•Kiara•|•1•

126 19 2
                                    

_Jangan merasa bangga, lo nggak di anggap nanti jatohnya malu_
•Kiara Putri•

———

Di dalam kamar ada seorang gadis yang tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, ia adalah Kiara Putri.

Setelah siap, ia pun segara keluar dari kamar tetapi ia tak sengaja melihat foto keluarganya dulu, saat ia masih menjadi princess di keluarganya itu, tapi sekarang sudah tidak ia dibuang oleh kedua orang tuanya, mereka hanya membawa kedua abangnya saja.

Kiara tersenyum miring, lalu membantin 'You idiots'.

Setelah itu, ia segera keluar dari kamarnya dan segera menuju ruang makan, ia mendapati mamanya sedang berkutat dengan alat-alat dapur.

"Morning mama ku sayang" sapa Kiara.

"Morning too dear" balas Risa a.k.a mama tiri Kiara.

Setelah menyapa mama nya, kiara duduk di kursi biasanya saat ia sarapan.

"Mau makan apa Ki?" tanya Risa.

"Roti selai blueberry aja mam" jawab Kiara.

Risa pun mengangguk, lalu menyiapkan apa yang diingunkan putri angkatnya itu, setelah itu mereka makan dengan tenang, lalu Kiara berpamitan pada Risa.

"Ma, aku udah selesai sarapannya, aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum" pamit Kiara sembari mencium punggung tangan Risa.

"Waalaikumsalam"

✨✨✨

Tak jauh berbeda dengan kediaman Kiara, sekarang di kediaman Leonardo Saputra Raquella pun sedang sarapan di meja makan, tetapi bedanya tak ada percakapan apapun di sana sehingga adik tiri Leon bersuara.

"Bang, nanti berangkat nya Arsya bareng abang ya" pinta Marsya Frissca Raquella a.k.a adik tiri Leon.

"Gak!" Bantah Leon.

"Abangg, sekali aja kan Arsya ade--" ucap Marsya terpotong.

BRAK

"GUE BILANG ENGGAK YA ENGGAK! SATU LAGI LO BUKAN ADEK GUE PAHAM?! ADEK GUE CUMA SATU YAITU URI DAN BUKAN LO!" bentak Leon.

Prasetya a.k.a papa Leon, Vania a.k.a mama tiri Leon, dan marsya terkejut.

Setelah mengucapkan itu Leon, berlalu dari meja makan begitu saja.

'apakah kamu tidak bisa menerima mama dan adik tiri kamu nak?' batin Prasetya.

"Huft, yasudah Arsya berangkat sama papa ya" hibur Prasetya.

Marsya mengganguk lesu, ekspetasi nya untuk memamerkan abangnya pupus begitu saja.

"Sayang, aku berangkat kerja dulu ya" pamit Prasetya kepada Vania.

"Iya mas, hati-hati" ujar Vania.

Setelah Prasetya dan Marsya pergi, tinggalah Vania seorang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang