CHAPTER 1 (PUNISHMENT)

5.5K 59 0
                                    

Pendar cahaya bulan mulai menjalar di kegelapan malam, bukan hal yang aneh jika para pekerja kantoran masih berkutat di depan komputer untuk menyelesaikan tumpukan pekerjaan. Waktu menunjukan pukul 7 malam, dan sesosok wanita muda tampak serius mengetik laporan penjualan.

Sesekali dia menyandarkan tubuhnya pada kursi kerja berwarna hitam, meneguk secangkir kopi pahit untuk membuatnya tetap terjaga dan fokus.

"Kamu dimana?." Sebuah pesan singkat masuk ke handphone wanita itu. Dia menghela nafas, letih raganya namun jiwanya jauh lebih letih lagi.

"Masih di kantor, banyak kerjaan." Balasnya, lantas dia mengambil foto dirinya dengan latar belakang kantor lalu mengirimkannya.

"Ok, aku tunggu sampai jam 8. Kamu harus pulang."

"Ya." Jawab wanita itu singkat.

Tidak jauh dari tempat duduknya, Melisa teman satu kantor sudah bersiap-siap untuk pulang. Dia mulai menguncir rambut hitam panjangnya dan mengalungkan syal berwarna ungu tua.

"Anna, let's go home." Ucapnya.

"Yes, give me 5 minutes Mel."

"Ok."

Anna, membereskan meja kerjanya. Dia tidak suka meninggalkan meja dalam keadaan berantakan. Ada sebuah foto di dalam frame berwarna gold yang bertengger disana, foto keluarga Anna yang sedang berpose konyol dengan latar belakang perkebunan teh di puncak. Ada ibu, ayah, beserta 3 orang adiknya di foto tersebut.

Dengan segera dia bergegas untuk pulang bersama dengan Melisa. Di dalam lift tiba-tiba hp berbunyi ada panggilan masuk, lagu barat kesukaannya terdengar sebagai nada dering.

"Hallo Anna, it's Davin. Pleaseee help me now i need you. Im sorry, saya tahu ini kemaleman tapi saya benar-benar butuh kamu untuk menemani saya presentasi sekarang bersama klien di restaurant Grand Hyatt. Erica mendadak nggak bisa dateng anaknya panas tinggi. Please..please..."

Oh No, gini nih kerjaan marketing kadang ada saja schedule mendadak buat ketemu klien. Harusnya ini tugas Erica tapi mendadak dia harus pulang karena anaknya panas. Mereka satu team dengan tugas yang berbeda-beda tapi tetap harus backup satu sama lain disaat diperlukan. Sedangkan Davin dia Marketing manager yang sebenarnya terlalu "ketergantungan" sama anak-anak buahnya, kasarnya bisa dibilang dia tidak bisa apa-apa tanpa bantuan team nya. Kenapa dia bisa jadi manager? Karena dia adalah keponakan dari pemilik perusahaan.

"Hmmm... duh, gw udah di lift nih mau pulang." Jawab Anna, sebenarnya dia mau-mau saja datang tapi seseorang menunggunya dirumah dan dia diberikan waktu hanya sampai dengan jam 8 malam untuk tiba di rumah.

"Please Na, gw butuh loe buat gantiin Erica."

Pasti malam ini akan dilalui dengan sangat berat oleh Anna, bukan pada saat presentasi tetapi setelahnya disaat dia telah pulang ke rumah.

***

Pukul 8 lewat 5 menit, Anna dan Davin masih berhadapan dengan klien mereka. Ini penjualan kelas kakap maka dari itu service nya harus di tempat bagus sekelas Buffet di Hotel Grand Hyatt. 

"Sudah jam 8 lewat ANNA! Dan apa yang kamu lakukan di Hotel Grand Hyatt!." Sebuah pesan singkat menghantam handphone perempuan itu lagi. Tentu saja Anna keheranan darimana dia tahu posisinya berada, dia lupa untuk info karena tadi buru-buru.

"JAWAB!." Sekarang dia memakai capslock, terlihat marah.

Disaat tertekan Wanita ini menjadi kikuk, dia harus membelah konsentrasinya antara presentasi dan percakapan di handphone. Dengan cepat dia mengetik dan membalas.

"Aku mendadak diminta presentasi, maaf. Setelah ini aku segera pulang."

Tentu saja dia tahu kata-kata "maaf" itu tidaklah mempan. Dia tahu apa yang akan segera ia hadapi nanti. Teleponnya berdering, panggilan dari nomer yang mengiriminya pesan. Anna tidak mengangkatnya, malahan mematikan hp tersebut dan fokus dengan presentasinya.

DEAR ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang