04 - First Meet

96 18 3
                                        

×××

Jisung keluar dari rumah dengan terburu-buru kemudian mengambil motor yang terparkir rapi di garasi, ia mengecek jam tangan yang melingkar di tangannya sejenak lalu dengan sigap langsung memakai helm yang sedari tadi dibawanya, "Sial terlambat." ucap Jisung kesal. Ia langsung menaiki motornya itu kemudian dengan gesit langsung menjalankan motornya dengan kecepatan lumayan tinggi.

Gara-gara semalam ia lupa memasang alarm untuk membangunkan dirinya sendiri yang terlalu kelelahan, Jisung malah bernasib apes saat ini karena bangun kesiangan. Sejenak tadi ia sempat bertanya mengapa kedua orang tuanya tidak ada yang berusaha membangunkannya, tetapi untungnya setelah Jisung periksa lagi ia baru ingat ternyata kedua orang tuanya itu sedang tidak ada di rumah.

Dalam perjalanan ketika sudah sampai di lampu merah, Jisung melirik jam tangannya kembali. Jika dipikir-pikir saat ini ia belum terlambat, sebenarnya masih ada waktu sepuluh menit lagi sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Jika Jisung tetap melajukan motornya seperti tadi kemungkinan tujuh menit lagi ia akan sampai di sekolah tepat waktu.

Selang beberapa detik kemudian lampu hijau pun menyala dan Jisung langsung bergegas melanjutkan perjalanannya. Jisung menghela napas berat, di atas sana langit sedang mendung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan lebat dan dalam situasi hampir terlambat sekarang ini jika boleh jujur Jisung sangat tidak ingin terkena hujan.

Saat sedang melajukan kendaraannya dengan cepat, dari kejauhan mata Jisung menangkap seorang gadis yang mengenakan seragam sekolah yang sama dengannya. Ketika sudah semakin dekat Jisung melambatkan laju motornya kemudian mengalihkan pandangan ke arah sang gadis yang berjalan pelan dengan kepala menunduk dan terlihat dari punggungnya yang bergetar sepertinya ia sedang menangis.

Tanpa sadar Jisung menepikan motornya kemudian menoleh ke arah gadis itu, "Mau berangkat bareng engga?" ujarnya dengan suara sedikit keras. Kelihatannya gadis itu sangat kaget dengan keberadaan Jisung, ia terlihat mengangkat kepalanya sejenak kemudian mengusap pipinya pelan.

"Engga perlu Kak, makasih tawarannya." ucap gadis itu pelan dengan suara yang bergetar. Jisung menyipitkan matanya bingung, apakah ia terlihat seperti penjahat sampai-sampai gadis itu takut melihatnya?

Jisung melihat ke arah langit sejenak kemudian menatap gadis itu lagi, "Kita satu sekolah dan juga kelihatannya sebentar lagi mau hujan, ayo bareng." ucap Jisung lagi berusaha mengajak yang dihadapannya sekarang untuk pergi sekolah bersamanya.

"Sekali lagi makasih Kak, engga perlu. Saya bisa kok jalan sendiri. " ujar gadis itu sedikit ketus. Jisung yang melihat respon gadis itu mendadak langsung naik pitam, udah ditawarin baik-baik eh malah nolak. Ia melirik jam tangannya lagi, empat menit lagi bel masuk akan berbunyi dan Jisung tidak mau membuang-buang waktu sekarang ini.

Dengan rasa bodo amatnya Jisung langsung melajukan motornya kembali dengan kecepatan yang lebih tinggi, toh gadis itu tidak mau menerima tawarannya jadi ya tidak masalah jika Jisung meninggalkan gadis itu sendirian begitu saja di sana.

Jarak sekolah sudah semakin dekat tetapi Jisung malah menjadi tidak tenang jadinya. Ia tetap kepikiran dengan nasib cewek judes yang tadi itu, mengapa bisa ia terlambat dan malah berjalan kaki seperti tadi bukannya malah memesan taksi atau ojek online supaya bisa sampai sekolah tepat waktu? Apa jangan-jangan nasib keluarga anak yang tadi itu sangat mengkhawatirkan sampai-sampai tidak bisa membayar ongkos kendaraan untuk pergi ke sekolah?

Dengan banyak prasangka buruk di otaknya Jisung menjadi tidak tega dan langsung memutar balik motornya menuju tempat gadis itu tadi. Jisung berharap gadis itu masih ada di sana dan tidak pergi terlalu jauh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEET UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang