Happy Reading 💗
*****
"Jangan malam ini, Ohm. Besok aku harus bangun pagi".
Di balkon apartemen mewah, Purin sedang duduk di kursi kayu dengan kaleng bir di tangan yang telah diminum lebih dari setengah, tangan yang lain memegang telepon, berbicara dengan sahabatnya yang mengajaknya untuk keluar.
[Jangan lakukan ini Pu. Besok adalah hari Minggu, ayahmu tidak akan menyuruhmu bekerja. Ayo keluar dan minum bersama kami. Lebih baik kamu datang dan pancarkan ketampanmu untuk memikat para gadis].
Sahabat terbaik dari sekolah menengah pergi untuk merayakan reuni, berteriak dengan keras dengan musik yang menggelegar, menunjukkan bahwa mereka sedang minum.
"Tidak bisa, aku tidak punya waktu. Aku sedang menunggu seorang anak besok dan aku tidak tahu kapan dia akan tiba nanti."
[Kamu? .. siapa?? .. Apa? Apakah kamu membawa anak kecil ke kamar? Bukankah kamu masih lajang sampai hari ini?]
Pertanyaan tersebut membuat pembicara terkejut, Purin tertawa terbahak-bahak. Mata tajamnya berbinar memikirkan adik laki-laki yang di bicarakannya.
"Kamu tidak perlu mengenal anak ini. Hanya tahu bahwa bibirnya kecil dan berwarna merah muda saja sudah cukup."
[Hei! Coba jujur? Purin yang aku kenal tidak memiliki hobi pada anak-anak. Gadis Thailand dan gadis asing semuanya cantik, besar, dan seksi.]
Orang yang dibicarakannya bukanlah anak kecil, dia hanya tetangga sebelah di tempat purin tinggal dulu. Purin mengangkat bahu, tidak bermaksud menjelaskan lebih lanjut kepada temannya yang tidak paham.
Jika aku memberi tahunya bahwa dia adalah adik laki-laki tetangganya yang akan datang untuk tinggal, orang itu akan datang dan mungkin mengajaknya minum alkohol.
Meskipun Dear hanyalah adik kecil baginya, purin sudah tidak asing lagi dengan dear sejak ia lahir dengan tubuh merahnya, hingga ia tumbuh setinggi 168 cm ...
"Ha ha ha ha"
"[Apa yang kamu tertawakan?]"
"Tidak ada. Semoga beruntung malam ini."
Purin menertawakan penampilan bocah tetangga dalam ingatannya.
Dia menolak temannya dan segera menutup telepon. Tangan yang lain menuangkan bir untuk diminum sambil memikirkan orang yang mengatakan tingginya hampir 170 cm. Anak ini bukan sekedar adik laki-lakinya, dia menganggap Dear seperti anggota keluarga.
"Ini bagus !!! Sendirian di kamar kadang-kadang terasa sepi. Memiliki teman untuk tinggal bersama jauh lebih baik." Purin berkata dan meneguk bir terakhir sebelum kembali ke kamar. Berpikir jika mulai sekarang, kehidupannya dengan anak tetangganya akan lebih berwarna.
"P'Porsche ... Saat aku besar nanti aku ingin menjadi sepertimu. Tunggu dan lihat saja! "
Ingatan tentang anak berusia 10 tahun, berteriak dengan semangat padanya ketika purin memenangkan kontes proyek sekolah menengah, membuatnya tertawa riang.
...............
"P'Dream.... jangan jahat na! Bagaimana phi bisa melakukan ini pada saudaramu!"
Dear merintih menangis tersedu-sedu, karena kurang dari 2 menit yang lalu, kakak kesayangannya meninggalkannya di depan gedung pencakar langit yang ditemuinya kemarin.
Parkir mobil di depan gedung, turunkan barang bawaan dan berkata dengan sederhana ...
"Adik sialan. Kamu sudah melihat tempatnya kemarin. Aku akan pulang untuk tidur dulu. Sampai jumpa hari Jumat...."
![](https://img.wattpad.com/cover/262526532-288-k190028.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Test Love
RomanceKisah Cinta Antara 3 pasangan yaitu.. Porsche-Dear Sun-Ryu Oat-Shin