Start

37 2 0
                                    

"Bunda nitip Liza sama kamu ya Bri." Ujar Bunda ketika hendak pamit

"Siap laksanakan bun." Jawab Brian sambil melakukan sikap hormat

"Bunda pulang dulu ya. Kamu jangan lupa kalau ada perlu calling bunda sama ayah aja langsung. Assalamualaikum." Ucap bunda lalu keluar dari apartment Ghea

"Waalaikumsalam." Jawab mereka kompak

"Bang bantuin beres-beres dong. Banyak tuh kotaknya." Ghea memajukan mulutnya ke arah tumpukan kotak.

"Gak ah! Gw sibuk!" Tolak Brian sambil jalan ke sofa lalu merebahkan badannya.

"Dih! Sibuk tapi malah goleran gitu!" Cibir Ghea. Yang disindir mah anteng aja.

   Kesal karena di cuekin, Ghea menarik tubuh Brian hingga jatuh dari sofa. Lalu menyeretnya ke pintu. Yang diseret berontak dan milih berdiri. Hal itu memudahkan Ghea mendorong Brian ke luar dari apart nya.

"Liz lu apa-apaan sih?!"  Brian berhenti tepat di pintu apartment Ghea yang masih tertutup

"Dari pada ngabisin oksigen di apart gw, mending lu  balik ke apart lu." Ghea membuka pintu apartnya lalu mendorong Brian keluar.

"Sono hush." Dorong Ghea hingga Brian menabrak seorang pria tinggi berkacamata.

"Eh, sorry sorry." Ujar Ghea kaget

"Sorry ya adek gw..." Ucap Brian berhenti

"Ternyata elo, gw kira siapa." Ujar Brian begitu tahu siapa yang dia tabrak.

"Widih, rapi bener. Mau kemana?" Tanya Brian setelah melihat pria itu dari bawah - atas

"Nyokap minta di anterin. Gw duluan ya." Jawabnya dingin

"Jan lupa bawa makanan pulang ya!" Sahut Brian

"Siapa tuh bang? Dingin bat ngalahin kulkas 2 pintu." Tanya Ghea begitu pria tadi mehilang ke lift.

"Temen gw, apartnya yang no  605 pas banget sebelahan sama lu. Kenapa? Naksir lu?" Goda Brian

"Dih gw cuman nanya. Dah sono pergi, hush!" Ujar Ghea sambil menutup pintu apartnya

"Oke. Liza, mari mulai beres - beres nya. Fighting!" Ujar Ghea sambil memasang earphone nya dan menyetel playlist favoritnya.

   Hari itu adalah hari pertama Ghea Eliza atau yang biasa di panggil Liza oleh orang terdekatnya, secara resmi tinggal sendiri. Setelah bersusah payah membujuk ayahnya agar mengizinkan Ghea untuk mandiri. Ghea berusaha mandiri dan meringankan beban orang tuanya yang sultan karena bibir - bibir lemes netizen. Selain itu Ghea ingin mencoba sesuatu yang baru. Ia memutuskan untuk membuka cafe kecil - kecillan sebagai penghasilan utamanya.
   Cafe dengan nuansa modern dan juga warna-warna soft. Hidangan yang ada adalah kuliner korea, Indonesia, dan juga berbagai dessert. Walaupun seorang k-popers, Ghea tidak mendekor cafe nya terlalu rame. Itu bertujuan agar semua kalangan dapat bersantai di cafe nya. Tapi tidak sedikit event yang diadakan para k-popers di cafe itu. Cafe kecilnya dia beri nama GH Town. Nama itu terinspirasi dari nama agensi k-pop yang dia sukai.

 Nama itu terinspirasi dari nama agensi k-pop yang dia sukai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Apartment Lantai 06Where stories live. Discover now