"Cut!" Seruan sang sutradara mengakhiri rangkaian syuting hari ini. Jarum jam menunjukkan tepat pukul sebelas waktu Beijing. Seluruh kru dan pemain yang terlibat bersiap-siap untuk pulang termasuk Zhang Zehan salah satu pemeran utama pria.
Sebuah pesan singkat masuk dan Zhang Zehan membukanya. "Mari pulang bersama." Begitulah isi pesan itu. Zhang Zehan mengetik balasan singkat "Ya" ditambah emoji berbentuk hati berwarna merah.
"Chengcheng, kau saja yang pulang bersama Xianxian. Aku akan pulang sendiri," titahnya pada manager dan asistennya.
"Kenapa tidak pulang bersama saja?" tanya Chengcheng heran.
"Sudah terlalu malam. Nanti kalian terlambat kalau mengantarku dulu. Tenang saja. Aku baik-baik saja pulang sendiri. Sudah, ya. Aku duluan," Zhang Zehan ngeloyor saja sebelum Chengcheng bertanya lagi.
Zhang Zehan memakai sweater abu-abunya hingga menutupi dagunya. Ia juga mengenakan topi adidas dan kacamata keluaran Bulgari untuk menyamarkan wajahnya. Maklum saja menjadi artis selama kurang lebih sepuluh tahun membuatnya dikenal jutaan umat terutama di Cina. Sangat tidak nyaman kalau malam-malam begini setelah lelah syuting harus meladeni penggemar. Apalagi ia seorang diri.
Sesampainya di basement, Zhang Zehan langsung menuju tempat parkir yang disebutkan Gong Jun, kekasihnya, yang juga merupakan aktor utama dalam drama yang ia bintangi sekarang. Keduanya terlibat cinta lokasi saat berperan dalam drama yang sama dan diam-diam menjalin hubungan sekitar sebulan ini.
"Hai, sayang. Kau pasti lelah kan?" sapa Gong Jun ketika sang kekasih telah duduk di jok samping kemudi. Seulas senyum pun tak lupa ia persembahkan untuk kekasihnya itu.
"Tentu saja aku lelah. Pemain baru itu benar-benar merepotkan. Aku sampai harus mengulang tujuh kali gara-gara dia," keluh Zhang Zehan.
Gong Jun tersenyum manis dan mengulurkan lengannya untuk meraih tubuh kekasihnya,"Kemarilah, biar kupeluk kau. Bagaimana, sudah lebih baik?"
"Hm, jauh lebih baik. Terimakasih," sahut Zhang Zehan.
Gong Jun mengemudikan mobilnya di jalanan sambil mengelus lembut jari jemari lentik Zhang Zehan. Meskipun Zhang Zehan ini laki-laki, tapi seorang artis tetaplah artis. Tubuhnya selalu terawat dengan baik. Kulitnya putih dan mulus. Gong Jun suka menyentuh kulitnya yang halus itu.
"Jadi kerumahku atau ke hotel?" tanya Zhang Zehan.
"Menurutmu lebih nyaman dimana, hm?" tanya Gong Jun dengan raut menggoda.
Kini Zhang Zehan yang menggenggam tangan Gong Jun yang tidak menyetir. "Waktu itu kita sudah bermain dirumahku. Kurasa kau jangan terlalu sering main ke apartemenku, bisa-bisa nanti paparazzi mengetahui hubungan kita."
"Jadi menurutmu sebaiknya kita ke hotel saja?"
"Hm, kita juga tidak perlu repot mencuci seprai setelahnya," jawab Zhang Zehan.
"Sesuai permintaanmu, sayang." Kembali Gong Jun menggoda kekasih prianya itu.
Mereka cukup beruntung karena tak jauh dari lokasi syuting mereka tadi terdapat sebuah hotel bintang lima yang keamanannya sangat bagus. Sehingga privasi mereka bisa terjaga.
Sesampainya di kamar hotel, tanpa aba-aba Gong Jun memeluk pinggang ramping Zhang Zehan dari belakang. Namun tak bertahan beberapa detik Zhang Zehan melepaskan pelukan itu.
"Lao Gong, aku mau mandi dulu."
"Tidak perlu mandi kau sudah harum, sayang." Gong Jun menciumi telinga hingga pundak Zhang Zehan. Zhang Zehan menjauhkannya dengan halus.