×××
Han Jisung keluar dari kamarnya, cuaca siang hari yang panas ini mengharuskan ia pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Biasanya Jisung betah di dalam kamar saja seharian, tetapi kali ini tidak bisa karena cuaca kurang bersahabat. Jisung berjalan ke dapur dengan lunglai sambil tak henti-hentinya mengusap dahinya yang sudah mengeluarkan keringat. Benar-benar hari yang menyebalkan, pikir Jisung.
Setelah sampai di dapur, dengan cepat Jisung membuka pintu kulkas dan langsung meneguk air dingin yang sudah tersedia. Selang beberapa detik kemudian iapun segera menutup kembali kulkas tersebut dan hendak beranjak kembali ke kamarnya.
Tanpa sengaja bertepatan dengan itu Mama Jisung keluar dari kamarnya dan beranjak pergi ke dapur juga, beliau berpapasan dengan anak semata wayangnya itu, "Mau kemana kamu?" tanya sang Mama, Wendy. Jisung menoleh ke arah sang Mama, "Balik ke kamar Ma." ucapnya sedikit meringis karena cuaca tetap saja panas. Jisung berpikir sebaiknya sehabis ini ia mandi saja.
Wendy mengangguk paham lalu mengusap kening Jisung, entah mengapa kening putranya itu sudah banjir keringat, "Kamu sakit, Sung? Kok keringatan banyak gini?" tanya Wendy khawatir. Jisung menggeleng, "Aku ngga sakit Ma, cuma cuaca hari ini panas banget, Jisung mau pingsan aja rasanya." ucap Jisung dramatis dan langsung mendapat pukulan kecil dari sang Mama di arah pundaknya. Keduanya menjadi sama-sama tertawa.
"Kamu sore ini pergi ke rumah Hyunjin lagi?" tanya Wendy sambil berjalan ke arah meja makan. Ia hendak mengambil beberapa buah anggur yang tersedia di nampan tepat di atas meja tersebut. Jisung menoleh ke arah sang Mama lalu mengangguk, "Iya, rencana hari ini mau nonton film bareng Hyunjin sama Seungmin." jawab Jisung menjelaskan kegiatan yang akan mereka lakukan nanti.
Wendy yang sudah duduk di kursi pun mengangguk paham sambil memakan buah anggur yang ia ambil tadi, Jisung sejak menginjak usia remaja memang lebih sering keluar rumah bermain bersama teman-temannya. Untung teman-teman anak semata wayangnya tersebut memiliki sikap yang baik, jika tidak Wendy pasti akan melarang Jisung untuk keluar rumah.
Merasa teringat sesuatu Wendy menatap Jisung teduh, "Sung, duduk di depan Mama sebentar." ucap sang Mama menunjuk kursi yang berada di depannya. Jisung merasa ada yang aneh dengan sang Mama, tetapi ia tetap mengikuti arahan Mamanya itu. Ia berjalan mendekat lalu duduk tepat di tempat yang Wendy suruh tadi, keduanya sekarang berhadapan dengan adanya pembatas yaitu meja makan.
Wendy menatap Jisung lekat, ia tidak menyangka jika putranya itu sudah menjadi dewasa sekarang. Dulu sewaktu kecil Jisung selalu tidak bisa jauh dari Wendy, jika mereka berdua terpisah Jisung pasti akan menangis. Berbeda jauh dengan saat ini, saat ini Jisung malah baik-baik saja jika ditinggal Mamanya. Bahkan jika Wendy pergi keluar negeri sekali pun, Jisung tidak akan protes dan tidak akan menangis, justru ia malah bahagia karena tidak ada yang mengawasi tingkah lakunya. Itulah perbedaan Jisung kecil dengan Jisung yang sekarang.
Merasa risih dengan tatapan sang Mama yang aneh, Jisung langsung bersuara, "Ada apa sih, Ma? Mama kayak gitu keliatan seram tahu." ujar Jisung pura-pura merinding. Wendy tersadar dari lamunannya kemudian mencubit pipi Jisung, "Udah dewasa ternyata Jisung-nya Mama ini." ucap Wendy sambil tersenyum manis.
Jisung memutar kedua bola matanya malas, "Ya iya dong, masa aku jadi anak kecil terus." ujar Jisung dengan nada protes. Wendy yang melihat tingkah Jisung yang selalu susah ditebak itu pun tertawa lagi, sangat lucu.
Saat sedang asyik berbincang dengan Jisung, Wendy teringat sesuatu. Dua hari yang lalu Wendy bertemu dengan Hyunjin di supermarket, saat itu Hyunjin sedang menemani Bundanya yang sedang berbelanja. Wendy dan Hyunjin berbincang selama beberapa menit, kemudian juga Hyunjin memberitahu bagaimana kelakuan Jisung di sekolah. Mulai dari membicarakan prestasi Jisung sampai kepada hubungan Jisung dengan salah satu anak perempuan di sekolahnya yang baru-baru ini kandas di tengah jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET U
Teen Fiction[ON HOLD] Lee Chaeryeong selalu menilai dirinya tidak beruntung jika disandingkan dengan Han Jisung. Di mata Chaeryeong, Jisung adalah lelaki playboy yang hanya mempermainkan perasaan perempuan saja. Ia selalu mengira jika Jisung berpura-pura baik d...