1

30 3 0
                                    

Mungkin kesendirian adalah teman dalam hidupku...

Hari ini, lagi dan lagi
Aku selalu termenung sambil menikmati minuman favoritku
Duduk berdiam diri sambil memainkan ponsel, men-scroll beranda instagram serta berimajinasi tentang kehidupan mendatang

Kadang aku lelah dengan hidup, seperti orang bodoh yang tak punya siapa-siapa

Padahal teman banyak bahkan keluargaku juga lengkap. Entahla, setiap orang pasti punya urusan sendiri

Moria Kezia Danudaksa

Panggil aku Zia atau yang paling akrab Mozi

Pukul telah menunjukan 15.33

"Oke waktunya pulang" Gumamku

Aku beranjak keluar dan menuju mobilku

"Sepertinya aku akan ke supermarket untuk berbelanja bulanan"ucapku pada diri sendiri

Ya,setiap bulan aku selalu berbelanja untuk kebutuhanku sendiri

Dimana orang tuaku?

Jangan pernah tanyakan mereka, mereka hanya sibuk dengan urusan pribadi mereka... Uang uang dan uang

Kurasa aku memang tidak pernah kekurangan jika soal materi tapi aku selalu kekurangan jika membahas kasihsayang

Tidak, bukan kekurangan hanya saja orang tuaku kurang waktu bahkan tidak pernah sama sekali ada waktu untuk putrinya ini

Padahal aku adalah satu-satu nya anak tunggal yang mereka miliki

Apa yang ada di pikiran orangtuaku?
Sungguh aku sama sekali tidak mengerti

Mobilku melaju dengan kecepatan sedang hingga aku tiba di sebuah supermarket dekat dengan apartemenku

Sedikit ku jelaskan. Karena hobby ku menyendiri dalam kesunyian maka dari itu aku lebih memilih tinggal di apartemen pribadi di bandingkan harus tinggal dirumah mewah nan megah yang hanya di huni oleh aku serta beberapa asisten rumah tangga

Biarkan aku hidup sendiri dengan sesukaku untuk melakukan apa saja yang ku inginkan

"Roti udah,mie udah, jajan juga udah,sabun,shampo,pasta gigi, dll"

"Susu kotak belum"

Aku berjalan menuju rak yang terdapat banyak macam ragam susu kotak

"Moziii"teriak seseorang dari belakang

Tara Maheswara

"Hai"sapa ku pada Tara

"Udah lama banget gue ngak lihat lo" katanya

"Iyaa, apa kabar kamu Tara" tanyaku sambil mengulurkan tangan

"Baik banget alhamdulillah" Tara pun menjabat tangaku

"Eh, lo masih ingat sama Saga?" Tara berucap senang dan menarik lengan seorang pria yang dari tadi diam memandangi ku dari belakang Tara

Saga Febriano Pranada

"Ya jelas ingat lah, dia kan teman kecil aku waktu di Bogor setelah itu dia pindah ke NewYork kan" Ucapku kepda Tara yang dibalas anggukan

Saga tampak terkejut dengan pernyataan ku, mungkin dia mengira bahwa aku lupa dengannya padahal seperti yang ku lihat terbalik

Saga tidak mengenaliku

Ya, Saga lupa

"Oh iya Zi, gue sama Saga duluan ya. Soalnya gue buru-buru" Tutur Tara menarik pergi pria itu

"Dadaaa Mozi sampai bertemu lagi"Tara melambaikan tangannya dan pergi menuju kasir

Aku termenung, apakah itu Saga? Jika benar kenapa dia ada di Indonesia? Sungguh tak banyak yang berubah dari nya

11 tahun lalu masih sama persis dengan apa yang ku lihat tadi

Wajah yang semakin tampan, rahang yang tegas, badan yang tinggi dan tegap

"Cinta pertamaku"ucapku pelan sambil menggeleng

Aku bergegas menuju kasir untuk membayar semua nya,dan aku harus segera pulang agar tidak terlalu banyak memikirkan tentang Saga

"235.000 mba" ucap kasir tersebut

-

"Akhirnya sampai, sebelum membereskan belanjaan aku ingin rebahan sebentar di sofa"

Ting!!!

Ponselku menyala menandakan notifikasi masuk

+628 785 xxx
Save Saga

MORIA SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang