3. Lost Child

272 48 6
                                    

Chapter 3: Lost Child

~o~o~o~

Disclaimer: Naruto hanya milik Masashi Kishimoto, saya cuma pinjem karakternya saja

Tak terasa sudah satu minggu Sakura tinggal di rumah Sasuke, Sasuke pun lambat laun mulai menerima kehadiran seseorang di rumahnya. Sakura tidak banyak tingkah, ia bahkan benar-benar gadis yang penurut. Semua pekerjaan rumah bisa diselesaikan dengan baik.

Namun, setiap kelebihan pasti ada kekurangan.

Sakura gadis yang tidak pernah keluar rumah, otomatis ia tidak tahu cara bersosialisasi dengan orang lain. Misalnya berbelanja. Sakura memang tidak sebodoh itu dengan uang, tapi ia masih bingung bagaimana cara menggunakan selembar kertas ber-angka yang digunakan orang-orang untuk bertransaksi. Jadi, memang tidak ada gunanya memberikan Sakura gaji berupa uang.

Terpaksa Sasuke harus menemaninya berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti membeli daging, sayur-sayuran, dan bahan pokok lainnya selain tomat.

Sasuke yang tidak pandai tawar-menawar, kali ini berani membawa Sakura ke sebuah pasar tradisional. Dua orang yang buruk dalam bersosialisasi pergi ke pasar tradisional yang penuh hiruk pikuk orang-orang berbelanja.

"Kau yakin kita akan berbelanja di sini?" bisik Sakura sambil berusaha tetap berada di dekat Sasuke, di sini terlalu padat manusia.

"Kau sendiri yang minta."

"Aku tidak tahu kalau ternyata pasar tradisional seperti ini." Sasuke hanya mengendikkan bahunya pasrah, kalau perlu disalahkan ini semua salah Sakura. "Kalau begitu, kita ke supermarket saja seperti biasa. Aku ... aku tidak tahan dengan keramaian," lanjut Sakura yang wajahnya mulai memucat.

Sasuke yang melihat wajah Sakura menjadi pucat mendadak panik dan menarik tangan Sakura menjauh dari keramaian. Ia baru sadar kalau Sakura tidak pernah dihadapkan pada situasi seperti ini, mungkin ini membuat Sakura sedikit stress.

Mereka akhirnya menjauh dari tengah pasar, sekarang mereka berada di sebuah gang yang tidak terlalu ramai oleh lautan manusia. Sakura terlihat ngos-ngosan, ia kesulitan meraup napas seperti baru berlari. Sasuke dengan wajah datar, diam-diamkhawatir melihat keadaan Sakura.

Ia melihat ke sekeliling, di sini tidak terlalu banyak orang berlalu lalang. Sebaiknya ia membelikan minum untuk Sakura, tapi ia tidak melihat orang berjualan air minum di sekitar sini.

Sakura menyenderkan tubuhnya ke dinding gang, ia benar-benar merasa lelah. Ternyata berdiri di antara lautan manusia benar-benar tidak enak, begitu menguras energi. Lebih baik ia membersihkan rumah Sasuke 3 keliling, daripada harus berdiri di tengah keramaian walau hanya 10 detik.

Dalam waktu singkat, akhirnya Sakura berhasil mengatur napasnya menjadi normal kembali. Ia sudah merasa lebih baik. Tanpa sadar Sasuke daritadi menggenggam tangannya dan dengan sensasi hangat itu membuat Sakura cepat pulih.

"Sasuke, aku tidak mau ke pasar tradisional lagi," keluh Sakura.

"Kubilang juga apa! Kau keras kepala," tuduh Sasuke.

Sakura hanya mengangguk patuh mendengar omelan dari Sasuke. Ia terlihat seperti anak kecil yang ketahuan memecahkan barang, kemudian dimarahi orang tuanya.

Sasuke sebenarnya sudah kesal dan ingin memarahi Sakura. Namun, melihat keadaan Sakura tadi membuatnya mengurungkan niat untuk mengomelinya. Sasuke mencoba mencari jalan keluar agar mereka bisa kembali ke tempat parkir di mana ia memarkir mobilnya.

Tiba-tiba matanya tak sengaja menatap ke sebuah kertas selebaran yang tertempel di dinding tepat di sebelah kepala Sakura. Itu selebaran orang hilang. Terdapat foto beserta ciri-ciri orang hilang tersebut dipajang dengan jelas dalam satu lembar kertas.

Don't Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang