Chapter 1: Living Doll
~o~o~o~
Disclaimer: Naruto hanya milik Masashi Kishimoto, saya cuma pinjem karakternya saja
Uchiha Sasuke adalah seorang perampok yang melakukan aksinya karena hobi. Hobi? Benar, hanya hobi, karena sebenarnya ia memiliki perusahaan yang cukup besar dan terkenal. Ia tidak tahu perasaan aneh ini berawal dari sejak kapan, yang jelas ia merasakan sensasi yang menyenangkan setelah mengambil barang yang ia inginkan.
Barang yang diambil sebenarnya barang yang tidak terlalu berharga, malah terkesan sepele. Bahkan sebenarnya bisa saja barang tersebut ia beli dengan uang miliknya. Tapi rasanya tidak puas kalau tidak mendapatkannya dengan cara mengambilnya secara ilegal.
Sasuke juga punya kebiasaan memilih rumah terlebih dahulu sebelum melakukan aksinya. Ia tidak memandang rumah tersebut mewah, sederhana, atau bahkan gubuk sekalipun. Kalau ia tertarik pada rumah tersebut, ya rumah itulah targetnya.
Suatu hari ia menemukan target rumah yang akan ia ambil barangnya. Sebelum itu, ia mengumpulkan terlebih dahulu informasi mengenai pemilik rumah tersebut dan siapa saja penghuninya.
Rumah targetnya kali ini adalah sebuah rumah yang bisa dikatakan besar tapi tidak terlalu mewah. Apalagi setelah diselidiki, penghuninya hanya sepasang suami istri berusia paruh baya.
Sasuke melakukan aksinya pada waktu mereka melakukan perjalanan ke luar kota, pastinya rumah tersebut dalam keadaan kosong. Akan lebih memudahkan Sasuke mengambil barang yang menurutnya menarik, ini tidak akan membuang waktu lama-pikirnya.
Begitu sampai di rumah tersebut, benar saja rumah ini benar-benar kosong. Tidak ada tanda-tanda makhluk bernyawa di dalamnya. Sasuke memilih rumah ini karena hanya terdapat sedikit jendela. Mungkin bisa dihitung jari jumlah jendela di rumah sebesar ini. Apakah yang tinggal di rumah ini semacam vampir? Namun, Sasuke tidak tertarik untuk mengetahuinya lebih jauh.
Sasuke memasuki rumah tersebut melewati satu-satunya jendela yang terbuka, ia sempat berpikir hal ini sangat aneh. Karena, mana mungkin orang yang pergi ke luar kota bisa dengan cerobohnya meninggalkan satu jendela terbuka bebas?
Lalu, Sasuke melihat keadaan sekitar yang cukup tersembunyi dari dunia luar. Bisa saja pemilik rumah berpikir, kalau tidak akan ada yang menyadari jendela tersembunyi ini akan terlihat oleh orang yang berlalu lalang di depan rumah. Dan mungkin alasannya agar sirkulasi udara di rumah ini tetap terjaga dengan baik.
Lihat saja! Rumah sebesar ini hanya memiliki sedikit jendela. Benar-benar tidak masuk akal.
Walaupun ia tahu di dalam tidak ada penghuninya, ia tetap masuk dengan langkah pelan. Seperti kebiasaannya kalau "mengunjungi" rumah orang lain. Sasuke melakukan aksinya seperti biasa, ia mulai mengambil barang-barang yang menurutnya menarik. Mulai dari sendok sampai hiasan-hiasan kecil yang dipajang di rak.
Begitu selesai dengan lantai 1, ia mencoba menaiki lantai 2, siapa tahu menemukan barang yang tak kalah menarik seperti di lantai dasar. Sesampainya di anak tangga terakhir, ia mengamati sekitar dengan jeli. Biasanya Sasuke tidak terlalu tertarik memasuki kamar orang lain, ia hanya tertarik mencuri barang yang ada di ruang terbuka seperti ruang keluarga atau ruang tamu.
Namun, entah kenapa ada satu kamar yang membuat Sasuke ingin sekali ia masuki. Ia baru pertama kali merasakan perasaan keinginan berlebih seperti ini. Beberapa kali ia meyakinkan diri kalau memasuki kamar orang lain itu tidak baik-ucap seseorang yang memasuki rumah orang lain tanpa izin. Tapi kali ini ia merasa harus memasuki kamar tersebut. Apakah ada sesuatu yang lebih menarik dari barang-barang yang sudah ia ambil sebelumnya?
Dengan langkah berat, ia membuka kenop pintu kamar tersebut dengan sangat pelan dan hati-hati. Padahal ia sendiri tahu kalau penghuni rumah sedang tidak ada di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye
FanfictionUchiha Sasuke adalah seorang perampok yang melakukan aksinya karena hobi. Di salah satu rumah targetnya ia menemukan gadis aneh yang menawarkan diri untuk diculik olehnya. "Kalau kau mengambil jepit rambutku ... kau harus mengambilku juga." "Hah?" A...