskan kembali sex mereka dengan kasar.
"Do you like when i fuck you like this?."
Anna menjambak rambut Leon dan mengerang. Mereka klimaks secara bersamaan.
Setelah itu Leon membopong Anna menuju kamar dan meletakannya di tempat tidur. Diranjang Anna memeluk suaminya. Lantas dia tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ANNA
RomansaWARNING!! Not for Kids!! Adult Story. Mature Content 21+ 🌹Dominant 🌹Submissive 🌹BDSM 🌹LittleGirl 🌹Bondage 🌹Life 🌹Spirituality 🌹Thriller 🌹Romance Hi Dear Readers, Just info cerita ini memiliki alur Maju Mundur ya harap diperhatikan. Penulis...